Rubrik
Olahraga
Berita Utama
Inspirasi
Finansial
Jawa Tengah
Dikbud
Opini
International
Nasional
Iptek
Bisnis & Investasi
Nusantara
Naper
Metropolitan
Jawa Timur
Berita Yang lalu
Audio Visual
Pergelaran
Otonomi
Rumah
Teknologi Informasi
Investasi & Perbankan
Makanan dan Minuman
Ekonomi Internasional
Sorotan
Ilmu Pengetahuan
Properti
Swara
Teropong
Telekomunikasi
Bentara
Muda
Kesehatan
Pendidikan Dalam Negeri
Esai Foto
Agroindustri
Furnitur
Otomotif
Pendidikan Luar Negeri
Bahari
Jendela
Pustakaloka
Ekonomi Rakyat
Fokus
Wisata
Dana Kemanusiaan
Musik
Info Otonomi
Tentang Kompas
Kontak Redaksi

 

 

Otonomi
Selasa, 24 Juni 2003

Kabupaten Polewali Mamasa

PERJALANAN menyusuri pantai barat Sulawesi cukup membosankan. Sejauh mata memandang, di sisi kiri hanya tampak laut membiru dan jejeran perahu nelayan. Begitu pula di sisi kanan, hamparan padi menguning seolah- olah dibentengi perbukitan. Perasaan waswas terus menghantui karena mobil angkutan umum selalu dipacu dengan kecepatan tinggi melewati daerah ini.

MEMASUKI Kecamatan Binuang, pintu gerbang Polewali Mamasa (Polmas) sebelah timur, meskipun pemandangan yang dilihat tetap sama, hati mulai lega. Kali ini kecepatan mobil mulai diturunkan. Perjalanan menuju pusat kota kecamatan melalui daerah-daerah pertanian. Pertama orang akan sampai di Polewali, pusat perdagangan dan jasa. Untuk mencapai pusat pemerintahan di Pekkabata, perjalanan kembali harus diteruskan melalui daerah pertanian.

Memang, urat nadi perekonomian Polmas adalah pertanian. Tahun 2001, sebesar 62,6 persen kegiatan ekonomi didominasi pertanian. Didukung ketersediaan 69.986 hektar lahan kering dan 27.161 hektar lahan sawah, kegiatan pertanian didominasi tanaman pangan dan perkebunan. Wilayah topografinya yang terdiri atas dataran tinggi dan dataran rendah, membuat struktur ekonomi kedua daerah itu berbeda. Sembilan kecamatan di bagian selatan mengandalkan pertanian dan perikanan. Sementara enam kecamatan di bagian utara memiliki lahan perbukitan dan pegunungan sehingga sebagian masyarakat bermata pencaharian di bidang perkebunan.

Masyarakat yang bekerja di bidang pertanian tanaman pangan 26 persen, dan nilai kegiatan ekonominya Rp 319 miliar. Angka ini di bawah perkebunan. Akan tetapi, laju pertumbuhan pertanian tanaman pangan selama empat tahun 3,48 persen (1997-2001), lebih stabil dibanding perkebunan yang laju pertumbuhannya negatif 0,11 persen. Padi merupakan unggulan tanaman pangan Polmas dengan sentra di Kecamatan Wonomulyo, Polewali, dan Campalagian.

Angka produksi padi dalam lima tahun rata-rata meningkat 4,6 persen. Tahun 2001 produksi padi pernah turun hingga 9,6 persen dari tahun sebelumnya, sebagai dampak pembangunan Bendungan Sekha-Sekha. Tahun 2002, produksi padi 257.740 ton gabah kering giling dan surplus beras 92.562 ton. Kelebihan pasokan beras sebagian digunakan sebagai stok nasional dan diperdagangkan di Majene, Mamuju, dan Makassar, serta Pulau Kalimantan melalui Pelabuhan Pare-pare, Mamuju, Majene, dan Polewali.

