SENIMAN |
|
BUDAYAWAN-SASTRAWAN |
|
|
|
a - z
::
►
Affandi
►
Ajip Rosidi
►
Alexander Hendrato Suryoprawiro
►
Alfred Simanjuntak
►
Ali Akbar Navis^
►
Amrus Natalsya
►
Anna Maria Winarti Goris
► Asep Sunandar Sunarya
►
Ashadi Siregar
►
Asrul Sani^
►
AT Mahmud
►
Augustin Sibarani
►
Ateng,
Andreas Leo Ateng Suripto^
►
Bagong Kussudiardja
(1928-2004)
►
Barli Sasmitawinata
►
Basuki Abdullah
(1915 - 1993)
►
Benyamin
Sueb
(1939 - 1995)
►
Bill Saragih
(1933-2008)
►
Bokir
bin Dji'un^
►
Bubi Chen
►
Butet Kertaradjasa
►
Chairil Anwar (1922-1949)
►
Damsyik, HIM
►
Dewi Lestari Simangunsong
►
Djenar Maesa Ayu
►
Djeno Harum Brodjo, Ki Empu
►
Edhi Sunarso
►
Emha Ainun Nadjib
►
Gesang Martohartono
►
Gordon Tobing (1925-1993)
►
Hamsad Rangkuty
►
Hans Bague Jassin
►
Harry Roesli
(1951-2004)
►
Ibu Soed (Saridjah Niung)
►
Ida Bagus Tilem
► Idris Sardi,
►
Irma
Hardisurya
►
Kartika Affandi
►
Kho Ping Hoo (1926-1994)
►
Maruli Sitompul
►
Maya Tamara
►
Nanny Anastasia Lubis
(1926-1993)
► NH Dini (Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin)
►
Norbertus Riantiarno (Nano)
►
Nortier Simanungkalit
►
Pramoedya Ananta Toer (1925-2006)
►
Pranawengrum Katamsi (1943-2006)
►
Ramadhan KH (1927-2006)
►
Ratno Timoer
►
Retno Maruti
►
Ridwan Saidi
►
Roedjito
(1932-2003)
► Rusli
►
Rustandi Kartakusuma (1921-2008)
►
Samosir, AWK
►
Sanusi Pane (1905-1968)
►
Sapardi Djoko Damono
►
Sardono W. Kusumo
►
Sasminta Mardawa
►
Semsar Siahaan
►
Sindudarsono Sudjojono (1913-1985)
►
Sitor Situmorang
►
Soetardji Calzoum Bachri
►
Sundari Untinasih Soekotjo
►
Sutan Takdir Alisjahbana
► Taufik
Abdullah
►
Taufiq Ismail
►
Teguh Karya
(1937-2001)
►
Teuku
Abdullah
►
Tien Santoso
►
Tilhang Oberlin Gultom
► Titiek Puspa
► Toto Asmuni
(1932-2007)
► Trisutji
Djuliati Kamal
►
Turino Djunaedi (1927-2008)
►
Wiji Thukul
►
Wim Umboh (1933-1996) ►
WS Rendra ►
Yusach NH
►
Zulkaidah br Harahap
Ridwan Saidi
Ridwan Saidi, pria kelahiran Jakarta, 2 Juli 1942, ini seorang politisi
dan budaywan Betawi. Lulusan Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Indonesia ini mantan Ketua Umum PB HMI, 1974-1976 dan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
periode 1977-1987.
Sundari Untinasih Soekotjo
Sejak
jaman presiden Soeharto, Habibie, hingga Susilo Bambang Yudhoyono,
perempuan yang ciri khasnya tampil berkebaya ini kerap kali diundang
menjadi penyanyi istana. Lagu yang dibawakannya adalah sebuah genre
musik yang identik dengan irama milik para orang tua, keroncong. Berkat
konsistensinya di dunia musik keroncong, banyak kalangan kemudian
menjulukinya ‘Dewi Keroncong’.
Idris Sardi
Violis ternama Idris Sardi sudah lama tak terdengar gesekan biolanya.
Ternyata, ia juga tak luput dari kegalauan atas pelbagai kejadian yang
menimpa bangsa dan negerinya. Saat rasa sakit masih sering mengganggu di
perutnya, ia tetap sibuk kegiatan rekaman. Menyongsong datangnya
peringatan hari lahirnya yang ke-65, 7 Juni 2003, rupanya Idris tengah
mempersiapkan satu acara khusus.
