|
C © updated 28072008 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti/gg |
|
|
Nama:
Rachman Halim
Lahir:
Kediri, 30 Juli 1947
Meninggal:
Singapura, 27 Juli 2008
Istri:
Feni Olivia
Anak:
Dua orang
Ayah:
Surya Wonowidjojo alias Tjoa Jien Hwie, Pendiri Gudang garam
Jabatan Terakhir:
Presiden Komisaris PT Gudang Garam Tbk
Alamat Keluarga:
Jalan Demak Nomor 1, Kelurahan Ngadirejo, Kediri, Jawa Timur
|
|
|
|
|
|
|
RACHMAN HALIM HOME |
|
|
Rachman Halim (1947-2008)
Generasi Kedua Gudang Garam
Rachman Halim yang juga bernama Tjoa To Hing, adalah pemimpin generasi
kedua perusahaan rokok terbesar di Indonesia, Gudang Garam. Pria
kelahiran Kediri, 30 Juli 1947, itu meninggal dunia di Singapura, 27
Juli 2008 pukul 05.00 waktu Singapura atau 04.00
WIB. Ia adalah putra pertama Surya Wonowidjojo, pendiri Gudang Garam, yang
berbasis di Kediri, Jawa Timur, yang mempekerjakan sekitar 46.000 karyawan.
Terakhir ia menjabat Presiden Komisaris PT Gudang Garam Tbk. Menurut
majalah Forbes, ia dan keluarga adalah orang terkaya 8 di Indonesia
dengan kekayaan 1,6 miliar dollar AS, tahun 2007. Peringkat ke-4 di Asia Tenggara pada tahun 2004, dan terkaya ke-214 di dunia pada 2005.
Halim berhasil membawa GG menjadi perusahaan besar. Dia
melakukan revolusi, menjadikan Gudang Garam sebagai perusahaan terbuka
dan terus membesar hingga selalu menjadi terbesar.
Rahman meninggal tepat sebulan setelah perayaan ulang tahun ke-50 PT
Gudang Garam, 26 Juni 2008. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak.
Halim meninggal akibat penyakit
jantung koroner yang dideritanya, setelah mendapat perawatan di salah
satu rumah sakit di Singapura.
Jenazahnya diterbangkan dari Singapura dengan pesawat carter dan tiba di Bandara Juanda
Surabaya sekitar pukul 16.30. Selanjutnya, dibawa dengan helikopter milik
Gudang Garam dan mendarat di
helipad kompleks pabrik GG unit III sekitar pukul 17.30. Sebelumnya,
satu helikopter mendarat lebih dulu yang mengangkut beberapa koper dan
kerabat Halim.
Jenazahnya
disemayamkan di rumah duka di Jalan Demak Nomor 1, Kelurahan Ngadirejo,
Kediri, Jawa Timur. Sebelum disemayamkan di
rumah duka, jenazah dibawa mengitari Gedung Sasana Krida Surya Kencana
di Kediri, salah satu gedung baru milik PT Gudang Garam yang belum
sempat diresmikan.
Ribuan warga sekitar dan buruh PT Gudang Garam memadati sepanjang jalan
menuju rumah duka yang dilalui iring-iringan mobil jenazah. Dia memang
dikenal sebagai seorang dermawan. Di sepanjang jalan yang dilalui
iringan mobil jenazah, keluarga almarhum juga menebar uang receh yang
kemudian dipungut warga yang menyambutnya di sepanjang jalan.
Juru bicara keluarga, yang juga Kepala Humas PT Gudang Garam, Vidya R
Boediyanti, kepada pers menjelaskan, Rahman meninggal di Rumah Sakit
Mount Elizabeth, Singapura. Ia meninggalkan satu orang istri, Feni Olivia alias Oiy Fen Lang, putri
seorang pemilik restoran di Bima, NTB, dan dua orang anak.
Rahman mengawali kariernya di PT
Gudang Garam sebagai pengawas bangunan pabrik. Setelah itu, pada tahun 1969, ia
menjabat sebagai salah satu Direktur PT Gudang Garam. Tahun 1984, ia
menjabat presiden komisaris.
