|
C © updated 21102006 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti |
|
|
Nama:
St. Darius Onggar Djulu Marpaung
Lahir:
Sitio-tio, Porsea, 18 September 1927
Meninggal:
11 Desember 1979
Agama:
Kristen
Isteri:
Hafny Siti Ragam Silitonga, lahir 6 Juni 1935 (Menikah 19 Juli
1954)
Anak:
1. Intan Dameria Darmawati Marpaung, B.Sc MBA/Drs. Monang
Sitorus, SH, MBA (Bupati Toba Samosir, Sumatera Utara)
2. Magdalena Suzanna Budiarti Marpaung/Yanche Penehas Henokh
3. Drs. Sahala Baharadja Marpaung, MM/Drs. Kathrine br. Hutabarat
4. Nina Sabrina Marpaung/Ir. Polin M. Sihombing
5. Kombes Drs. Leonardo Otsu Makino Marpaung/Tio Harliyana Aritonang,
SH, Sp.N
6. Drs. Julison Partahi Tulus Marpaung, AK, MM/Elinda Lusiana br.
Pasaribu, B.Sc
7. Letkol TNI (Art) Karev Bakti Nusa Marpaung/Diana Jeanne br.
Silitonga, BA
Pengalaman Organisasi:
-Anggota DPR-GR
-Pendiri Sekber Golkar mewakili organisasi GAKARI (Gabungan Karyawan
Republik Indonesia)
-Calon Presiden RI Tahun 1978
-Ketua Umum Kesatuan Pekerja Kristen Indonesia (KESPEKRI)
-Ketua Kesatuan Aksi Buruh seluruh Indonesia (KABI)
-Anggota Lutheren World Federation (LWF)
-Anggota Dewan Gereja-Gereja se Indonesia (DGI, sekarang PGI)
-Anggota International Labor Organization (ILO)
-Anggota Brotherhood Asian Trade Unionist (BATU)
-Ketua Yayasan Kebudayaan Batak se Indonesia
|
|
|
|
|
|
|
DARIUS HOME |
|
|
Darius Marpaung (1927-1979) Pembelajar Politik, Capres 1978
Bernama lengkap Sintua Darius Onggar Djulu Marpaung. Dikenal sebagai
politisi, aktivis di gerakan buruh dan keagamaan (Kristen)
serta sejumlah organisasi internasional. Anggota DPR/MPR-GR pada era
Soekarno itu pun memberanikan diri mencalonkan diri sebagai Presiden
pada 1978 sekadar memberikan pembelajaran politik.
Pria kelahiran 18 September 1927 di Sitio-tio, Porsea, Tapanuli Utara,
bergelar Ompu Ni Si Daniel Doli, yang meninggal dunia 11 Desember 1979,
itu di bidang kerohanian, misalnya, ia aktif menyelenggarakan
kebaktian-kebaktian kebangunan rohani, serta aktif di organisasi
Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI, dahulu DGI, Dewan
Gereja-Gereja di Indonesia).
Di bidang organisasi perburuhan, Darius Marpaung terpilih menjadi Ketua
Umum KESPEKRI (Kesatuan Pekerja Kristen Indonesia), dan juga menjadi
Ketua KABI (Kesatuan Aksi Buruh Indonesia).
Pada era pemerintahan Presiden Soekarno, Darius Marpaung terpilih
sebagai anggota DPR/MPR GR. Ia berhasil meraih kursi perwakilan di
perlemen karena aktivitas politiknya di bidang buruh dan kekristenan,
terutama terkait kedudukannya selaku Ketua Kesatuan Pekerja Kristen
Seluruh Indonesia (Kespekri), dan yang lebih menonjol lagi Ketua
Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI).
Di era Orde Lama hingga Orde Baru pamor dan nama Darius Marpaung sudah
bergema sebagai tokoh perburuhan Indonesia, memberinya berbagai
kesempatan berkunjung ke luar negeri untuk berbicara khusus mengenai
persoalan buruh di forum-forum internasional. Misalnya, menghadiri
konferensi internasional Brotherhood of Asian Trade Unionist (BATU),
konferensi Lutheran World Federation (LWF), maupun konferensi
International Labor Organization (ILO).