Ajip Rosidi
Sosok
Ajip Rosidi di mata rekan-rekannya sesama pencinta sastra dan kebudayaan
merupakan sosok yang lengkap, paripurna. Selain dikenal sebagai sastrawan
Sunda, Ajip juga dikenal sebagai sosok yang memperkaya sastra Indonesia
dan mem-perkenalkan kebudayaan Sunda di dunia internasional. Ketua Yayasan
Kebudayaan Rancage itu juga dinilai sebagai sosok yang bisa melepaskan
diri dari kecenderungan polarisasi dalam banyak hal.
Gesang Martohartono
Tak banyak penyanyi atau pemusik Indonesia yang bisa menjadi legenda di
masyarakat. Satu dari yang sedikit itu, ialah maestro keroncong asal Solo,
Gesang Martohartono, pencipta lagu Bengawan Solo. Sebuah lagu keroncong
yang menyeberangi lautan. Lagu yang sangat digemari di Jepang. Lagu
merupakan bahasa umum yang melintasi dunia. Lagu yang telah menjembatani
pertukaran kebudayaan pada akar rumput antara Jepang dan Indonesia.
Andreas Leo Ateng Suripto
Andreas Leo Ateng Suripto, dipanggil Ateng, pelawak yang sangat
berdedikasi, menghem-buskan napas terakhirnya di Jakarta, pukul 16.15 WIB, Selasa 6/5/03, akibat sakit tengorokan. Ia
meninggalkan seorang isteri, Theresia Maria Reni Indrawati, serta dua anak,
Alexander Agung Suripto (26) dan Antonius Aryo Gede Suripto (21).
Ali Akbar Navis (In Memoriam)
Ia seorang sastrawan dan budayawan terkemuka di Indonesia.
Lebih dikenal dengan nama AA Navis, yang di kalangan
sastrawan digelari sebagai kepala pencemooh. Gelar yang lebih
menggambarkan kekuatan satiris tidak mau dikalahkan sistem dari luar
dirinya. Sosoknya menjadi simbol energi sastrawan. Penulis ‘Robohnya Surau Kami’ ini meninggal
dunia dalam usia hampir 79 tahun, Sabtu 22 Maret
2003, di Padang.
Pramoedya Ananta Toer (1925-2006)
Ia
bagaikan potret seorang nabi, yang dihargai oleh bangsa lain tetapi
dibenci di negerinya sendiri. Pramoedya Ananta Toer, seorang pengarang
yang pantas menjadi calon pemenang Nobel. Ia telah mengha-silkan belasan
buku baik kumpulan cerpen maupun novel. Kenyang dengan berbagai pengalaman
perampasan hak dan kebebasan. Ia banyak menghabiskan hidupnya di
balik terali penjara.
Asrul Sani (In Memoriam)
Asrul Sani seniman kawakan
kelahiran Rao, Sumbar, 10 Juni 1927 yang antara lain dikenal lewat Sajak Tiga
Menguak Takdir bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin meninggal dunia hari
Minggu 11 Januari 2004 malam sekitar pukul 22.15 di kediamannya di Jln.
Attahiriah, Kompleks Warga Indah No. 4E, Pejaten Jakarta.
Prof. Sardono W. Kusumo
Seniman penata tari dan penari berambut sebahu, lulusan SMA Negeri 4
Surabaya, ini dikukuhkan menjadi Guru Besar IKJ (14/1/2004). Ia seniman pertama dari Asia yang
mendapat penghargaan ISPA. Sejak usia 23 tahun ia tak pernah berhenti menciptakan
karya tari, bukan untuk jual beli, tetapi mencari arti bagi nurani manusia.
Edhi Sunarso
Dia pematung beberapa monumen dan diorama sejarah yang
tersebar di beberapa kota Indonesia. Di antaranya patung Monumen Selamat
Datang di Bundaran HI dan Diorama Sejarah Monumen Nasional di
Jakarta. Karena karya-karyanya,negara menganugrahkan Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma
(2003) kepadanya.
