|
C © updated 28082006 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti/ht |
|
|
BIODATA:
Nama:
Drs. Monang Sitorus, SH, MBA
Lahir:
Desa Lumban Binanga, Kec. Porsea, Kab. Toba Samosir, 13 Desember 1954
Jabatan:
Bupati Toba Samosir
Agama:
Kristen Protestan
Istri:
Intan Dameria Darmawaty br. Marpaung, B.Sc, MBA (Lahir 16
September 1955 dan Menikah: 17 Februari Tahun 1978)
Anak :
1. Daniel Pardomuan Rossevelt Sitorus, BBA (Lahir tahun 1978, menikah
dengan Yasmintia Puspita Romauli br Marpaung 13 Februari 2004,
dikaruniai satu orang anak)
2. Rachel Monita Nancy br. Sitorus, SE, MM (Lahir tahun 1980, menikah
dengan Ir Raja Monang Butar-Butar, MM, 11 Februari 2005)
Cucu:
Kairos Rotama Parasian Priatama Sitorus (Lahir 4 Maret 2005)
Ayah:
Togu Adarian Sitorus
Ibu:
Lotung br. Manurung
Ayah Mertua:
Darius Marpaung (Lahir 18 September 1927)
Ibu Mertua:
Hafny Silitonga (Lahir 6 Juni 1935)
Pendidikan:
-SD, di Desa Pangombusan, Porsea, lulus 1967
-SMP, di Desa Siraituruk, Porsea, lulus 1970
-SMA, SMA Kampus Universitas HKBP Nomensen, Pematang Siantar, lulus 1973
-Sarjana Hukum, Uiversitas Katolik Parahyangan, Bandung, lulus 1979
-Sarjana Ilmu Administrasi Negara, STIA LAN-RI, lulus 1989
-Master of Business Administration (MBA), STIE Trianandra Jakarta in
Collaboration With Hogescholl Van Utrecht The Netherlands, lulus 1999
Pekerjaan:
-Juni 1979-Desember 1979, Calon PNS Biro Perencanaan, Departemen PU
-Maret 1980, PNS Biro Perencanaan, Departemen PU, NIP 110020932
-April 1980-April 1982, PJS Kepala Sub Bagian Informasi dan Dokumentasi,
Biro Prencanaan, Departemen PU
-Mei 1982-April 1984, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Biro Perencanaan,
Departemen PU, merangkap Kepala Penyusunan Rencana Program dan Anggaran
Biro Perencanaan, Departemen PU
-April 1984-1989, Kepala Sub Bagian Penyusunan Rancangan Undang-Undang
(RUU) dan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP), Biro Hukum Departemen
PU, dan Tugas Belajar di STIA LAN-RI
-Tahun 1990, mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil, dan
mengabdi pada bidang swasta.
-Tahun 1990 sampai sekarang, Pimpinan PT Indemeco Group Jakarta
(bergerak di bidang konsultan engineering), yang membawahi:
1. PT Indemeco
2. PT Parsito Darma Jaya Konsultan
3. PT Bina Podomoro
4. PT Montora
-12 Agustus 2005-12 Agustus 2010, Bupati Toba Samosir
Pelatihan/Seminar/Training:
-Bahasa Inggris/Advanced, Gandhi Memorial Institute, Pematang Siantar,
1973
-Seminar Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi Nasional Melalui Pembaharuan
Hukum
-Kursus Peraturan Perundang-Undangan, 1986
-Seminar Metropolitan Management Based on Development Cooperation, 1992
Organisasi Profesi:
-1982-1989: Anggota DPP Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo)
-1990-1995: Ketua DPP Inkindo Bidang Advokasi
-1992-Sekarang: Anggota Biasa HPJI (Himpunan Pengembangan Jalan
Indonesia)
-1995-1999: Sekretaris Yayasan DPP Inkindo
-1997-Sekarang: Ketua Umum Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Sosial
Masyarakat (LP2SM/ISCS)
-1998-2003: Ketua Departemen Jasa Ahli Hukum Kadin Indonesia
-2000-Sekarang: Anggota Advokasi DPD Inkindo DKI Jakarta
Organisasi Kemasyarakatan:
-1975-1978: Ketua Naposobulung Parsadaan Raja Sitorus dohot Bere (PRSB)
Bandung-Cimahi
