|
C © updated
23062004 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
►e-ti/rpr |
|
|
Nama:
Camelia Malik
Nama Panggilan:
Mia
Lahir:
Jakarta, 22 April 1955
Ayah:
Jamaluddin Malik
Pendidikan:
SMA
Binatang Kesayangan:
Anjing
Penyanyi Favorit:
Ruth Sahanaya
Olah Raga Favorit:
Bulu Tangkis
Makanan Favorit:
Gado-gado
Hobby:
Olah Raga, Nari, Nyanyi
Film yang dibintangi:
Nada-nada Rindu, Jaka Swara, Laki-laki Pilihan, Lorong Hitam, Dalam
Sinar Matamu, Mencari Ayah, Film Pacar Ketinggalan Kereta dan Para
Perintis Kemerdekaan.
Tarian yang dikuasai:
Jaipong, Tari Jawa, Minang, dan Bali.
Album:
Colak-colek (1979), Raba-raba (1980), Ceplas-ceplos, Gengsi Dong,
Wakuncar, Murah Meriah, Colak Colek II |
|
|
|
|
|
|
Camelia Malik
Diva Dangdut ‘Jaipong’
Goyangan dada dan pinggulnya memikat. Tari jaipongan menjadi ciri khasnya. Pengalamannya sebagai penyanyi
dangdut selama lebih 25 tahun terbukti telah mematangkan dirinya.
Meski banyak penyanyi dangdut bermunculan dengan goyangan ‘model baru’,
ia tetap konsisten dan tidak terpengaruh. Ia tetap digemari oleh banyak
orang lewat ciri khasnya.
Colak-colek lagu perdananya, yang digubah Reynold Panggabean, mantan
suami keduanya, pada awal 1970, telah melambungkan namanya pada deretan
penyanyi top dangdut lainnya, seperti Rhoma Irama, Muchsin Alatas, Elvy
Sukaesih, Rita Sugiarto dan Elya Kadham. Saat itu, musik dangdut yang
kata sebagian orang “Musik Kampungan” mulai digemari masyarakat termasuk
masyarakat Jepang dan Amerika Serikat.
Hal itu bisa dibuktikan saat ia tampil dalam acara Live Show Camelia
Malik di Shibuya Seed Hall, Tokyo, Jepang. "Telah Lahir Musik Baru",
teriak histeris pemuda-pemuda Jepang, sambil bergoyang menikmati musik
dangdut. Demikian pula di Kota San Fransisco, Los Angeles, New York.
Melihat sambutan demikian, muncul ide baru. Camelia pun langsung
menjajaki dan melakukan rekaman di sana.
Camelia Malik yang lahir 22 April 1955, sebenarnya tidak pernah
mempunyai cita-cita menjadi penyanyi. la semula ingin menjadi ahli
kecantikan. "Setiap hari ibu memotivasi saya untuk menjadi ahli
kecantikan," tuturnya.
Camelia Malik biasa dipanggil Mia. la mempunyai darah seni yang besar.
Ayahnya, Jamaluddin Malik termasuk insan perfilman. Dengan
rekan-rekannya, seperti Asrul Sani, Usmar Ismail, Fifi Young, Chitra
Dewi, sering kumpul di rumah ayahnya. Jamaluddin Malik waktu itu
mempunyai sebuah perusahaan film. Tanpa disadari, lingkungan
mempengaruhi jiwanya.
Untuk pertama kalinya Mia hadir di dunia perfilman, bersama Rachmat
Kartolo, dalam film berjudul Ratna. Waktu itu usia Mia 16 tahun. Mia
remaja tumbuh tanpa banyak larangan apalagi kekangan. Orangtuanya
memberi kesempatan bergaul dengan teman-temannya. Penampilannya selalu
rapi. Mia mempunyai banyak teman. Apalagi aktif belajar menari.
Keberhasilan di dunia tarik suara, diakui banyak bermula dari Reynold
Panggabean.
"Saya akui bahwa orang-orang lain menunjang karir saya.