Sampai-sampai Presiden Amerika Serikat Richard Nixon, ketika itu, pernah
mengundang Darius untuk sarapan pagi bersama atau breakfast meeting di
Gedung Putih, Washington DC, AS, sambil bercakap-cakap masalah buruh.
Dia anak pertama dari 11 orang bersaudara dari pasangan Ayah Ure
Philemon Marpaung, dan Ibu boru Siahaan/boru Silaen. Ke-10 adik-adik
Darius Marpaung itu adalah, Ny. Saulina Bertha Napitupulu br. Marpaung
(Alm), Ny. Paian Rengsi Siahaan br. Marpaung (Alm), Ny. Erika Omas
Damanik br. Marpaung (Alm), Ny. Nurmala Manullang br. Marpaung, Ny.
Sulhia Sitorus br. Marpaung, Djodjor Rospita br. Manullang (Alm),
Parlaungan Soaduon Marpaung (Alm), Ny. Norma Lydia Siagian br. Marpaung,
Ny. Evita Ria Pasaribu br. Marpaung, dan Golfrit Tasman Marpaung.
Calonkan Diri Presiden 1978
Karena kepopuleran dan idealisme politik, Darius Marpaung pada tahun
1978 melakukan sebuah exercise politik kelas tinggi yang tergolong
sangat berani ketika itu, yakni mencalonkan diri menjadi Presiden
Republik Indonesia pada Pemilu tahun 1978.
Semua orang tahu era itu adalah era yang mustahil untuk berbeda pendapat
dengan penguasa, apalagi bila berkehendak menyamai dan menggantikan
kedudukan penguasa Orde Baru. Karena itu, semua anak-anak terlebih Intan
Marpaung sebagai anak tertua, melarang keras keinginan Sang Ayah dengan
mengatakan, pencalonan itu adalah mustahil, hal yang tidak mungkin dapat
terealisasi.
Darius Marpaung anak pertama dari 11 bersaudara dari pasangan Ayah Ure
Philemon Marpaung dan Ibu boru Siahaan/boru Silaen, kendati tokoh yang
sudah mendunia di kalangan buruh dan umat Kristen, karena berasal dari
kelompok minoritas yang beragama Kristen, dalam sudut pandang konsep
mayoritas-minoritas tidak mungkin bisa naik menjadi pimpinan nasional.
Berbeda kalau didasarkan pada pertimbangan suku bangsa Batak, yang juga
minoritas, dalam pertimbangan Intan masihlah bisa diterima masyarakat
lain. Buktinya, Adam Malik adalah orang Batak bermarga Batubara kendati
jarang sekali menggunakannya, bisa meraih kursi sebagai orang kedua
setelah Pak Harto pada periode tahun 1978-1983.
Ketidakmungkinan dari sudut minoritas agama dijawab Darius, salah
seorang yang juga tercatat sebagai Sekber Golkar mewakili organisasi
Gabungan Karyawan Republik Indonesia (GAKARI), dengan mengutip ayat
kitab suci, yang berbunyi, tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Dengan
keyakinan penuh Darius tetap mencalonkan diri sebagai calon Presiden RI
periode tahun 1978-1983, hingga hampir semua masyarakat di tanah air
menjadi tahu betul akan hal itu. Hingga beberapa ta¬hun sesudahnya pun,
In¬tan Marpaung, kalau ber¬kunjung ke kampung ha¬laman Porsea, sangat
pa¬ham, hampir semua orang sudah tahu bahwa Ayahnya pernah mencalonkan
diri sebagai Presiden RI tahun di 1978.
Di bidang sosial budaya dan kedaerahan, Darius Marpaung aktif sebagai
Ketua Yayasan Kebudayaan Batak Se Indonesia pertama, dan atas inisiatif
dia lah maka sebuah rumah batak (Sopo) orisinil bida didatangkan
langsung dari kampung halaman Tanah Batak, untuk didirikan di Hotel
Hilton, Jakarta, pada saat berlangsung pesta kebaktian syukuran marga
Marpaung se Jabotabek, pada tahun 1975.
Selain sebagai organisatoris, Darius Marpaung juga sangat aktif sebagai
politisi. Namanya tercatat sebagai salah seorang pendiri Sekretariat
Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), mewakili organisasi politik
GAKARI (Gabungan Karyawan Republik Indonesia).
Darius Marpaung sebagai seorang politisi sekaligus negarawan ketika itu,
sangat memperhatikan perkembangan masalah demokrasi di tanah air.
