|
C © updated 24062008 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti/setneg |
|
|
Nama :
Jenderal TNI (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono
Lahir :
Pacitan, Jawa Timur, 9 September 1949
Jabatan:
Presiden Republik Indonesia
Istri :
Kristiani Herawati,
putri ketiga almarhum Jenderal (Purn) Sarwo Edhi Wibowo
Pangkat terakhir :
Jenderal TNI (25 September 2000)
Alamat Rumah:
Jl. Alternatif Cibubur Puri Cikeas Indah
No. 2 Desa Nagrag Kec. Gunung Putri Bogor-16967
|
|
|
|
|
|
|
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Tidak Ada Agama Ajarkan Kekerasan
Jakarta, 24 Juni 2008: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidato
pembukaan 2nd World Peace Forum, di Hotel Sultan Jakarta, Selasa (24/6)
malam menegaskan, tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan. “Dalam
banyak konflik yang dikatakan konflik agama, sebab utamanya adalah bukan
benar-benar agama,“ ujarnya.
Menurut Presiden, seringkali dalam konflik bersenjata itu, agama
dijadikan faktor untuk melegitimasi, untuk memperkuat, dan untuk
memopulerkan penyebabnya, di mana dasarnya adalah masalah politik,
ekonomi, dan sosial.
Presiden mengatakan, bila faktor politik, sosial, dan ekonomi tidak
terlalu kuat, maka sebab yang sesungguhnya adalah ketidaktahuan dan
prasangka. "Prasangka yang berasal dari stereotype. Melalui propaganda,
sangat mudah untuk menciptakan kesadaran kolektif dari masyarakat yang
membentuk gambaran mental, yang kemudian diidentifikasi sebagai musuh,”
Presiden SBY menjelaskan.
SBY mengingatkan, bahkan dalam situasi yang damai sekalipun, prasangka
bisa membiakkan ketidakpekaan. Hal ini bisa berakibat munculnya
kekerasan dalam bentuk-bentuk yang tak terduga
Kita semua bisa belajar dari pengalaman. Siapa saja yang ingin membangun
masyarakat antarbagsa, harus belajar untuk menjadi lebih sensitif dan
mempertimbangkan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa lain. "Siapa yang
yang membangun beragam masyarakat dalam ras yang berbeda harus
mengetahui dan menghargai satu sama lain dengan lebih baik. Kita butuh
saling menghargai nilai-nilai yang diyakini secara sakral oleh yang
lain,” kata Presiden.
Untuk itu diperlukan dialog. Indonesia sedang dan terus mengupayakan
dialog antarkeyakinan, peradaban, dan kebudayaan. "Dan kita sudah
belajar, bahwa melalui dialog untuk menghargai nilai-nilai yang dianut
satu sama lain, kita bisa bekerja sama. Kita bisa saling membantu untuk
memecahkan masalah yang membuat kita saling berlawanan. Kita bisa saling
membantu untuk mengatasi masalah-masalah politik, ekonomi, dan sosial
yang menjadi akar permasalahan dari berbagai konflik bersenjata,”
Presiden SBY menuturkan.
“Daripada membuat garis pertempuran satu sama lain, lebih baik kita
membangun komunitas bersama. Dan bila kita bisa maka kita dalam
perjalanan menuju perdamaian yang abadi,” ujar SBY.
Presiden SBY menekankan bahwa tantangan dalam forum ini adalah
mengidentifikasi ukuran-ukuran konkret untuk mencapai tujuan-tujuan
menciptakan perdamaian itu. "Ini adalah upaya yang sangat berarti dari
ide-ide terbaik anda semua, serta kebijaksanaan yang terdalam,” kata
Presiden menutup sambutannya.
Usai menyampaikan sambutannya, Presiden SBY kemudian resmi membuka 2nd
World Peace Forum (WPF) dengan memukul gong. WPF diikuti peserta dari 36
negara, terdiri dari berbagai kalangan seperti agamawan dan politik,
pebisnis, cendekiawan, aktivis LSM, dan jurnalis. The 2nd World Peace
Forum (WPF), Addressing Facets of Violence : What can be Done?
diselenggarakan oleh Muhammadiyah & Cheng Ho Multi Culture Trust,di
Hotel Sultan ini.
Acara ini didukung Centre for Dialog and Cooperation among
Civilizations (CDCC) berlangsung tanggal 24 s/d 26 Juni 2008.
WPF ingin menjadi wadah bagi warga dunia yang peduli untuk berbagi
pemikiran dan kebijaksanaan, mendiskusikan cara-cara praktis untuk
meningkatkan kerjasama dan mengurangi prasangka, dan membangun
kesepahaman di berbagai peradaban. Forum ini diharapkan bisa
mengintensifkan dialog diantara peradaban.
Acara dimulai dengan sambutan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din
Syamsuddin dan pendiri Cheng Ho Multi Culture Trust, Tan Sri Lee Kim
Yew. Hadir pula dalam acara ini tokoh Ven, Master Chin Kung, pendiri
masyarakat Budhis Amithaba yang berpusat di Toowomba, Australia. Juga
disampaikan pesan perdamaian dari tokoh-tokoh dunia.Seperti PM Selandia
Baru Helen Clark, PM Kerajaan Belanda Jan Peter Balkenende, PM Australia
Kevin Rudd, PM Inggris Gordon Brown.
Para pembicara yang hadir antara lain Dr.Amien Rais, Dato Anwar Ibrahim,
Dr.Emmanuel Kattan, Dr.Ali Alatas, Ayatollah Mohammad Ali Taskhiri (Sekjen
Majelis Global Pemikiran Islam, Teheran, Iran), dan Mark Juergensmeyer (Direktur
Pusat Studi Internasional dan global, University of California, Santa
Barbara, AS). Bersama Presiden hadir pula Ketua MPR Hidayat Nurwahid dan
beberapa menteri, antara lain Menlu Hassan Wirajuda.
►e-ti/doan
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia
BIOGRAFI ==
01
02
03
04
05
06
07 ==
|
|