Namun Reynold-lah yang lebih dominan. Fungsinya tidak hanya suami. Dia
mendidik mengarahkan saya. Dialah yang menemukan nuansa-nuansa dalam
diri saya," tutur Mia mengenang. Berkat dukungan Reynold inilah, Mia
pantas disejajarkan dengan artis beken lainnya. Bahkan bukan hanya
dengan artis di jalur dangdut saja, akan tetapi di jalur film sampai
tarian sekalipun.
Namun tak dinyana mahligai rumah tangganya kandas. Pasangan yang telah
sebiduk mengarungi bahtera hidup selama dua belas tahun harus berpisah.
Kamis, 2 Maret 1989, pasangan Reynold-Mia resmi cerai di pengadilan
Negeri Jakarta Selatan.
"Sampai saya kawin dengan Reynold, belum terlintas dalam pikiran, apakah
saya akan menyanyi. Saya cuma mendampingi seorang musisi," cerita Mia.
Reynold Panggabean yang waktu itu salah seorang pendukung The Mercys
bersama Rinto Harahap dan Charles Hutagalung, menciptakan sebuah lagu
dangdut dan berhasil diterima masyarakat. Produsernya kemudian meminta
agar Reynold bersolo karier.
Permintaan itu ia tolak karena merasa belum mampu. Akhirnya kesempatan
itu ditawarkan kepada Mia. Isterinya waktu itu sering berdendang sendiri
di rumah. Mia ragu. Reynold kemudian yang mendorongnya.
Mia mencoba. Reynold memberikan falsafah. "Kalau kamu benar-benar ingin
jadi penyanyi dangdut, jangan tanggung-tanggung. Warna kamu harus khas
yang berbeda dengan penyanyi dangdut lainnya," kata Mia mengulang
kalimat mantan suaminya.
Sejumlah kaset dangdut dari berbagai penyanyi ia kumpulkan. Dia pelajari
dengan seksama. la lalu berkesimpulan, menyanyi itu gampang. Dengan
pegangan itu, Mia terus berlatih dan mengembangkan kebolehannya. Lalu,
ia yakin, bisa. Lagu pertama yang dilempar ke masyarakat, Colak Colek.
Penyanyi dangdut baru yang cantik ini, langsung mendapat tempat di
telinga penggemar dangdut. Banyak yang ingin selalu melihatnya.
Kesuksesan Album Colak Colek membuat posisi Mia sebagai penyanyi semakin
kokoh. Tawaran show mulai datang silih berganti. Pada awalnya Mia
menolak tawaran-tawaran tersebut karena merasa pengalamannya tampil
langsung di depan penonton masih minim. Ia belum berani dan merasa belum
mampu.
Hingga suatu ketika lagu Colak Colek mendapat penghargaan dari Pusat
Penerangan ABRI. Mia kemudian harus tampil membawakan lagu tersebut di
Istora Senayan Jakarta. Kali ini, ia sukar mengelak. Mia tampil bersama
Hetty Koes Endang, Elvy Sukaesih dan beberapa penyanyi yang sudah lebih
dahulu terkenal.
Pengalaman itu juga ternyata menambah keberanian Mia. Di
Istora Senayan, ia mendapat aplaus penonton yang jumlahnya diperkirakan
mencapai 12 ribu orang. Gemuruh suara tepukan membuatnya kikuk. la
mengaku, tidak tahu harus ngomong apa ketika itu. Tapi dalam hati Mia
muncul kesadaran baru, bahwa ia telah lahir sebagai penyanyi.
Camelia Malik merasa harus lebih bersungguh-sungguh. Pelajaran-pelajaran
penting dari pengalaman pertamanya, cukup kuat membentuk jiwa
keartisannya. Rasa risih pun ia lepaskan. Album-albumnya kemudian
meluncur dan menyebar di pasaran kaset. Di antaranya Raba-raba,
Ceplas-ceplos, Gengsi Dong, Wakuncar, Murah Meriah dan Colak Colek II.
Lima judul lagu tersebut, telah pula difilmkan.
