Rubrik
Olahraga
Berita Utama
Inspirasi
Finansial
Jawa Tengah
Dikbud
Opini
International
Nasional
Iptek
Bisnis & Investasi
Nusantara
Naper
Metropolitan
Jawa Timur
Berita Yang lalu
Audio Visual
Pergelaran
Otonomi
Rumah
Teknologi Informasi
Investasi & Perbankan
Makanan dan Minuman
Ekonomi Internasional
Sorotan
Ilmu Pengetahuan
Properti
Swara
Teropong
Telekomunikasi
Bentara
Muda
Kesehatan
Pendidikan Dalam Negeri
Esai Foto
Agroindustri
Furnitur
Otomotif
Pendidikan Luar Negeri
Bahari
Jendela
Pustakaloka
Ekonomi Rakyat
Fokus
Wisata
Dana Kemanusiaan
Musik
Info Otonomi
Tentang Kompas
Kontak Redaksi

 

 

Otonomi
Kamis, 26 Juni 2003

Kabupaten Buol

KONDISI jalan raya pantai utara yang rusak di beberapa bagian tidak jarang menjadi berita besar di berbagai media. Kondisi jalan yang buruk di jalur pantai utara tetap masih lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi jalan menuju Kabupaten Buol di Provinsi Sulawesi Tengah.

JARAK ibu kota Kabupaten Buol dengan Palu, ibu kota provinsi, tidak kurang dari 573 kilometer. Melalui darat, jarak itu ditempuh dalam waktu sekitar 18 jam. Jika pun jalan sudah beraspal, di beberapa bagian terdapat lubang-lubang selebar 20-50 sentimeter kedalaman 5-10 sentimeter.

Kondisi serupa, tapi tak sama dijumpai bila memasuki kabupaten ini dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Terdapat empat jembatan putus di Desa Kuala Besar, Oyak, Lintidu, dan Lumoto, Kecamatan Paleleh. Tidak ada cara lain untuk melintas. Kendaraan harus melalui dasar sungai. Perhitungan waktu melintas menjadi sangat penting. Sungai tidak bisa dilewati jika air pasang. Kalau ini terjadi, suka tidak suka pelintas harus menunggu hingga permukaan air surut. Prasarana yang rusak membuat jarak 152 kilometer dari kabupaten tetangga di bagian timur itu ditempuh sembilan jam.

Permukaan berkerikil juga mendominasi hampir seluruh jalan di Buol. Ruas jalan Buol 429 kilometer terdiri dari 184 kilometer jalan negara dan 245 kilometer jalan kabupaten. Dari panjang jalan yang berstatus milik kabupaten, tercatat 20 kilometer dalam kondisi baik, 70 kilometer kondisi sedang. Jalan dengan kondisi rusak dan rusak berat masing-masing 65 kilometer dan 90 kilometer.

Kondisi jalan yang buruk masih ditambah minimnya daya listrik dan sarana telekomunikasi. Listrik yang berkapasitas 2.690 kw hanya mampu berfungsi 12 jam: saat magrib hingga menjelang matahari terbit. Kebutuhan listrik siang hari di perkantoran disuplai mesin diesel milik sendiri. Sarana telekomunikasi, Buol memiliki dua kantor pos dan telepon dengan 1.000 satuan sambungan telepon. Saluran telepon itu relatif baru tersedia tahun 2001.

Parahnya kondisi perhubungan darat membuat pemerintah kabupaten lebih banyak mengalokasikan dana belanja pembangunan untuk sektor transportasi, dibanding 20 sektor lainnya. Dalam Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah tahun 2002 untuk sektor itu disediakan tidak kurang Rp 14 miliar. Jumlah ini menghabiskan tidak kurang 31 persen dari Rp 46,5 miliar belanja pembangunan.