-1989-1993: Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Generasi Muda KIARA
(Karyawan Inti Antar Rakyat)
-1991-1999: Bendahara Umum Parsadaan Raja Marpaung dohot Boruna
se-Jabotabek
-1992-1996: Sekretaris Jenderal Parsadaan Raja Sitorus dohot Boruna
(PRSB) se-Jabotabek
-1993-Sekarang: Sebagai Angota Majelis (Penatua) Gereja HKBP Jalan Hang
Lekiu III No. 18, Jakarta Selatan
-1995: Sebagai Peninjau Sinode Godang HKBP Pusat Pearaja Tarutung, dari
Distrik VIII Jawa-Kalimantan
-1998-2000: Ketua Departemen Hukum dan HAM Kosgoro
-1998-2002: Sekretaris Jenderal Balitbang PRSB se-Jabotabek
8 2004-Sekarang: Ketua Umum Parsadaan Raja Sitorus dohot Boruna
(Parsibona) se-Jabotabek
Alamat Rumah Jakarta:
Jalan Nipah XII No. 7-8, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12170
Alamat Kantor/Rumah Balige:
Jalan Sutomo No. 1, Kompleks Bupati Toba Samosir
Pagar Batu, Balige - Toba Samosir, Sumatera Utara
Telp. (0632) 322.000, 322.500
|
|
|
|
|
|
|
MONANG SITORUS HOME |
|
|
Monang Sitorus
Bupati Pengukir Toba Mas 2010
Bupati Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara periode 2005-2010 Drs
Monang Sitorus, SH, MBA merupakan penggagas TOBA MAS 2010 sebuah konsep
terbaru visi-misi pembangunan Kabupaten Toba Samosir yang terintegrasi
dan berkelanjutan dengan melibatkan semua stakeholders. Ia dilantik
menjadi Bupati 12 Agustus 2005.
Berdasarkan Visi-Misi TOBA MAS 2010, kelak di akhir masa jabatan periode
pertamanya Monang Sitorus bercita-cita akan mengukirkan sendiri relief
tanda-tanggannya di atas sebuah batu prasasti, sebagai tanda peresmian
dua proyek besar PLTA Asahan I berbiaya Rp 2,5 triliun, dan PLTA Asahan
III berbiaya Rp 5 triliun. Bersama istri tercinta Intan Marpaung, Monang
juga ingin menekan tombol sirene sekaligus memutar kunci pertanda
pengoperasian kedua pembangkit yang mampu mengatasi kelangkaan suplai
listrik di seluruh Sumatera Utara.
Dengan mengusung konsep TOBA MAS 2010 Monang yakin kabupaten yang
dipimpinnya akan menjadi kabupaten terdepan di seluruh Sumatera,
kabupaten yang seluruh rakyatnya dapat hidup makmur, adil, dan sejahtera
(MAS).
Proyek Asahan I, II, dan III yang berdiri di sekujur sungai Asahan,
Sumatera Utara, meniru tiga pembangkit yang beroperasi di sepanjang
sungai Citarum, Jawa Barat, yang dihuni PLTA Cirata, PLTA Saguling, dan
PLTA Jatiluhur.
Kelak, ketiga pembangkit listrik di sungai sungai terbesar di kawasan
Sumatera Utara ini, bisa saja namanya diubah berdasarkan ketentuan
Peraturan Daerah (Perda), tentu harus atas persetujuan DPRD Toba
Samosir, dengan mengambil nama tokoh-tokoh masyarakat asal Toba Samosir
yang memiliki kepedulian tinggi memajukan Kabupaten Toba Samosir.
Misalnya, PLTA Asahan I menjadi PLTA Jenderal TB Silalahi, PLTA Asahan
II menjadi PLTA Insinyur Bisuk Siahaan, dan PLTA Asahan III menjadi PLTA
Bupati Monang Sitorus. Atau nama-nama lain yang dianggap relevan untuk
itu. Ini akan melambangkan terintegrasi dan berkelanjutannya konsep
pembangunan di Kabupaten Toba Samosir yang Mandiri, Adil, dan Sejahtera
sebab melibatkan seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) termasuk
para perantau yang tak lagi bermukim di Toba Samosir namun hidupnya
tetap mengakar dengan kampung halaman. Pemberian nama adalah wujud
penghargaan terhadap setiap perantau yang berjasa.