Menurutnya, demokrasi di Indonesia tidak sesuai dengan kenyataan.
Kesimpulan penilaian inilah yang mendorongnya pada suatu masa di tahun
1978 melakukan sebuah exercise politik kelas tinggi, dengan mencalonkan
diri sebagai Presiden RI pada Pemilu Tahun 1978.
Darius Marpaung tidak kecewa meski mencalonan diri dan nama Presiden
Soeharto tetap terpilih, karena sesungguhnya Darius sudah menjadi
“Presiden” di Keluarga Besar Marpaung.
Menikahi Hafny Silitonga
Darius Marpaung pada tanggal 19 Juli 1954 menikah dengan Hafny Siti
Ragam Silitonga. Hafny Silitonga seorang gadis Batak kelahiran Medan
pada 6 Juni 1935 menjelang matahari terbit, dari pasangan Ayah Justine
Rufinus Silitonga dan Ibu Maria Caroline br. Simorangkir.
Hafny Silitonga adalah anak keempat dari delapan bersaudara. Diurut dari
ang tertua adalah, Ny. Ani Siti Bonur Sihombing br. Silitonga, adik dari
mantan Ephorus HKBP T. Sihombing, lalu Victor Silitonga (Alm), Tianggur
Silitonga (Alm), St. Hafny Siti Ragam Marpaung br. Silitonga, Ny. Agusta
Simamora br. Silitonga, Saut Marulak K. Silitonga, dr. John Silitonga,
dan si bungsu Binsar Silitonga.
Hafny Silitonga dibesarkan dalam keluarga yang sederhana, namun ketika
masa kecil dapat bersekolah di Khalsa English School, Medan. Hafny
adalah juga cucu dari Pendeta pertama Gereja H.Ch.B (Huria Christian
Batak) di Tarutung. Namun, posisi sebagai cucu pendeta rupaya bukan
jaminan hidup akan diselamatkan Yesus. Ia sering merasa kurang
sejahtera, dan takut mati karena belum mengenal Yesus secara pribadi.
Rupanya Tuhan memiliki rencana indah buat gadis Hafny. Pada waktu
berusia 19 tahun Hafny dipertemukan Tuhan dengan dengan seorang pria
yang bekerja sebagai Direktur SMA KADER, terletak di Jalan Pegangsaan,
Jakarta, yang bermnama Darius Onggar Djulu Marpaung. Mulanya Hafny ingin
melanjut menyelesaikan pendidikan di SMA KADER, sebab pendidikan
setingkat ini belum tersedia di Kota Medan ketika itu. Maka Hafny pun
sempat menjadi murid bagi Darius selama beberapa bulan di SMA KADER,
sebelum akhirnya menerima pinangan dari sang pujaan hati ini untuk
menikah pada tanggal 19 Juli 1954. Mereka dipersatukan Tuhan sebagai
suamiistri.
Hafny Silitonga menyelesaikan pendidikan SD hingga SMP di Khalsa English
School, Medan, termasuk SMA hingga kelas dua tanpa selesai. Di SMA KADER
Jakarta, Hafny tetap tak bisa menyelesaikan pendidikan SMA karena tidak
sempat mengikuti ujian terakhir sebab kebutu berumahtangga setelah
menyatakan mau menerima pinangan Darius Marpaung. Setelah berumahtangga
Hafny pernah duduk di bangku kuliah Akademi Bahasa Asing (ABA) di Jalan
Sabang, Jakarta selama setahun, hingga pernah mengajar Bahasa Inggris di
LIA sebagai guru pembantu selama tiga bulan.
Pada tanggal 16 September pasangan Darius-Hafny dikaruniai Tuhan seorang
anak perempuan, yang lalu mereka namakan Intan Dameria Darmawati br.
Marpaung. Anak kedua juga perempuan, Magdalena Suzanna Budiarti br.
Marpaung, lahir 14 September 1956. Anak ketiga lahir seorang laki-laki,
pada tanggal 10 Januari 1958 dan diberi nama Sahala Baharadja Marpaung.