Berita meninggalnya bos GG itu mengejutkan sejumlah pejabat di Kota Kediri.
Wali Kota Achmad Maschut mengaku terkejut dan menyatakan sangat berduka atas wafatnya Rachman.
menurut Maschut,
Halim seorang pengusaha yang ramah, tenang dan baik. Maschut terkejut,
karena saat resepsi HUT Ke-50
GG Juni lalu, ia masih bercanda saat bersalaman dengan Halim.
Sebelumnya, Halim juga sempat datang ke rumah dinas bupati dan mengajukan izin pembangunan dua
gedung baru. Yakni, gedung di dekat unit I yang diproyeksikan untuk
kantor pusat dan gedung Sasana Kridha Surya Kencana.
Ketua Umum Gappri (Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia)
Ismanu Semiran, pun mengaku sangat terkejut dan merasa kehilangan
dengan meninggalnya Halim. "Seluruh elemen industri rokok mengucapkan
belasungkawa sedalam-dalamnya. Kepergian beliau membuat kami sedih,"
ujar Ismanu.
Orang Terkaya "Forbes"
Dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia tahun 2007 versi majalah Forbes
Asia, Rachman Halim & keluarga (1,6 miliar dollar AS) menduduki
peringkat 8 terkaya di Indonesia.
Bahkan pada tahun 2003, Majalah Forbes dalam The 2003 Forbes World’s Billionaires List yang dirilis hari Jumat (28/2) menempatkan Rachman Halim dan keluarga,
pemilik pabrik rokok Gudang Garam, pada urutan
303 terkaya di dunia. Dengan kekayaan 1,4 milyar dollar AS (sekitar Rp 12,6 trilyun)
Halim ada bersama 24 orang dengan nilai kekayaan yang sama.
Rachman Halim merupakan satu-satunya
orang Indonesia yang masuk daftar. Orang
Asia lainnya yang ada satu peringkat dengan Halim adalah Stanley Ho (Hongkong)
yang bergerak di judi, Keluarga Koo Chen-hu (Korsel) di perbankan, dan
Yamauchi Hiroshi (Jepang) di Nintendo.
Sempat Bagi Rumah
Rachman Halim yang dikenal peduli terhadap karyawannya, sekitar satu bulan
sebelum meninggal (saat
perayaan ulang tahun Gudang Garam Ke-50 pada 25 Juni 2008), sempat memberikan hadiah rumah kepada karyawan
yang mengabdi lama di Gudang Garam. Pemberian rumah itu sebagai bentuk
terima kasihnya kepada karyawan yang ikut membesarkan GG. Sehingga pabrik rokok yang didirikan pada tahun 1958
oleh ayah kandungnya, Surya Wonowidjojo alias Tjoa Jien Hwie, sukses
berkembang.
Acara itu dihadiri oleh mantan Presiden Megawati dan beberapa
menteri anggota Kabinet Indonesia Bersatu serta Gubernur Jatim Imam
Utomo.
Profil GG
PT. Gudang Garam Tbk. merupakan salah satu produsen rokok kretek
terkemuka yang menguasai pangsa pasar terbesar di Indonesia, memproduksi
lebih dari 70 miliar batang rokok pada tahun 2001 dan dikenal sebagai
produsen rokok kretek yang bermutu tinggi.
Dilihat dari asset yang dimiliki, nilai penjualan, pembayaran pita cukai
dan pajak kepada Pemerintah Indonesia serta jumlah karyawan, PT Gudang
Garam Tbk merupakan perusahaan terbesar dalam industri rokok kretek di
Indonesia. PT Gudang Garam Tbk telah mencatatkan sebagian saham-sahamnya
di lantai bursa.
Sejarah
Perjuangan PT Gudang Garam Tbk hingga mencapai sukses seperti
sekarang ini dimulai sejak tahun 1958.
Pada tanggal 26 Juni 1958, Bapak Surya Wonowidjojo memulai usaha membuat
rokok kretek dengan merek dagang "Gudang Garam" dengan bercirikan
industri rumah tangga yang hanya menggunakan alat tradisional sederhana.