Selain aktif melatih vokal dan gaya panggung, Mia juga terus berkembang
di dunia yang pernah ditekuninya, film. Dari segi aktingnya, Mia banyak
belajar dan merasa berterima kasih kepada sutradara yang telah
membantunya, khususnya kepada Nawi Ismail. Menurutnya, diaIah yang mampu
memoles artis menjadi seorang bintang.
Mia pernah terpilih sebagai biduanita Melayu paling populer 1978 -1981.
"Sejak kecil saya sudah terbiasa mandiri. Benar kita butuh bantuan orang
lain. Tapi yang melaksanakan semuanya adalah kita. Jadi terhadap apapun
saya tak pernah takut," katanya. Camelia Malik memang tak merasa
kesepian. Karena dalam waktu relatif singkat, sekitar dua bulan cerai
dengan Reynold, Mia sudah dipersunting Harry Capri, yang bintang film
juga. Harry Capri mempersunting Mia pada hari Sabtu, 2 Maret 1989 dan
melangsungkan resepsi pernikahannya pada hari Minggu 16 Juli 1989 di
Cilandak.
Pernikahannya dengan Harry Capri dilakukan atas saran Rhoma Irama. "
Agar nggak timbul kesan negatif dari masyarakat" ungkapnya. Sekaligus
pada waktu itu Rhoma Irama menjadi wali hakimnya. Pertemuan dengan Harry
Capri bermula pada bulan Ramadhan 1988. Pandangan pertama mereka terjadi
pada saat pembuatan sinetron TV Rona-Rona, yang kemudian menumbuhkan
benih-benih cinta. Yang lebih santer lagi ketika terjadi Festival Film
Indanesia 1988, semua mulut membicarakan hubungan mereka. Dalam
perjalanan pernikahannya dengan Harry Capri, Mia sempat mengalami
keguguran saat mengandung anak pertama. Namun, kesedihannya hanya sesaat.
Tuhan akhirnya menganugerahkannya anak.
Mia dikenal profesional dalam melakoni pekerjaannya. Meski terkadang
hati kecilnya menolak, Mia menghormati komitmen yang telah ia buat. la
berusaha konsekuen terhadap semua kontrak bisnisnya. Mia tahu apa yang
harus dilakukan saat melaksanakan tugasnya sebagai artis, meski ia harus
mengorbankan kepentingannya.
Suatu contoh, saat manggung di Lampung tahun 1982, artis berdarah
Padang-Jawa-Arab ini harus tampil sementara hatinya bergemuruh. Betapa
tidak, sehari sebelumnya adik Mia tewas dengan 18 tusukan. Mia tetap
tampil menyanyi, berlenggak-lenggok seperti biasa meski di matanya
terlintas bayang mayat.
Bahkan dua minggu setelah keguguranpun, Mia masih bisa bergabung bersama
Neno Warisman, Ria Irawan dan Kasino mengikuti acara safari FFI 1989 ke
kota kembang. Di LP Sukamiskin dan GOR Saparua, Bandung, Camelia Malik
tidak menampakkan sikap canggungnya pada peserta. Mia berjaipongan dan
bernyanyi seolah-olah Mia tak pernah merasakan yang baru terjadi pada
dirinya. "Kita ini menghadapi manusia. Kita tak bisa bilang…tolong di-cancel
karena saya lagi sedih dan menderita," tutur artis yang pernah mendapat
arahan Teguh Karya dalam Film Pacar Ketinggalan Kereta.
Dalam perjalanan karirnya, Mia pernah tampil dalam Festival Dunia Melayu
Dunia Islam (DMDI) di Pangkal Pinang di penghujung tahun 2003, 13-17
Desember. Ia juga telah berkolaborasi dengan banyak musisi dan penyanyi
dangdut di antaranya Evie Tamala, Iis Dahlia, Rhoma Irama, Ahmad Albar,
Muchsin Alatas, Elvy Sukaesih, Rita Sugiarto dan sebagainya.
► mlp
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia) |
|