Rubrik
Berita Utama
Finansial
International
Metropolitan
Naper
Nusantara
Bisnis & Investasi
Opini
Olahraga
Jawa Tengah
Politik & Hukum
Humaniora
Pemilihan Umum 2004
Berita Yang lalu
Pustakaloka
Otonomi
Audio Visual
Rumah
Teknologi Informasi
Fokus
Jendela
Otomotif
Furnitur
Agroindustri
Musik
Muda
Dana Kemanusiaan
Makanan dan Minuman
Pergelaran
Didaktika
Ekonomi Rakyat
Swara
Wisata
Sorotan
Ekonomi Internasional
Teropong
Pendidikan
Esai Foto
Perbankan
Pengiriman & Transportasi
Investasi & Perbankan
Pendidikan Dalam Negeri
Kesehatan
Bahari
Telekomunikasi
Ilmu Pengetahuan
Pixel
Bingkai
Bentara
Properti
Pendidikan Luar Negeri
Info Otonomi
Tentang Kompas
Kontak Redaksi

 

 

Otonomi
Rabu, 18 Februari 2004

Kabupaten Kaimana

LAMBAIAN daun kelapa dan pantai berpasir putih berselimut sinar sang surya yang mulai condong ke batas kaki langit merupakan pemandangan senja yang indah, bak lukisan alam di bibir pantai sebelah selatan Pulau Papua. Pantai Pasir Putih-demikian sebutan kawasan itu-merupakan salah satu daya tarik Kabupaten Kaimana yang belum genap dua tahun menjadi kabupaten otonom.

KAIMANA yang baru resmi menyandang sebutan kabupaten lewat UU Nomor 26 Tahun 2002 ini semula hanyalah sebuah kecamatan di Kabupaten Fakfak. Setelah menjadi daerah otonom, kabupaten yang awalnya memiliki empat kecamatan dan sebentar lagi menjadi tujuh kecamatan ini pusat pemerintahannya terdapat di Kecamatan Kaimana. Sebagai kabupaten baru, Kaimana masih banyak berbenah. Belum terbentuknya DPRD membuat kabupaten ini belum memiliki APBD dan lambang kabupaten. Demikian pula segala hal yang menyangkut soal ekonomi daerah ini, sebagian besar datanya masih bergabung dengan kabupaten induk, yaitu Kabupaten Fakfak.

Saat masih menjadi bagian Kabupaten Fakfak, sama halnya dengan kecamatan lainnya, Kecamatan Kaimana terkenal dengan hasil laut. Posisinya yang strategis di bagian selatan Provinsi Papua dan berhadapan langsung dengan Laut Arafuru sangat menguntungkan dari sektor perikanan dan kelautan, terutama perikanan tangkap. Potensi perikanan laut kawasan ini cukup tinggi. Tidak mengherankan bahwa perikanan merupakan salah satu unggulan daerah ini. Demikian pula setelah menjadi kabupaten.

Jenis kekayaan laut antara lain tuna, cakalang, tenggiri, teri, teripang, udang windu, kerang mutiara, penyu, hiu, tiram, serta semua jenis ikan karang. Komoditas unggulan hasil laut, yakni lobster, dihasilkan di Teluk Etna. Umumnya, penangkapan lobster oleh masyarakat secara tradisional menggunakan alat tangkap bubu. Namun, di Kecamatan Kaimana terdapat perusahaan penangkapan dan penampungan lobster. Komoditas unggulan lainnya adalah udang penaeid, seperti udang windu dan udang putih, banyak terdapat di Teluk Etna, Teluk Arguni, dan Kaimana.

Selain usaha penangkapan ikan dan udang yang telah berjalan, perairan di Kaimana juga menyimpan potensi budidaya perikanan laut. Hamparan hutan bakau sangat sesuai dijadikan areal pertambakan udang atau ikan laut komersial lainnya. Daerah potensial ini tersebar di Teluk Etna, Kaimana, Teluk Arguni, dan Buruway. Untuk budidaya tambak, hutan bakau yang terjaga menyuplai benih maupun induk.