Dari Rakyat, Oleh Rakyat, Untuk Rakyat
Monang Sitorus pria kelahiran Desa Lumban Binanga, Kecamatan Porsea 13
Desember 1954, yang mengidolakan mantan petani kacang namun karena
kecintaanya kepada negara berhasil meraih kursi Presiden Amerika
Serikat, Jimmy Carter, sangat ingin sekali mengukir prestasi di kalangan
rakyat tingkat akar rumput dengan menggalakkan ekonomi kerakyatan.
Ia pun mengusung slogan “Dari Rakyat, Oleh Rakyat, dan Untuk Rakyat”.
Empat sektor pembangunan yang akan digenjotnya selama kesempatan lima
tahun memimpin bersama Wakil Bupati Ir Mindo Tua Siagian, M.Sc adalah
pertanian, pendidikan, kesehatan, dan partiwisata.
Monang bukan hanya mengidolakan Carter seorang penatua gereja sama
persis dengan dirinya, yang juga anggota Majelis Gereja (Sintua) di HKBP
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Monang menyerap pula filosofi Carter
saat pertamakali ditanya wartawan sebagai Presiden, apa yang akan
dilakukan untuk membangunkan kembali perekonomian Amerika dari
keterpurukan. Jimmy Carter dengan singkat mengungkapkan prinsip menjadi
yang terbaik atau “why not the best”.
Sebagai orang beriman yang hidup hanya sekali atau life only once,
Monang kemudian memperkaya filosofinya menjadi “Hidup Hanya Sekali,
Mengapa Tidak Yang Terbaik”. Ekonomi kerakyatan “Dari Rakyat, Oleh
Rakyat, dan Untuk Rakyat” adalah jawaban Monang untuk membangkitkan
kehidupan warga Toba Samosir yang 85 persen masih sangat tergantung
terhadap sektor pertanian.
Monang Sitorus mantan birokrat Departemen Pekerjaan Umum, yang kemudian
sejak berusia 36 tahun mengundurkan diri sebagai pejabat, lalu terjun
berbisnis sendiri sebagai konsultan hingga berhasil, dalam konsep TOBA
MAS 2010 akan melakukan diversifikasi bahan pangan. Dari sebelumnya
komoditas tunggal padi diperluasnya ke jagung, umbi-umbian dan
lain-lain. Untuk komoditas jagung tersedia puluhan ribu hektar lahan
kering yang siap ditanami.
Bibit padi dari varietas terunggul akan selalu diperkaya. Yang terbaru,
Toba Samosir sudah menggunakan varietas Pandan Wangi, yang dalam usia
tempo tiga bulan sudah dapat dipanen. Dengan teknologi irigasi teknis
Monang berharap kelak warga Toba Samosir akan dapat melakukan panen padi
tiga kali dalam setahun, supaya kehidupan rakyat terangkat sebab akan
memiliki pendapatan domestik bruto yang meningkat setiap tahunnya.
Di bidang pendidikan, karena pendidikan adalah segala-galanya dalam
filosofi kehidupan setiap warga bangsa Batak khususnya yang bermukim di
Toba Samosir, Monang, pemegang tiga gelar kesarjanaan (sarjana hukum,
doktorandus, dan master of business adminsitration) bercita-cita pula
mengukir sebuah prestasi manis yang kelak tak terlupakan. Ia sudah
membuat kesepakatan soal pembiayaan dengan DPRD dan Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara, bahkan dengan sebuah perguruan tinggi di Sumatera Utara,
bahwa seluruh guru-guru yang mengajar di SD, SMP, dan SMA di Toba
Samosir akan dibiayai kuliah secara gratis supaya mereka dapat mencapai
jenjang pendidikan minimal sarjana S-1.
Demikian pula kepada PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Toba
Samosir, juga didorongnya untuk turut ambil bagian kuliah gratis hingga
S-1. Sarana dan prasarana pendidikan SD, SMP hingga SLTA diperbaiki
sehingga di tahun 2008 tak akan ditemukan lagi gedung sekolah yang
rewot-rewot. Kursi dan meja belajar siswa sudah terawat rapi semua.
Pentingnya pendidikan tinggi bagi guru bukan hanya untuk kebutuhan
guru-guru semata. Melainkan kepada produk akhir didikannya, yakni
siswa-siswa yang diajar harus mengalami lonjakan peningkatan kualitas
dan kuantitas. Dari para PNS yang telah menjadi sarjana pun, diharapkan
kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus semakin jauh
lebih baik.
