Rubrik
Jawa Tengah
Berita Utama
Inspirasi
Finansial
Olahraga
Dikbud
Opini
International
Nasional
Iptek
Bisnis & Investasi
Nusantara
Naper
Metropolitan
Liputan Natal & Tahun Baru
Berita Yang lalu
Jendela
Pustakaloka
Fokus
Dana Kemanusiaan
Teknologi Informasi
Rumah
Audio Visual
Otonomi
Furnitur
Agroindustri
Didaktika
Ekonomi Internasional
Pergelaran
Kesehatan
Telekomunikasi
Teropong
Wisata
Bentara
Bingkai
Pixel
Ilmu Pengetahuan
Sorotan
Otomotif
Ekonomi Rakyat
Pendidikan
Bahari
Pendidikan Luar Negeri
Pendidikan Dalam Negeri
Investasi & Perbankan
Pengiriman & Transportasi
Perbankan
Esai Foto
Makanan dan Minuman
Properti
Swara
Muda
Musik
Info Otonomi
Tentang Kompas
Kontak Redaksi

 

 

Otonomi
Selasa, 16 Desember 2003

Kota Parepare

KOTA cantik ini terletak di tepi pantai di kaki perbukitan. Suguhan pemandangan Matahari terbit dengan lautnya yang biru, deretan rumah toko, pelabuhan di pusat kota, penduduk Parepare memulai rutinitasnya sehari-hari. Kehidupan sebuah kota mulai berdenyut seiring sang surya yang makin meninggi.

HARI beranjak siang, kota ini diramaikan banyaknya ruko yang membuka- buka usahanya, dan aktivitas pelabuhan yang sejak semalam tidak pernah tidur. Tukang ojek, tukang becak, dan sopir pete-pete atau mobil minibus yang digunakan sebagai angkutan dalam kota memulai persaingannya mencari penumpang. Toko, bank, dan rumah makan juga mulai mengais rezeki.

Perniagaan dan jasa yang ditawarkan masyarakatnya seperti menjadi ciri Kota Parepare. Kota bandar ini identik dengan banyak toko dan warung di kawasan pusat kotanya. Sebagai kota pelabuhan, hilir mudik kapal juga menjadi tontonan sehari-hari.

Di Provinsi Sulawesi Selatan, Parepare adalah kota terbesar kedua setelah Kota Makassar. Karena itu, keberadaannya cukup dibutuhkan untuk mendukung fungsi ibu kota provinsi itu.

Dari sisi geografis, kota ini tidak terlalu jauh dari ibu kota provinsi. Jaraknya lebih kurang 155 kilometer dari Makassar ke arah utara atau memakan waktu sekitar 3-4 jam perjalanan darat. Posisinya tepat di pesisir Selat Makasar yang memisahkan Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan sehingga arus lalu lintas antarpulau ini pun menjadi salah satu layanan yang tersedia di beberapa pelabuhannya.

KOTA Parepare memiliki empat pelabuhan dengan fungsi masing-masing yang berbeda.

Yang terbesar adalah Pelabuhan Nusantara. Pelabuhan ini digunakan untuk bongkar muat barang, hewan, dan penumpang antarpulau, seperti Pulau Kalimantan dan Pulau Jawa. Pelabuhan yang bisa disinggahi kapal berbobot hingga 2.000 ton tersebut memiliki areal kerja seluas 110.000 meter persegi.

Selain itu, masih ada Pelabuhan Lontangnge, pelabuhan yang kelasnya di bawah Pelabuhan Nusantara dengan areal kerja hanya 900 meter persegi. Kapal yang bersandar adalah perahu bermotor dan kapal kayu untuk bongkar muat barang atau pelayaran penumpang lokal atau antarpulau terutama Indonesia Timur.

Dua pelabuhan lain masing- masing melayani bongkar muat hewan ternak dan kapal tanker yang bermuatan bahan bakar.

Arus barang yang tercatat pada PT Pelindo IV Cabang Parepare tahun 2002 sebanyak 52 kapal impor dan 105 ekspor. Sementara untuk perdagangan dalam negeri sejumlah 418.821 kapal bongkar dan 249.985 kapal muat.