Pada saat Hafny sedang mengandung anak keempat, pasangan suami-istri
Darius-Hafny sempat melakukan perjalanan dinas ke Jepang, dan kepadanya
dititipkanlah nama anak yang sedang dikandung itu yakni Leonardo Otsu
Makino Marpaung, seorang laki-laki yang lahir pada tanggal 22 Desember
1959. Dua tahun kemudian, pada tanggal 31 Juli 1961 lahirlah anak
laki-laki Julison Partahi Tulus Marpaung sebagai anak kelima.
Kemudian pada tanggal 13 Maret 1963 Tuhan mengaruniakan kembali seorang
anak perempuan, diberi nama Nina Sabrina br. Marpaung. Pada masa
pergolakan menjelang G.30.S/PKI, pada tanggal 28 September 1964 lahirlah
seorang anak laki-laki yang menjadi bungsu dari semuanya atau sebagai
anak ketujuh, dan dinamakan Karev Bakti Nusa Marpaung.
Dalam mengarungi kehidupan rumahtangga ini Sang Ibunda Ny. Hafny Siti
Ragam Marpaung br. Silitonga seringkali ditinggal pergi oleh Sang Ayah
Darius Onggar Djulu Marpaung ke luar negeri, dalam rangka menghadiri
konferensi-konferensi sejumlah organisasi internasional. Seperti, karena
kedudukannya sebagai anggota turut menghadiri konferensi Brotherhood of
Asian Unionist (BATU), konferensi Lutheren World Federatian (L.W.F.),
maupun konferensi International Labor Organization (I.L.O.).
Meskipun sering bertugas ke luar negeri, dalam beberapa kesempatan
Darius mengajak pula istrinya Hafny Silitonga ini ke luar negeri.
Sepanjang hidupnya tercatat sudah tujuh kali Hafny Silitonga keliling
dunia, diantaranya menghadiri Seminar dan Konferensi Kerohanian dan
Perburuhan. Pada tahun 1975, misalnya, Hafny mengikuti International
Conference World Evangelization (ICOWE) di Swiss, bersama-sama dengan
rombongan dari Indonesia diantaranya Kolonel Maludin Simbolon, Brigjen
Ricardo Siahaan, Alfred Simanjuntak (dari BPK Gunung Mulia).
Yang paling berkesan dalam kunjungan Hafny ke luar negeri adalah,
tatkala Tuhan mengizinkan dia sekolahdi Grandrapids California mengambil
Teacher Training on Child Evangelization selama dua tahun, hingga
berhasil meraih diploma. Selesai mengikuti pendidikan ini Hafny mengajar
di empat Sekolah Dasar (SD) sebagai tenaga honorer, lalu bekerja di
Child Evangelization Fellowship (C.E.F.) sebagai tenaga penuh.
Di-recall dari DPR-GR
Menjelang akhir tahun 1970-an hampir setiap akhir tahun Darius Marpaung
sering sakit. Dengan terpaksa harus menjalani perawatan ke luar negeri,
yakni di Texas, AS, yang mengakibatkan ia di-recall dari keanggotaan
parlemen di DPR-GR. Mengahdapi semua ini Hafny tetap dapat bersyukur dan
berterima kasih kepada Tuhan sebab Tuhan sudah mempersiapkan Hafny
sebagai seorang istri yang kuat untuk menjalani hidup.
Pada tanggal 11 Desember 1979 Darius Marpaung akhirnya berpulang ke
rumah Allah Bapa di Surga, pada usia 52 tahun. Ketika itu baru anak
tertua, perempuan, Intan Dameria Darmawati, M.Sc, MBA bekerja di sebuah
perusahaan asing milik Jepang, yang sudah menikah dengan St. Drs. Monang
Sitorus, SH, MBA, sekarang menjabat sebagai Bupati di Kabupaten Toba
Samosir, Sumatera Utara, pada tanggal 17 Februari 1978, dan sudah
diakruniakan pula seorang anak laki-laki yang diberi nama Daniel
Pardomuan Roosevelt Sitorus. Dari cucu pertama ini pulalah, sesuai
tradisi kehidupan warga Batak Darius Marpaung digelari nama baru Ompu Si
Daniel Doli.
Adik-adik Intan lainnya masih sekolah semua, dan si bungsu baru duduk di
bangku SMP. Pada bulan januari 1979 pula, keluarga Darius Marpaung
sempat mengangkat seorang anak peremuan, Duma Nus Purwati br. Marpaung,
yang dinikahi oleh St. Frans S.M.D Napitupulu.
