Rubrik
Berita Utama
Metropolitan
Nusantara
Bisnis & Keuangan
International
Opini
Olahraga
Politik & Hukum
Humaniora
Jawa Barat
Sosok
Sumatera Bagian Utara
Sumatera Bagian Selatan
Berita Yang lalu
Otonomi
Ilmu Pengetahuan
Pergelaran
Audio Visual
Rumah
Teropong
Teknologi Informasi
Muda
Swara
Pendidikan Dalam Negeri
Musik
Sorotan
Dana Kemanusiaan
Properti
Bentara
Wisata
Fokus
Telekomunikasi
Ekonomi Rakyat
Pustakaloka
Jendela
Ekonomi Internasional
Bahari
Pendidikan Luar Negeri
Otomotif
Furnitur
Makanan dan Minuman
Perbankan
Pendidikan
Didaktika
Pixel
Bingkai
Pendidikan Informal
Lingkungan
Interior
Tanah Air
Kesehatan
Info Otonomi
Tentang Kompas
Kontak Redaksi

 

 

Fokus
Sabtu, 24 September 2005

Menggugat Kebijakan Absurd Impor Beras
Gonjang-ganjing kembali menimpa petani kita. Kali ini karena adanya rencana impor beras oleh Perum Bulog.

Masih Ada Generasi Muda yang Turun ke Sawah
Siang yang terik. Tiga bersaudara, Wahyu (18), Warsih (15), dan Rudi (3), terus memeras dan mengentakkan padi ke papan perontok.

Banjir Beras di Sentra Produksi
Di balik rencana impor beras dari Thailand, jauh hari sebelumnya pedagang sudah kasak-kusuk bahwa impor beras pasti akan terjadi lagi.

Sudah Petani Gurem, Tertimpa Impor Pula
Ternyata, untuk menjadi buruh derep atau buruh memanen padi, tidak semua orang memiliki akses ke pemilik sawah yang mayoritas petani gurem.

Sukses Ketahanan Pangan, Untuk Apa
Utak-atik di atas kertas, dengan produksi gabah kering giling sebanyak 179.300 ton (tahun 2004), Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, mempunyai surplus gabah kering giling yang lumayan besar.

Impor Beras, Pertaruhan Kredibilitas Pemerintah
Seperti kejahatan yang dilakukan di depan mata. Bagi kalangan masyarakat yang berpendapat impor beras tak perlu dilakukan tahun ini, begitulah makna impor itu.

Mereka Bisa karena Pemerintah Peduli
Sama-sama negara agraris, kalau bicara soal perberasan, kondisi Indonesia sangat kontras dibandingkan dengan dua negara tetangganya, Thailand dan Vietnam.

Tak Ada Kebijakan Pertanian
Di tengah musim panen dan harga gabah di tingkat petani yang terbilang rendah, tiba-tiba muncul berita pemerintah mengizinkan impor beras.

Melambungkan Impor, Menggulung Nasib Petani
Sekalipun dalam setiap wacana pembangunan ekonomi sektor pertanian dan nasib para petani kerap ditempatkan sebagai fokus perhatian negara, dalam praktik nasib petani tidak juga berubah.

Search :
 
 

 

 

Design By KCM
Copyright © 2002 Harian KOMPAS