Pada saat itu jumlah tenaga kerjanya hanya sekitar 50 orang dan
menempati lahan sewaan seluas 1000 m2 yang berlokasi di jalan Semampir
II/1 Kediri. Gudang Garam memulai produksi perdananya, berupa Sigaret
kretek Klobot (SKL) dan Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan hasil
produksi hanya sekitar 50 juta batang pada tahun 1958. Pada mulanya
pemasaran hasil produksi hanya meliputi sekitar daerah Kediri (Karesidenan
Kediri).
Setelah menjalankan usaha selama 10 tahun Gudang Garam menjadi semakin
terkenal sehingga pendirinya mempertimbangkan untuk memperluas usaha.
Pada tahun 1969, perusahaan beralih status menjadi sebuah Firma guna
mengikuti perkembangan dunia usaha. Gudang Garam juga mendapat dukungan
dari BNI 1946 untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang berawal dari
hanya jumlah jutaan rupiah hingga menjadi milyaran rupiah.
Kemudian pada tahun 1971, status perusahaan berubah menjadi Perseroan
Terbatas (PT) dan mendapatkan fasilitas PMDN. Dengan status Perseroan
Terbatas, PT. Perusahaan Rokok Tjap Gudang Garam semakin berkembang,
baik dari segi kualitas produksi, menejemen maupun teknologi, sehingga
pada tahun 1979 mulai memproduksi Sigaret Kretek Mesin (SKM). Produksi
sigaret kretek mesin ini tidak merubah sifat PT. Gudang Garam sebagai
perusahaan yang menganut sistem padat karya, bahkan semakin memperluas
kesempatan kerja.
Pada tahun 1985, Bapak Surya Wonowidjojo wafat dengan meninggalkan
kenangan indah kepada seluruh karyawan. Saat itu justru persaingan di
industri rokok semakin ketat, dengan kondisi demikian, perusahaan harus
berjuang demi kelestarian perusahaan dan kesejahteraan karyawan yang
merupakan cita-cita beliau.
Untuk memperkuat struktur permodalan dan posisi keuangan perusahaan,
maka pada tahun 1990 PT. Gudang Garam melakukan penawaran umum untuk
menjual sebagian saham perusahaan kepada masyarakat melalui bursa effek.
Pada tahun 1991, perusahaan mengembangkan usaha di bidang kertas
industri melalui PT Surya Pamenang, berkedudukan di Kediri. Prosentase
pemilikan saham PT Gudang Garam Tbk. pada PT Surya Pamenang saat ini
adalah 100% kurang 1 (satu) saham. Salah satu tujuan pengembangan bidang
usaha ini adalah untuk menjamin kesinambungan akan pasok bahan
pengepakan bermutu tinggi, yang sebelumnya kebutuhan bahan pengepakan
berkualitas tertentu masih harus diimpor. PT Surya Pamenang akan ikut
serta memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia dan di luar negeri di
samping juga untuk memenuhi kebutuhan kertas kemasan PT Gudang Garam Tbk.
sendiri.
Produksi PT Surya Pamenang saat ini adalah:
- Coated Folding Boxboard
- Coated Solid Bleached Board
- Coated Duplex Board
Untuk melihat lebih detail tentang PT Surya Pamenang, silahkan klik
www.spamenang.com
Filosofi
Kiat-kiat manajemen yang menjadikan PT. Gudang Garam, Tbk. menjadi
seperti sekarang ini, bercermin pada pandangan hidup Almarhum Surya
Wonowidjojo yang juga menjadi falsafah perusahaan, yaitu Catur Dharma
Perusahaan.
Yaitu :
- Kehidupan yang bermakna dan berfaedah bagi masyarakat luas merupakan
suatu kebahagiaan
- Kerja keras, ulet, jujur, sehat dan beriman adalah prasyarat
kesuksesan.
- Kesuksesan tidak dapat terlepas dari peranan dan kerjasama dengan
orang lain.
- Karyawan adalah mitra usaha yang utama.
Direksi
Djajusman Surjowijono
Presiden Direktur, sejak Juni 2000
Susilo Wonowidjojo
Wakil Presiden Direktur, sejak tahun 1990.
