KH Abdurrahman Wahid
KH Abdurrahman Wahid, akrab disapa Gus Dur, Sang Bapak Bangsa yang sering
melontarkan pendapat kontrversial. Seringkali pendapatnya berbeda dari
pendapat banyak orang. Bahkan ketika menjabat Presiden RI ke-4 (20 Oktober
1999-24 Juli 2001), ia tak gentar menggungkapkan sesuatu yang diyakininya
benar kendati banyak orang sulit memahami dan menerimanya bahkan
menentangnya. Gus Dur, pendiri PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) ini, terus
‘Maju Tak Gentar Membela yang Benar’.
Marsillam Simanjuntak
Dia seorang pejuang demokrasi berintegritas tinggi.
Aktivis Forum Demokrasi yang juga mantan
Sekretaris Kabinet dan Jaksa Agung era pemerintahan Gus Dur, itu
dipercaya Presiden SBY memipin UKP3R. Pengangkatan ini membuat
Wapres Jusuf Kalla dan Partai Golkar seperti kebakaran jenggot.
Soerjadi Soedirdja
Mantan Gubernur DKI Jakarta (1992-1997)
ber-pangkat Letjen ini seorang tokoh yang sedikit bica-ra tapi banyak
bekerja. Dia berhasil membebaskan jalan-jalan di Jakarta dari beca dan
membangun banyak fly over. Mantan Mendagri (1999-2001)dan
Menkopolkam(2000-2001), ini lahir
di Jakarta 11 Oktober 1938.
Dr. Alwi Shihab
Penampilannya simpatik,
tenang dan cerdas. Di bawah kepemimpinannya PKB bergandeng tangan dengan
Partai Golkar mencalonkan Wiranto dan Solahudin Wahid sebagai
Capres-Cawapres. PKB dengan cerdik bergandengan terapkan gaya politik
Golkar yang telah terbukti ampuh sebagai mesin politik Orde Baru selama 32
tahun.
Luhut Panjaitan
Menperindag Kabinet Persatuan Nasional, ini
lulusan terbaik Akademi Militer 1970. Jenderal TNI (Purn)
kelahiran Simanggala, Tapanuli, 28 September 1947 ini, mengabdi di
kesatuan baret merah Kopassus (Komando Pasukan Khusus), yang bermarkas
di Cijantung, selama 23 tahun. Dia Komandan pertama Detasemen 81 (Gultor 81).
Marzuki Usman
Pria kelahiran Mersang, 160 kilometer dari Jam-bi, 30-12-943, ini dikenal sebagai praktisi ekono-mi yang piawai. Dia
mantan ‘mandor’ pasar modal dan menjabat beberapa posisi di bidang ekonomi
dan keuangan. Mantan Menteri Negara Pengge-rak Dana Investasi/Kepala BKPM
(1999) dan Menteri Kehutanan (2001) ini kemudian terjun ke dunia politik.
Bondan Gunawan
Dia relatif tidak lama berada di elit puncak pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid (Kabinet Persatuan 1999-2001). Sebagai Sekretaris
Pengendali Pemerintahan, lalu Pjs Menteri Sekretaris Negara. Karirnya meredup setelah terkuak
isu bobolnya brankas Yayasan Karyawan Yanatera Bulog senilai Rp 35
milyar.
Djohan Effendi
Pada era pemerintahan Gus Dur, ia sempat menjabat Sektretariat Negara
menggantikan Bondan Gunawan. Ia mampu menyejukkan lingkungan istana. Di
kalangan peminat pemikiran Islam, namanya tidak asing. Ia sudah
malang-melintang sebagai pemikir Islam inklusif yang sangat liberal. Dalam
memahami agama, Djohan sampai pada kesimpulan: "pada setiap agama terdapat
kebenaran yang bisa diambil." Karena itu, ia sangat prihatin pada segala
bentuk pertetangan yang mengatasnamakan agama.
Prof. Dr. Bambang Sudibyo (1)
Guru Besar
UGM yang juga mantan Menteri Keuangan RI
ini seorang akademisi yang memiliki sentuhan politik dan bisnis. Menurut-nya,
ekonomi Indonesia rusak seperti seka-rang ini, lebih banyak karena
settingnya yang rusak, bukan karena pranata ekonomi yang rusak.
Sekarang ini, kata mantan Ketua Umum ISEI ini, ekonomi Indonesia
dibungkus oleh tiga lapis risiko yakni risiko sosial, risiko polkam dan
risiko global.
Sarwono Kusumaatmadja
Dia
seorang politisi lintas orde dan lintas aliran. Mantan Sekjen Golkar dan Menteri Negara
PAN (1988 – 1993), Menteri Negara Lingkungan Hidup (1993 – 1998) dan Menteri
Eksplorasi Kelautan
(1999 – 2001), ini teruji bebas KKN. Kemudian, dia pun terpilih menjadi
anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari DKI Jakarta pada Pemilu 2004.
Prof. Dr.Bungaran Saragih
Anak Siantar, guru besar IPB lulusan doktor bidang ekonomi dari North
Carolina State University, AS (1980), ini terkenal dengan berbagai tulisan
dan pandangannya tentang masalah pertanian. Maka ketika ia diangkat
menjadi Menteri Pertanian (Kabinet Persatuan dan Kabinet Gotong-Royong)
disambut banyak pihak sebagai pilihan yang tepat. Diharapkan ia bisa
mendorong sektor pertanian menjadi lokomotif kesejahteraan rakyat,
khususnya petani.
|