Di bidang kesehatan Ayah dua orang anak (Daniel dan Rachel) serta Ompung
dari satu orang cucu laki-laki bernama Kairos (lahir 4 Maret 2005), ini
sangat ingin mengukir prestasi monumental di bidang kesehatan. Yakni,
mampu memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan inap gratis kepada
setiap warga yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah, seperti yang saat
ini sudah dapat diberikan oleh RSUD Porsea kepada setiap pemegang kartu
Askes JKPM. Kartu Askes sebelum ini sudah dibagi-bagikan secara gratis
oleh Bupati dan segenap jajaran.
Kualitas pelayanan setiap Puskesmas juga akan didorong meningkat maju
supaya bisa menerima perawatan inap, sambil memberikan pengobatan
gratis. Demikian pula perbaikan fungsi pelayanan Posyandu terhadap anak
dan ibu-ibu hamil.
Di bidang pariwisata anak bungsu sembilan bersaudara dari pasangan Ayah
Almarhum Togu Adarian Sitorus dan Ibu Almarhumah Lotung Manurung,
tinggal menunggu waktu saja mengukirkan relief tanda-tanggan di atas
batu prasasti peresmian Museum Tradional Batak. Salah saorang putra
terbaik Toba Samosir, Jenderal TB Silalahi berkenan menyumbangkan
pembangunan museun tradisonal Batak ini untuk menyimpan segala
peninggalan, warisan, dan nilai-nilai luhur budaya tradisional bangsa
Batak.
Dengan pendirian Museum Batak, bernilai fisik miliaran rupiah tapi
kandungan maknanya tak ternilai, kekayaan warisan luhur tradisional
kehidupan Batak akan dapat diangkat sebagai sebuah kearifan lokal
tradisional, dan menjadi inspirasi baru yang dapat memberikan sumbangsih
kemajuan peradaban umat manusia di abad modern.
Terdepan di Sumatera Utara
TOBA MAS 2010 adalah konsep dasar yang akan dijalankan Monang Sitorus,
mantan pimpinan empat perusahaan konsultan yang tergabung dalam PT
Indemeco Group Jakarta untuk mengukir segala cita-cita, selama ia
dipercaya rakyat menjalani masa jabatan Bupati Toba Samosir periode
pertama tahun 2005-2010.
Berdasarkan konsep pembangunan TOBA MAS 2010 Kabupaten Toba Samosir pada
tahun 2010 diharapkan sudah akan menjadi Kabupaten yang terdepan di
lingkungan Provinsi Sumatera Utara dan sejajar dengan
kabupaten-kabupaten lain yang sudah lebih dulu maju di tanah air.
Konsep TOBA MAS 2010 mencita-citakan sebuah tatanan kehidupan baru
masyarakat Toba Samosir yang lebih Makmur, Adil, dan Sejahtera (MAS).
Kabupaten Toba Samosir yang baru berdiri pada 9 Maret 1999 sebagai hasil
pemekaran Kabupaten Tapanuli Utara, semenjak kepemimpinan Monang Sitorus
berusaha keras untuk menaikkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) secara signifikan. Bahkan, proses persetujuan Perda APBD ini
diusahakan dipercepat.
APBD tahun 2006 sudah dapat diselesaikan di bulan Februari 2006, dan
untuk APBD tahun 2007 diharapkan sudah dapat disepakati di bulan
Desember tahun 2006 ini juga supaya penyerapan anggaran dan pelaksanaan
pembangunan dapat dijalankan lebih cepat atau paling tidak sesuai
jadwal. Bila APBD Toba Samosir tahun 2005 baru sebatas Rp
169.238.810.000, yang terbagi untuk belanja aparatur Rp 54.305.005.000
dan belanja publik Rp 114.933.805.000, di tahun 2006 melonjak Rp
119.633.603.000 atau menjadi Rp 288.872.413.00 terbagi untuk belanja
aparatur Rp 84.554.947.400 dan belanja publik 204.317.465.600.
Rencana APBD 2007 diharapkan akan lebih meningkat lagi, terutama untuk
belanja publik terkait dengan pengoperasian sejumah industri dan pabrik
di wilayah Toba Samosir, seperti Toba Pulp Lestari (TPL), PT Indonesia
Asahan Aluminium yang dalam pengoperasiannya sangat tergantung pada
debit air Danau Toba, serta pembangunan proyek Asahan I dan III. Sebagai
Kepala Pemerintahan Daerah Toba Samosir, Monang dan jajarannya sudah
komit agar semua perusahaan ini menunjukkan kepeduliannya kepada
masyarakat dengan menggelar program pengembangan masyarakat sekitar atau
community development (CD). Belum lagi, mengalirnya dana-dana dari
lembaga asing yang masuk melalui jalur lembaga-lembaga gereja dan
keagamaan yang ada di Toba Samosir.
