Rubrik
Olahraga
Berita Utama
Inspirasi
Finansial
Jawa Tengah
Dikbud
Opini
International
Nasional
Bisnis & Investasi
Nusantara
Naper
Metropolitan
Jawa Timur
Berita Yang lalu
Audio Visual
Pergelaran
Otonomi
Rumah
Teknologi Informasi
Investasi & Perbankan
Makanan dan Minuman
Ekonomi Internasional
Teropong
Sorotan
Ilmu Pengetahuan
Properti
Swara
Telekomunikasi
Bentara
Muda
Kesehatan
Pendidikan Dalam Negeri
Esai Foto
Agroindustri
Furnitur
Otomotif
Pendidikan Luar Negeri
Bahari
Jendela
Pustakaloka
Ekonomi Rakyat
Fokus
Wisata
Dana Kemanusiaan
Musik
Info Otonomi
Tentang Kompas
Kontak Redaksi

 

 

Otonomi
Rabu, 02 Juli 2003

Kabupaten Boalemo

EMBUSAN angin laut segera menerpa wajah dan mengibarkan rambut begitu memasuki ruang terbuka dalam sebuah pondok terapung di Desa Pentadu Timur, Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo. Udara panas yang menyengat kulit saat memasuki pondok yang berfungsi sebagai rumah makan khusus ikan bakar mendadak sirna. Suhu dalam ruangan disejukkan oleh angin laut yang mengisi seluruh ruang. Debur ombak Pantai Tilamuta, Gorontalo yang terhubung dengan perairan Teluk Tomini menjadi musik indah mengiringi lidah merasakan kelezatan ikan baronang bakar.

KABUPATEN ini memiliki beragam wisata alam. Itu tidak terlepas dari kondisi geografis wilayah yang berbatasan dengan Laut Sulawesi di sebelah utara dan Teluk Tomini di sebelah selatan. Di Kecamatan Tilamuta saja terdapat tiga obyek tujuan wisata: Pantai Boalemo Indah di Desa Bolhutuo, Pulau Pasir Putih di depan Desa Bajo, dan Air Terjun Ayuhulalo di Desa Ayuhulalo. Kabupaten ini memiliki dua taman laut: Taman Laut Pulau Bitila di Desa Pentadu, Kecamatan Paguat dan Taman Laut Pulau Limba di Desa Limbatihu, Kecamatan Paguyaman.

Selain wisata alam, daerah ini memiliki wisata budaya. Jenis wisata yang diunggulkan adalah perkampungan suku Bajo dengan bangunan rumah di atas air laut di Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta. Wisata budaya lain adalah Tari Sabe, merupakan atraksi alami berupa tarian di atas bara api dengan kekuatan magis. Tarian ini bisa dinikmati di Desa Ayuhulalo yang juga berada di Kecamatan Tilamuta.

Pertanian merupakan sektor unggulan kabupaten dalam pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB). Dalam PDRB Boalemo tahun 2002-sebelum kabupaten ini mengalami pemekaran dengan Kabupaten Pohuwato pada 25 Februari 2003-lapangan usaha pertanian menjadi mata pencarian lebih dari separuh penduduk. Aktivitas ekonomi dari kegiatan agraris ini memberikan tidak kurang Rp 237 miliar atau 37,6 persen dari total PDRB yang berjumlah Rp 633,6 miliar. Berdasarkan data yang masih menggabungkan Boalemo dengan Pohuwato, terlihat kontribusi terbesar diberikan subsektor pertanian tanaman pangan, dengan Rp 102,9 miliar.

Catatan perolehan nilai dari kegiatan di subsektor pertanian itu akan berubah bila data Kabupaten Boalemo dipisahkan dari data Kabupaten Pohowatu. Lima kecamatan yang sebelumnya masuk wilayah Boalemo, seperti Kecamatan Popayatu, Lemito, Randangan, Marisa, dan Paguat kini menjadi bagian Kabupaten Pohuwato. Pada kelima kecamatan itu lahan untuk padi, jagung, dan palawija lebih luas dibanding lahan komoditas yang sama di Boalemo. Sejak pemisahan itu, Boalemo tidak bisa terlalu mengandalkan kegiatan ekonomi di subsektor pertanian tanaman pangan.