Prasarana perhubungan darat yang memadai selain menunjang aktivitas masyarakat sehari-hari juga menyokong kegiatan perekonomian Buol. Kabupaten yang lahir 12 Oktober 1999 ini memiliki satu bandar udara dan empat pelabuhan. Bandara Pogogul, seperti nama gunung yang terlihat saat memasuki perairan kabupaten ini dari lautan lepas, terletak di Desa Lamadong, Kecamatan Momunu. Bandara yang dikelola Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, memiliki landasan pacu 750 m dengan lebar 23 meter. Setiap hari Rabu, landasan yang berupa lapangan rumput ini disinggahi pesawat Cassa 212 milik Merpati.

Pelabuhan laut Buol masing-masing Pelabuhan Leok, Paleleh, Kumaligun, dan yang terbesar Pelabuhan Lokodidi, mampu dirapati kapal dengan kapasitas di atas 1.000 gross ton. Pelabuhan Lokodidi di Kecamatan Bunobogu berfungsi sebagai pelabuhan utama lalulintas penumpang dan barang. Pelabuhan ini menjadi penunjang kegiatan ekonomi di bidang perdagangan. Barang-barang kebutuhan masyarakat, seperti sandang, papan, dan elektronik, yang tidak dapat dipenuhi sendiri, didatangkan dari Surabaya.

Kegiatan perdagangan menghasilkan tidak kurang dari Rp 41,5 miliar dan menjadi penyumbang terbesar kedua kegiatan ekonomi Buol. Komoditas kabupaten ini lebih banyak berasal dari perkebunan seperti kopra, kakao, kopi, dan cengkeh.

Tanah Buol cocok ditanami bahan pangan, seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang kedele, dan kacang hijau, dan menjadi gantungan hidup 57 persen penduduk. Bila melihat penduduk yang terlibat dalam lapangan usaha pertanian secara keseluruhan, kegiatan ekonomi ini menjadi mata pencarian utama yang menyerap tidak kurang 73 persen penduduk. Pertanian merupakan kontributor utama kegiatan ekonomi Buol. Nilai ekonomi yang dihasilkan Rp 215,6 miliar atau sekitar 57,9 persen dari total kegiatan ekonomi tahun 2001 (Rp 372,2 miliar).

Dari berbagai komoditas pertanian yang dihasilkan Buol, kelapa sawit menjadi komoditas unggulan. Tanaman ini menurut hasil pengujian salah satu pabrik minyak goreng di Surabaya, menghasilkan minyak goreng kualitas tinggi. Kandungan asam lemaknya kurang dari tiga persen. Lokasi perkebunan kelapa sawit Buol di Kecamatan Bunobogu, Bokat, dan Biau. Dari areal seluruhnya 12.493,07 hektar, terdapat 9.982,31 hektar lahan tanaman menghasilkan (TM). Tandan buah segar yang diperoleh dari TM 104.891 ton menghasilkan 25.693 ton minyak sawit mentah. Kelapa sawit itu diolah dalam satu pabrik minyak berkapasitas produksi 45 ton TBS per jam.

Perusahaan kelapa sawit swasta yang beroperasi di Buol sejak tahun 1994 ini menampung 3.282 tenaga kerja. Selain menyediakan lapangan usaha, pengolahan perkebunan kelapa sawit ini memberikan pemasukan bagi kas kabupaten. Pada tahun 2002 dari minyak kelapa sawit mentah dan minyak biji kelapa sawit (kernel), kas kabupaten masing-masing memperoleh sedikitnya Rp 123 juta dan Rp 6 juta.

Selain dari pertanian, Buol memiliki potensi pertambangan. Di Kecamatan Paleleh, misalnya, terdapat potensi tambang emas dan biji besi. Kecamatan Momunu memiliki batu bara dan di Kecamatan Biau terdapat pasir kwarsa dan gas. Sayangnya, belum ada data akurat mengenai deposit potensi tambang ini. Perbaikan sarana dan prasarana perhubungan darat akan membantu kabupaten ini mengembangkan potensi sumber kekayaan alam hayati yang dimiliki.

B E JULIANERY/Litbang Kompas

Search :
 
 

Berita Lainnya :

·

Kabupaten Buol

·

Menanti "Berkah" Pemerintah Pusat



 

 

Design By KCM
Copyright © 2002 Harian KOMPAS