Keseluruhan konsep pembangunan terpadu itulah yang membuat harapan
Monang sangat optimis, pada tahun 2010 kabupaten yang dipimpinnya akan
menjadi terdepan di seluruh Sumatera dan mampu tampil berdiri sejajar
dengan kabupaten-kabupaten lain di tanah air yang telah lebih dahulu
maju.
Bupati yang Menjadi Pengukir
TOBA MAS 2010 pada awalnya adalah visi pembangunan yang diusung oleh
pasangan calon bupati Drs Monang Sitorus, SH. MBA, dan calon wakil
bupati Ir Mindo Tua Siagian, M.Sc pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung
(Pildasung) 27 Juni 2005.
Putra terbaik Toba Samosir pasangan Monang-Mindo Tua akhirnya terpilih
dipercaya rakyat untuk memimpin sebuah kabupaten yang letaknya persis di
pinggiran Danau Toba dan dikelilingi oleh gugusan lereng Bukit Barisan.
Kejernihan program inilah membuat rakyat Toba Samosir sangat optimis
kehidupannya akan lebih makmur, adil, dan sejahtera. Terlebih mengetahui
profil Monang Sitorus dan istrinya Intan Marpaung, yang sudah hidup
layak dan berkecukupan di Jakarta. Anak-anaknya pun sudah mampu hidup
mandiri mencari uang sendiri. Kepulangan Monang ke Toba Samosir
dipercaya pemilihnya hanya untuk mengabdi mendarmabaktikan kemampuan
yang dimimiliki.
Toba Samosir yang memiliki kotatua Balige sebagai ibukota kabupaten
berjarak 235 kilometer dari arah selatan Medan. Dari Medan Balige dapat
ditempuh empat hingga lima jam perjalanan darat. Atau hanya 25 menit
perjalanan naik pesawat terbang dari bandara Polonia Medan menuju
Silangit, Siborong-Borong.
Kantor dan rumah dinas Bupati dan Wakil Bupati, demikian pula kantor
DPRD dan rumah dinas Ketua DPRD Toba Samosir berada dalam satu kompleks
di Jalan Sutomo No. 1 Pagar Batu, Balige. Sengaja didesain letaknya
persis di lereng bukit Dolok Tolong, menghadap ke arah Danau Toba yang
airnya indah kebiru-biruan sehingga setiap kali mata memandang ke
kebeningan Danau Toba yang selalu terpikirkan adalah bagaimana
melahirkan inspirasi-inspirasi baru membangun Toba Samosir yang lebih
makmur, adil, dan sejahtera.
Danau Toba yang indah adalah segala-galanya bagi seluruh warga Toba
Samosir. Sumber sejarah kehidupan, sumber inspirasi, sumber mata
pencaharian dan kumpulan berbagai kisah kehidupan kenangan indah
masyarakat Batak di masa lalu.
Itu sebab dengan segala daya dan upaya Bupati Monang Sitorus dan
wakilnya Mindo Siagian dibantu segenap anggota dan Ketua DPRD Kabupaten
Toba Samosir Tumpal Sitorus, kini sedang bergiat keras mengukir berbagai
prestasi dan pencapaian pembangunan di sektor pertanian, pendidikan,
kesehatan dan pariwisata yang merupakan pilar utama penopang TOBA MAS
2010.
Ibarat seorang empu pembuat keris tersohor karena kesaktiannya, Monang
Sitorus akan menjadi ‘Empu’ yang mewujudkan konsep TOBA MAS 2010 supaya
memiliki ‘roh’ sakti memakmurkan dan membuat sejahtera warga. TOBA MAS
2010 adalah spirit pembangunan bagi warga.
Atau ibarat seorang tukang ukir di atas batu atau kayu pahat bernama
TOBA MAS 2010, Monang Sitorus saat ini sedang mengukir relief-relief
kesejarahan baru masyarakat Toba Samosir yang lebih mandiri adil dan
sejahtera.