Guna meningkatkan pendapatan daerah, selain dari pariwisata, Boalemo menjadikan kegiatan ekonomi di bidang perikanan dan kelautan sebagai sektor unggulan kabupaten. Ini tidak lepas dari kondisi geografis Boalemo yang memiliki luas perairan teritorial kurang lebih 7.400 kilometer persegi dengan garis pantai 320 kilometer.

Perairan yang dimiliki Boalemo menyimpan berbagai jenis ikan bernilai ekonomis tinggi, seperti tuna, ikan layang, kerapu tikus.

Teluk Tomini yang menjadi batas wilayah di bagian selatan mengandung kekayaan laut yang siap digali. Data pada Subdinas Perikanan dan Kelautan Boalemo menyebutkan potensi perikanan tangkap Boalemo sekitar 10.320 ton per tahun. Potensi perikanan budidaya laut sekitar 2.300 ton. Statistik perikanan Teluk Tomini memperlihatkan daerah ini memiliki potensi perikanan tangkap 587.670 ton.

Menyadari potensi perikanan yang dimiliki, Desa Taulo di Kecamatan Mananggu dipilih sebagai lokasi utama untuk etalase perikanan, dengan fungsi utama sebagai tempat penampungan ikan. Ikan yang ditampung di sini tidak hanya ikan-ikan hasil tangkapan nelayan Boalemo atau nelayan di Provinsi Gorontalo, melainkan juga hasil-hasil laut dari kawasan timur Indonesia. TPI yang menyelenggarakan jual beli ikan dengan sistem lelang juga menjadi tempat nelayan Bitung menjual ikan hasil tangkapan mereka. Selain dengan sistem lelang, keperluan nelayan akan air bersih dan es untuk pengawetan diupayakan tercukupi.

Untuk memberdayakan masyarakat pesisir di Kecamatan Dulupi dan Mananggu yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan, pada tahun 2002 Pemerintah Pusat mengucurkan tidak kurang Rp 950 juta melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir. Penyaluran dana kepada nelayan dalam bentuk motor tempel, rumpon, alat tangkap, kapal penampung, serta BBM.

Boalemo memiliki kiat sendiri agar produksi nelayan Boalemo tidak kalah bersaing dengan nelayan-nelayan asing yang dilengkapi peralatan modern dalam mencari ikan, terutama ikan tuna. Harga pemasaran ikan tuna segar berkisar Rp 15.000 hingga Rp 18.000 per kilogram. Bila beruntung, nelayan bisa meraih penghasilan Rp 1 juta per hari.

Cara yang dilakukan Boalemo adalah menciptakan Armada Semut. Nelayan yang dibuat berkelompok turun bersamaan ke laut. Satu kelompok nelayan terdiri dari 20-40 unit perahu motor berukuran 5,5 PK yang dilengkapi alat pancing ulur. Setiap kelompok memiliki satu rompong, semacam rakit bambu panjang tempat berkumpulnya ikan-ikan. Rompong ditempatkan di perairan laut Teluk Tomini pada jarak 5 sampai 10 mil dari pesisir. Dari kejauhan, perahu-perahu nelayan yang mengelilingi rompong terlihat seperti semut mengelilingi sesuatu. Dari situlah nama armada semut disematkan.

Dengan sistem armada semut, nelayan tetap di tengah laut dan segala kebutuhan mereka seperti makanan, BBM dicukupi melalui kapal Pamo. Kapal Pamo berkekuatan 3 hingga 5 gross ton. Bila satu kapal yang bertugas mengambil ikan hasil tangkapan nelayan membawa ikan hasil tangkapan ke tempat Pelelangan Ikan di Desa Tabulo, satu kapal lain mengantar kebutuhan nelayan. Dengan cara seperti ini nelayan tidak harus bolak-balik ke darat mengantar ikan dan mengambil bahan bakar atau makanan, yang selain menghabiskan waktu juga menguras tenaga.

B.E JULIANERY/Litbang Kompas

Search :
 
 

Berita Lainnya :

·

Kabupaten Boalemo

·

Menggantungkan Diri pada Jagung



 

 

Design By KCM
Copyright © 2002 Harian KOMPAS