Umumnya, usaha perikanan dilakukan perusahan-perusahaan besar, sedangkan masyarakat sebagian besar (40,9 persen) menggantungkan hidup dari bercocok tanam. Komoditas tanaman pangan yang diusahakan petani umumnya adalah padi, jagung, ketela, ubi rambat, kacang hijau, kacang tanah, dan kedelai. Produk yang dihasilkan tidak terlalu besar. Jagung misalnya, dari luas panen 57 hektar menghasilkan 107 ton. Komoditas ini lebih untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Sementara komoditas hasil perkebunan, seperti pala, cengkeh, kopi, kelapa, dan cokelat diusahakan di Kecamatan Kaimana, Buruway, Teluk Arguni, dan Teluk Etna. Di Kecamatan Kaimana, luas lahan perkebunan pala 919 hektar.

Kaimana kaya sumber daya alam. Potensi yang dimiliki tidak saja di sektor pertanian dan perikanan, tetapi juga sektor perkebunan dan kehutanan. Kegiatan perkebunan dikembangkan di Kecamatan Buruway, yakni kelapa sawit, kelapa, dan kakao. Kondisi fisik kecamatan cocok untuk pengembangan komoditas kelapa dan kakao. Areal yang tersedia untuk sawit dan kakao 18.000 hektar lebih. Tenaga kerja yang terserap sektor perkebunan 61,7 persen. Sementara Kecamatan Teluk Etna terkenal dengan kekayaan hutan. Berbagai jenis kayu dengan nilai ekonomis tinggi terdapat di daerah ini, seperti pala hutan, kayu gaharu, kayu masohi, cinnamomum culilawan, dan binuang. Kayu gaharu dapat berfungsi sebagai bahan krim kue dan parfum, kayu masohi sebagai bahan parfum, dan cinnamomum culilawan sebagai bahan minyak lawang. Minyak lawang asal Kaimana terkenal sejak dulu.

Perekonomian di Kaimana umumnya digerakkan melalui perhubungan laut dan udara. Di Kecamatan Kaimana terdapat pelabuhan laut yang mampu disinggahi kapal berukuran 5.000 DWT (dead weight ton). Selain disinggahi kapal penumpang, seperti KM Bukit Siguntang dan KM Tatamailau, juga disinggahi kapal PT Pelni yang melayari Pantai Selatan Papua, serta menjadi tempat bongkar muat bahan kebutuhan pokok dan bahan kebutuhan strategis lain dari luar Kaimana, seperti dari Jawa dan Sulawesi. Barang-barang itu didistribusikan ke Kecamatan Arguni, Teluk Etna, dan Buruway melalui Dermaga Kaimana.

Sayangnya, kapal penumpang, seperti KM Bukit Siguntang yang melayani rute Dumai-Kijang-Tanjung Priok- Surabaya-Makassar-Baubau-Ambon-Tual-Kaimana pergi pulang, singgah sebulan sekali di Kaimana. Padahal, kapal ini sangat dibutuhkan untuk mobilisasi penduduk dan pemasaran hasil pertanian. Transportasi menjadi kendala utama hampir di seluruh kabupaten di Papua.

Topografi daerah Papua yang dipenuhi hutan lebat, gunung, dan lembah tak memungkinkan dibukanya jalan darat dengan cepat. Demikian pula di Kaimana, topografi berteluk- teluk sehingga lebih mengandalkan transportasi air sebagai sarana perhubungan antarkecamatan. Tak heran di setiap kecamatan di Kaimana terdapat dermaga meskipun sederhana dan terbuat dari kayu. Di Kecamatan Teluk Arguni, misalnya, dermaga kayu hanya dapat menampung kapal kecil yang masuk keluar ke Teluk Arguni. Dermaga ini masih terpengaruh pasang surut. Kondisi serupa dijumpai pula di Kecamatan Teluk Etna dan Buruway. Di Kecamatan Buruway terdapat jalan darat, terbatas pada ibu kota kecamatan dan di Pulau Adi, sedangkan jalan akses keluar kecamatan belum tersedia.

Selain lewat laut, Kaimana mengandalkan transportasi udara. Bandar Udara Utarum Kaimana dapat didarati pesawat jenis Boeing. Selama ini masyarakat Kaimana dilayani maskapai penerbangan Merpati dan Dadali Air yang baru membuka jalur penerbangan ke Kaimana.

MG Retno Setyowati Litbang Kompas

Search :
 
 

Berita Lainnya :

·

Kabupaten Kaimana

·

Dibutuhkan Pemimpin Bervisi Perikanan



 

 

Design By KCM
Copyright © 2002 Harian KOMPAS