Direktur
Heru Budiman, sejak Juni 2000
Edijanto, sejak Juni 2005
Herry Susianto, sejak Juni 2007
Fajar Sumeru, sejak Juni 2007
Buntoro Turutan, sejak Juni 2007
Buana Susilo, sejak Juni 2008
Komisaris
Rachman Halim
Presiden Komisaris sejak 2000
Juni Setiawati Wonowidjojo
Yudiono Muktiwidjojo
Frank Willem van Gelder
Hadi Soetirto
Karyawan
Salah satu keunikan yang dimiliki PT Gudang Garam Tbk dalam hal
sumber daya manusia adalah kemampuan untuk menerapkan prinsip padat
karya sekaligus prinsip padat modal secara bersama-sama. Di satu sisi
untuk memproduksi rokok yang berkwalitas tinggi, PT Gudang Garam Tbk
dituntut untuk menggunakan mesin-mesin dan peralatan canggih yang
membutuhkan banyak modal untuk pengadaannya. Namun di sisi lain
perusahaan juga memiliki komitmen besar terhadap pemberdayaan sumber
daya manusia. Hal ini terbukti dengan jumlah karyawan PT Gudang Garam
Tbk yang mencapai lebih dari 41.000 karyawan yang tersebar di berbagai
sektor pekerjaan.
***
Daftar 40 orang terkaya di Indonesia versi Forbes Asia 2007
1. Aburizal Bakrie & keluarga (5,4 miliar dollar AS)
2. Sukanto Tanoto (4,7 miliar dollar AS)
3. R. Budi Hartono (3,14 miliar dollar AS)
4. Michael Hartono (3,08 miliar dollar AS)
5. Eka Tjipta Widjaja & keluarga (2,8 miliar dollar AS)
6. Putera Sampoerna & keluarga (2,2 miliar dollar AS)
7. Martua Sitorus (2,1 miliar dollar AS)
8. Rachman Halim & keluarga (1,6 miliar dollar AS)
9. Peter Sondakh (1,45 miliar dollar AS)
10. Eddy William Katuari & keluarga (1,39 miliar dollar AS)
11. Anthoni Salim & keluarga (1,3 miliar dollar AS)
12. Mochtar Riady & keluarga (950 juta dollar AS)
13. Murdaya Poo (900 juta dollar AS)
14. Arifin Panigoro & keluarga (880 juta dollar AS)
15. Hary Tanoesoedibjo (815 juta dollar AS)
16. Trihatma Haliman (790 juta dollar AS)
17. Sjamsul Nursalim & keluarga (550 juta dollar AS)
18. Chairul Tanjung (450 juta dollar AS)
19. Paulus Tumewu (440 juta dollar AS)
20. Prajogo Pangestu (420 juta dollar AS)
21. Soegiharto Sosrodjojo & keluarga (335 juta dollar AS)
22. Sutanto Djuhar & keluarga (350 juta dollar AS)
23. Hadi Surya 345 juta dollar AS)
24. Aksa Mahmud (340 juta dollar AS)
25. Harjo Sutanto & keluarga (315 juta dollar AS)
26. Soegiarto Adikoesoemo & keluarga (310juta dollar AS)
27. Husein Djojonegoro & keluarga (305juta dollar AS)
28. Kartini Muljadi (260 juta dollar AS)
29. Edwin Soeryadjaya (250 juta dollar AS)
30. Jusuf Kalla (230 juta dollar AS)
31. Tan Kian (225 juta dollar AS)
32. Ciputra (205 juta dollar AS)
33. Bambang Trihatmodjo (200 juta dollar AS)
34. George & Sjakon Tahija (195 juta dollar AS)
35. Kris Wiluan (185 juta dollar AS)
36. Eka Tjandranegara & keluarga (170 juta dollar AS)
37. Alim Markus & keluarga (140 juta dollar AS)
38. Husein Sutjiadi (135 juta dollar AS)
39. Jakob Oetama (130 juta dollar AS)
40. Boenjamin Setiawan (120 juta dollar AS)
►e-ti/tsl
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia) |
|