Dan ibarat seorang maestro pelukis kini saat yang tepat pula dalam
masa-masa pengabdiannya Monang Sitorus menghasilkan maha karya lukisan
sekelas master piece, yakni tatanan kehidupan baru masyarakat Toba
Samosir yang demokratis, damai, toleran serta religius. Ukiran-ukiran
itu akan mudah dilihat nantinya pada empat pilar prioritas pembangunan
yang digenjot selama kepemimpinan, yakni pertanian, pendidikan,
kesehatan dan pariwisata.
Menjadi Teladan
Sesungguhnya tidaklah mudah bagi Monang Sitorus untuk menghasilkan keris
sakti, ukiran yang bermakna, atau lukisan yang bisa memancarkan spirit
pembangunan.
Sebagai sebuah suku bangsa yang memiliki sejarah dan tata kehidupan
ratusan bahkan ribuan tahun, dengan filosofi, hukum adat, nilai-nilai,
budaya dan sistem kekerabatan yang telah menjadi salah satu warisan
kearifan lokal yang sangat berharga, ditambah lagi warna kehidupan
religius yang beriman kepada Tuhan Maha Kuasa, dicerahkan oleh para
misionaris Kristen seperti I.L. Nomensen dan Gustaf Pilggramm hingga
keduanya sering disebut-sebut sebagai “Nabinya” orang Batak, sukubangsa
Batak hingga kini diakui dan dikenal memiliki kekhasan tersendiri.
Suku bangsa Batak terkenal sangat rasional, realistik, terbuka,
berinteligensia tinggi, bersahaja, apa adanya, kritis, sedikit
melankolis, suka berdebat, dan memiliki cita rasa seni budaya yang
tinggi. Dengan karakter dasar demikian memang tidak semudah membalikkan
telapak tangan untuk menanamkan dan mengubah pola pikir serta semangat
untuk membangun kepada seluruh warga.
Monang Sitorus sebelumnya harus dan memang telah menjadi teladan bagi
semua warga dalam segala hal. Sebagai pemimpin bagi semua warga Monang
harus berani menerapkan kebijakan publik yang efisien, yang dikuatkan
dengan sikap dan perilaku kepemimpinannya yang konsisten, sederhana,
merakyat, bersahaja, serta mempunyai komitmen yang sungguh-sungguh
memajukan Kabupaten Toba Samosir.
Berbagai pencapaian di tahun 2010 yang telah menjadi tujuan bersama
kelak akan menjadi catatan sejarah yang sangat berharga bagi nama baik
kepempimpinan Monang-Mindo Tua di Kabupaten Toba Samosir, sebagai
pemimpin hasil pemilihan umum yang berlangsung secara bebas, demokratis
serta jujur dan adil.
Lima Program Utama
Pencapaian tujuan duet kepemimpinan Toba Samosir ini secara konkrit
tertuang dalam lima visi TOBA MAS 2010, yang pada awalnya adalah visi
pembangunan pasangan Drs Monang Sitorus, SH. MBA dan Ir Mindo Tua
Siagian, M.Sc, yang sudah harus dicapai dalam periode pertama masa
jabatan mereka. Visi-Misi ini, begitu Monang-Mindo Tua terpilih menjadi
pemimpin serta-merta berubah menjadi milik semua warga Toba Samosir.
Terbuktilah pada satu tahun pertama kepemimpinan Monang-Mindo Tua gairah
dan kebersamaan untuk membangun dan meraih sasaran Visi TOBA MAS 2010
sangat terasa sekali. Aparat pemerintahan memberikan pelayanan yang jauh
lebih baik dan bersih. Di sisi lain masyarakat sangat aktif bekerja
memanfaatkan lahan-lahan yang ada sebagai sumber mata pencaharian.
Nilai-nilai kehidupan keseharian semakin religius pula.
Sebagai salah satu etnik yang sangat mengedepankan pendidikan dan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia, karena anak adalah harta
segala-galanya dan kekayaan terbesar dalam nilai-nilai kearifan lokal
tradisional masyarakat Batak, keluarga Toba Samosir tak pernah lalai
menyekolahkan anak setinggi mungkin.
Anak yang mampu bersaing di perantauan adalah cita-cita pendidikan
setiap keluarga Batak. Monang Sitorus sangat memahami filosofi ini
sehingga Pemerintah Kabupaten Toba Samosir menempatkan sektor pendidikan
sebagai pilar pembangunan kedua.