Untuk lalu lintas penumpang dan barang antarpulau sendiri di tahun yang sama sebanyak 315.574 kapal menurunkan barang dan 250.592 kapal yang menaikkan barang.

Muatan barang utama adalah hasil bumi yang berasal dari daerah-daerah tetangga, seperti Sidrap, Pinrang, Barru, dan lainnya yang hendak didistribusikan ke wilayah lain, baik di Sulawesi Selatan, Jawa, maupun Kalimantan. Komoditas ini dibawa dengan angkutan darat ke Parepare sebelum dipasarkan ke wilayah-wilayah tersebut.

UNTUK memaksimalkan pelabuhan terbesar di Parepare, Pemerintah Kota Parepare tahun 2003 menerima dana dekonsentrasi sebesar Rp 10,5 milia. Dana ini diprioritaskan untuk memperpanjang bangunan dermaga dan peningkatan akses jalan ke pelabuhan.

Selain dukungan transportasi laut-bahkan juga akan dilengkapi dengan pelabuhan kontainer yang saat ini dalam proses pembangunan-mobilitas darat penduduk Parepare dilayani empat terminal kendaraan umum, baik terminal antarkota maupun antarprovinsi. Untuk jarak dekat, tersedia becak atau ojek yang tersebar di hampir seluruh wilayah.

Dengan kata lain, tidak ada kesulitan bagi penduduk Kota Parepare sendiri atau mereka yang berasal dari daerah tetangga apabila hendak berkunjung, pergi, atau hanya singgah di kota ini.

Parepare saat ini memiliki empat terminal angkutan umum yang dibedakan menurut fungsinya. Yang terbesar adalah terminal induk yang memiliki areal seluas lebih kurang dua hektar dan sanggup menampung sekitar 125 kendaraan.

Dua terminal lain, yaitu Terminal Lapadde dan Soreang khusus melayani penumpang dengan tujuan dari dan ke Kabupaten Sidrap dan Pinrang. Satu lagi adalah terminal angkutan dalam kota yang berlokasi di kawasan Pasar Lakessi.

Keberadaan ruko-ruko, pelabuhan, maupun terminal angkutan darat di kota yang juga terkenal dengan produk pakaian "cakar" alias cap karung atau pakaian bekas ini adalah dukungan terbesar bagi aktivitas ekonomi Parepare.

Selama periode 1988-2002, lapangan usaha angkutan dan perdagangan selalu menjadi kontributor utama kegiatan ekonomi penduduknya. Terakhir tahun 2002, sektor perdagangan menyumbang hampir 22 persen dari total Rp 528,5 miliar, sedangkan angkutan laut memberi 16 persen dari total sumbangan sektor transportasi sebesar 23 persen.

Dari penyerapan tenaga kerja, bisa dikatakan hampir 36 persen dari total penduduk bekerja berprofesi sebagai pedagang. Angka yang dicapai profesi ini sebanyak 11.640 orang.

Setelah perdagangan, penduduk Parepare juga mengaktualisasikan dirinya sebagai tenaga kerja di sektor jasa. Sekitar 27 persen orang dewasa yang bekerja mengabdikan dirinya di lapangan usaha ini.

Dua lapangan usaha utama yang menyerap paling banyak tenaga kerja ini sedikitnya telah membantu Pemerintah Kota Parepare untuk mewujudkan visi kotanya sebagai kota niaga dan jasa.

Dengan ketersediaan fasilitas ruko, pusat perbelanjaan, perbankan, perumahan, hingga hotel dan restoran besar-ini sulit ditemukan di wilayah-wilayah tetangga dekatnya-Parepare optimistis mampu menjadikan kotanya sebagai kota niaga dan jasa.

(Palupi P Astuti/Litbang Kompas)

Search :
 
 

Berita Lainnya :

·

Kota Parepare

·

Kota Jasa dan Niaga di Sulawesi Selatan



 

 

Design By KCM
Copyright © 2002 Harian KOMPAS