Kehilangan suami justru membuat Hafny “ditangkap” oleh Tuhan, dia mulai
aktif mengikuti Persekutuan Doa (PD) yang diadakan oleh YPPII di tiap
rumah. Hafny dimenangkan oleh Firman Tuhan yang tertulis dalam Yesaya
54:5, Hafny pun meletakkan Yesus sebagai suaminya yang abadi. Tuhan
Yesus luar biasa kepada janda-janda yang datang berserah kepada-Nya.
Tuhanlah yang mengatur perjalanan hidup Hafny sehingga ia tak perlu
khawatir.
Demikianlah, tahun demi tahun seorang janda bernama Ny. Hafny
Marpaungbr. Silitonga membimbing dan membesrkan ketujuh anak-anaknya.
Pada tanggal 7 Desember 1983 Hafny menikahkan anak keduanya, Magdalena
Suzanna Budiarti br. Marpaung, saat itu ia sudah bekerja di harian sore
Sinar Harapan, dengan Yanche Penehas Henokh seorang wiraswasta.
Anak ketiga, Drs. Sahala Baharadja Marpaung, MM, yang ketika itu bekreja
di Bank Bumi Daya (BBD, sekarang Bank Mandiri), menikah dengan Dra.
Kathrine br. Hutabarat, yang berprofesi sebagai guru, pada tanggal 1
Desember 1984. Pada tanggal 19 September 1986 putri bungu Nina Sabrina
br. Marpaung, yang bekerja di Kedutaan Amerika Serikat, menikah dengan
Ir. Polin M. Sihombing, seorang lulusan ITB Bandung yang kini bekerja di
PT (Persero) PLN.
Anak yang keempat, Komisaris Besar Polisi Drs. Leonardo Otsu Makino
Marpaung, lulusan AKBRI Kepolisian, menikah dengan Tio Harliyana br.
Aritonang, SH, Sp.N pada 15 April 1988. Anak kelima, Drs. Julison
Partahi Tulus Marpaung, AK, MM, yang bekerja di BPKP setelah
menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI)
Jakarta, menikah dengan Elinda Lusiana br. Pasaribu, B.Sc, yang bekerja
di sebuah perusahaan swasta, pada 11 Oktober 1991.
Si bungsu Letkol TNI (Art) Karev Bakti Nusa Marpaung, lulusan AKABRI
Darat yang kini bertugas sebagai Komandan Kodim di Madiun, Jawa Timur,
menikah dengan Diana Jeanne br. Silitonga, BA pada 8 Agustus 1994.
Selain itu, pada tanggal7 Januari 1997 Hafny mengangkat lagi seorang
anak, Ir. Daniel Pangihutan Marpaung, yang menikah dengan Martha br.
Silitonga, AKp.
Perjalanan hidup Hafny Silitonga terus saja beriringan bersama Yesus,
semakin mengenal Yesus secara pribadi, dan Yesus pun memberkati Hafny
dan keluarga besar. Hafny aktif mengikuti kegaitan-kegiatan rohani.
Beliau pernah membuka Institut Panti Rias, dimana murid-muridnya cukup
banyak yang mengikuti ujian yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.
Tuhan memberkati usaha tersebut. Di malam hari Hafny masih mengikuti
Sekolah Alkitab Malam (SAM), yang diselenggarakan oleh YPPII. Tuhan
memberkati Hafny dengan melimpah ruah, semua putra-putrinya menikah
dengan pasangan yang dari Tuhan.Rumah tangga anak-anaknya sehat-sehat
dan penuh damai sejahtera.
Saat ini Hafny Silitongan memunyai 24 orang cucu, dan seorang Nono yang
juga menjadi Nini. Dengan demikian, seluruh keturunan Hafnya berjumlah
45 orang. Menantu pertamanya pun, St. Monang Sitorus, SH. MBA pada
tanggal 27 Juni 2005 berhasil memenangkan Pilkada di Kabupaten Toba
Samosir, berpasangan dengan ir. Mindo Tua Siagian, M.Sc. Kedua pasangan
Bupati dan Wakil Bupati ini dilantik pada tanggal 12 Agustus 2005 oleh
Gubernur Sumatera Utara, Tengku Rizal Nurdin (Almarhum) atas nama
Menteri Dalam Negeri RI. ► e-ti/haposan tampubolon
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia) |
|