Rencana investasi proyek raksasa PLTA Asahan I dan Asahan III yang
bernilai triliunan rupiah melengkapi proyek yang sudah ada Asahan II,
dan industri pulp Toba Pulp Lestari, Tbk, menjadi jaminan tersedianya
lapangan pekerjaan baru bagi setiap angkatan kerja sekaligus sumber
penghasilan bagi mereka yang terampil maupun yang belum terampil. Ini,
sudah komitmen Pemkab Toba Samosir yang harus direalisasikan oleh
investor di proyek-proyek raksasa tersebut.
Sesuai visi TOBA MAS 2010 membangun Toba Samosir yang terdepan, mandiri,
adil, dan sejahtera di Sumatera Utara 2010 terdapat lima program utama
yang akan digenjot oleh Monang Sitorus.
Pertama, meningkatkan kinerja aparatur pemerintah Kabupaten Toba Samosir
untuk mewujudkan tata laksana pemerintahan yang baik (Good Governance)
serta tata laksana pemerintahan yang bersih (Clean Government).
Kedua, menggali dan memanfaatkan potensi Kabupaten Toba Samosir untuk
mencapai keunggulan di bidang pertanian, pendidikan, kesehatan dan
pariwisata.
Ketiga, meningkatkan pendapatan masyarakat Kabupaten Toba Samosir secara
merata.
Keempat, meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten Toba
Samosir untuk dapat bersaing di kancah nasional maupun internasional.
Kelima, mendorong investasi swasta untuk memanfaatkan potensi sumberdaya
alam untuk mencapai kemakmuran rakyat.
Masyarakat Toba Samosir sangat pluralis sekaligus religius. Mayoritas
penganut agama Kristen, warga Toba Samosir dikenal sangat toleran dan
mampu hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama lain seperti
Islam, Budha, hingga Parmalim sebuah nilai-nilai religi warisan lama
nenek moyang suku bangsa Batak yang masih tetap hidup.
Yang pasti, mayoritas umat nasrani yang bermukim berpegang teguh pada
nilai-nilai religius saat ini. Karena itu sebagai pemimpin yang dipilih
secara langsung, pasangan Monang-Mindo mewarnai seluruh kegiatan
pembangunan mereka dengan berpegang teguh kepada firman Tuhan. Monang
sangat ingin kehadirannya dari hidup tenang di tanah rantau pulang untuk
mengabdi, dapat menjadi berkat dan memberikan berkat bagi semua. Monang
sebagai pemimpin yang amanah ingin hidupnya bermanfaat.
“Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu,” adalah nilai religius yang bersumber dari kitab
suci, yang menurut ajaran agama Kristen merupakan sebuah perintah
langsung dari Yesus Kristus disampaikan kepada semua umat manusia secara
universal tanpa batasan sekat.
Firman Tuhan inilah yang dijadikan Monang dan Mindo Tua sebagai pegangan
dalam memimpin, yang bermakna, mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya
adalah yang utama dan terdahulu. Setelah itu kebutuhan dasar sandang,
pangan, dan papan yangsesungguhnya sudah Tuhan sediakan di muka bumi
ini, pasti akan ditambahkan-Nya.
TOBASA “Terapkan Optimisme untuk Bersih, Aman, Sejahtera dan Adil”,
adalah akronim yang menjadi motto pembangunan di Kabupaten Toba Samosir.
Nilai-nilai kearifan lokal kehidupan tradisional masyarakat Batak yang
berbunyi, “Tampaknya do rantosna Rim ni tahi do gogona”, juga diangkat
sebagai semboyan yang menekankan perlu ada kebersamaan dalam setiap
langkah.
Monang Sitorus dengan bijak memilih empat sektor saja pilar prioritas
pembangunan yang akan menopang pencapaian TOBA MAS 2010. Yakni sektor
pertanian, pendidikan, kesehatan dan pariwisata. Sejumlah paramater dan
indikator-indikator pencapaian sudah ditetapkan untuk menilai kesuksesan
Monang-Mindo selama memimpin dalam periode pertama 2005-2010.
Parameter dan indikator-indikator itulah yang sedang diukir oleh Monang
Sitorus saat-saat terakhir ini untuk menghasilkan relief kemakmuran,
keadilan, dan kesejahteraan di batu-batu prasasti kehidupan baru
masyarakat Toba Samosir tahun 2010. ►e-ti/ht
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
|
|