Keberhasilan pertanian padi di kabupaten yang khas dengan sarung mandarnya ini tidak bisa lepas dari jerih payah transmigran Jawa zaman Kolonial Belanda, yang membuka hutan belantara dijadikan lahan pertanian. Transmigran yang mayoritas tinggal di Wonomulyo menularkan sistem pertanian dan tradisi Jawa kepada masyarakat setempat. Hingga kini sistem pertanian sangat maju dan menggunakan mekanisasi pertanian. Saat membajak sawah, tak ada lagi petani menggunakan sapi atau kerbau. Di daerah ini berkembang pula toko-toko penjual alat dan mesin pertanian serta balai bibit Dinas Pertanian.

Gabah kering panen dari petani langsung dibawa ke penggilingan padi milik koperasi unit desa (KUD) maupun non- KUD. Sebanyak 486 usaha penggilingan padi tersebar di Wonomulyo, Tapango, Mapili, dan Polewali. Beras ini selanjutnya dijual ke pasar lokal, pasar luar pulau, dan dibawa ke depot logistik. Ratusan usaha penggilingan padi ini selain memberi manfaat bagi masyarakat, diharapkan memberi masukan kas pemerintah daerah (pemda) lewat pendapatan asli daerah. Tahun anggaran 2003, pemda menargetkan pemasukan Rp 20 juta lewat pajak.

Selain pertanian tanaman pangan ada perkebunan. Bidang usaha ini memberikan sumbangan terbesar kegiatan pertanian tahun 2002 sebesar Rp 338,5 miliar. Kegiatan ekonomi yang didominasi perkebunan kakao dan kelapa dalam ini berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat dan menciptakan lapangan kerja, mengingat 40,8 persen masyarakat sebagai petani perkebunan.

Kakao yang dikembangkan di Polmas merupakan salah satu penyumbang ekspor kakao nasional. Produksi tahun 2002 sebesar 42.562 ton, meningkat 44 persen dari tahun sebelumnya. Diikuti peningkatan areal tanam 25,7 persen. Peningkatan luas areal disebabkan petani jambu mete dan kapuk melakukan konversi ke tanaman kakao yang lebih menguntungkan.

Panen kakao di Polmas jatuh bulan Mei dan Juni. Pada bulan- bulan ini di sepanjang jalan Binuang–Tinambung tampak hamparan kakao dijemur di kanan kiri jalan. Sayangnya, harga jual kakao kering maupun yang difermentasi Rp 13.000 per kilogram. Hal ini disebabkan mutu kakao yang rendah dan harga jual yang dikuasai tengkulak. Menghadapi kondisi ini, pemda berupaya memberikan tambahan keterampilan kepada petani kakao. Diharapkan, lewat keterampilan ini, produktivitas kakao bisa ditingkatkan. Selain itu, pemda juga memfasilitasi kerja sama antara petani dan eksportir, khususnya kakao.

Kelapa dalam, selain ditanam tumpang sari dengan kakao, banyak ditanam di pinggiran pantai. Produksi kelapa dalam tahun 2002 sebesar 25.074 ton, sebagian diolah menjadi berbagai macam produk. Air kelapa setelah difermentasi diolah menjadi nata de coco melalui industri rumah tangga. Sabut kelapa dan serbuknya diolah oleh usaha pengolahan kelapa terpadu, yang hasilnya digunakan untuk bahan dasar jok dan lapisan genteng.

Setahun setelah Kabupaten Polmas mekar menjadi Kabupaten Polmas dan Kabupaten Mamasa, sedikit demi sedikit Polmas mulai menggarap potensi pertanian. Namun, selepas pemekaran, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Masyarakat di Kecamatan Mambi, Aralle, dan Tabulahan berkehendak bergabung kembali dengan Kabupaten Polmas. Padahal, secara yuridis telah ditetapkan menjadi wilayah Kabupaten Mamasa.

M Puteri Rosalina/ Litbang Kompas

Search :
 
 

Berita Lainnya :

·

Kabupaten Polewali Mamasa

·

Perbaiki SDM untuk Kelola SDA



 

 

Design By KCM
Copyright © 2002 Harian KOMPAS