HIM Damsyik
Dansa dan film adalah dua dunia yang berjalan linear dalam kehidupannya. Keterampilan berdansanya berkelas dunia. Kehebatannya
memerankan tokoh antagonis dalam sinetron “Siti Nurbaya” membuat namanya
sangat lekat dengan sebutan “Datuk Maringgih” dan kepiawiannya berdansa
menjadikannya memperoleh julukan “Datuk Dansa”.
Titiek Puspa
Karir artis penyanyi
dan pencipta lagu ini seolah tiada henti, hingga usia tua. Lagu ciptaan
nenek awet muda ini umumnya bercerita tentang manusia.
Cerita yang didasari oleh rasa empati dan simpati yang sangat dalam kepada
setiap manusia yang terpojok. Beragam tema kehidupan yang lekat dengannya
diterjemahkan menjadi lagu.
Bubi Chen
Pria
keturunan Tionghoa ini mengharumkan nama Indonesia saat ia terpilih
sebagai salah satu dari sepuluh pianis jazz terbaik dunia pada 1997 dan
mendapat julukan Pearl from the East atau Mutiara dari Timur. Ia
dikenal sebagai pianis yang seluruh jiwanya dicurahkan kepada musiknya
terutama musik jazz.
Bagong Kussudiardja (1928-2004)
Koreografer dan pelukis kenamaan yang digelari begawan seni, ini meninggal
dalam usia 75 tahun di RS Bethesda, Yogyakarta, Selasa 15 Juni
2004 pukul 22.45. Seniman kelahiran Yogyakarta, 9 Oktober 1928 yang telah
mencipta lebih 200 tari, itu
meninggal akibat komplikasi penyakit prostat, paru-paru, diabetes, dan
jantung.
H.B Jassin
Sepanjang hidupnya, HB Jassin menumpahkan perhatian
mendorong kemajuan sastra-budaya di Indonesia. Ia dikenal sebagai kritisi sastra terkemuka
sekaligus dokumentator sastra terlengkap. Kini, kurang lebih 30 ribu buku
dan dokumennya tersimpan di Pusat Dokumentasi Sastra H.B.
Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
W.S. Rendra
Kepak sayap si penyair berjuluk "Si Burung
Merak" ini masih kuat dan tangkas. Suaranya lantang dan sangatlah
mahir memainkan irama serta tempo. Kepiawaian pendiri Bengkel Teater,
Yogyakarta, ini membacakan sajak serta melakonkan peran dalam
drama membuatnya menjadi bintang panggung terkenal hingga ke mancanegara.
Affandi (1907-1990)
Semasa hidupnya, telah menghasilkan lebih 2.000 karya lukis.
Karya-karyanya dipamerkan ke berbagai negara di dunia, dan selalu memukau pecinta seni lukis dunia.
Maestro yang meraih gelar Doktor Honoris Causa dari University of
Singapore (1974), ini lebih sering melukis dengan
menumpahkan cat dari tube-nya kemudian menyapu
dengan jari-jarinya.
Sitor Situmorang
Pria Batak kelahiran Harianboho, Samosir, Sumatera Utara 2 Oktober 1924
ini sudah menjadi seorang Pemimpin Redaksi harian Suara Nasional terbitan
Sibolga, pada saat usianya masih sangat belia 19 tahun, di tahun 1943.
Padahal, sebelumnya ia sama sekali belum pernah bersentuhan dengan profesi
jurnalistik.
Irma Hardisurya
Bagi mantan ratu kecantikan pertama Indonesia (Miss Indonesia di
International Beauty Pageant 1969 Tokyo), ini hidup adalah anugerah Tuhan. Setelah sukses sebagai ratu
kecantikan, ia memilih menjadi wartawan Majalah Femina. Kemudian, lulusan
Senirupa ITB ini dikenal sebagai
pelukis realisme romantik kontemporer.
Harry Roesli (1951-2004)
Profesor psikologi musik ini bukan musisi biasa. Dia melahirkan fenomena
budaya musik kontemporer yang berbeda, komunikatif dan konsisten
memancarkan kritik sosial. Doktor musik bernama lengkap Djauhar Zaharsyah
Fachrudin Roesli, ini meninggal dunia Sabtu 11 Desember 2004, pukul 19.55 di RS
Harapan Kita Jakarta.
Kartika Affandi
Pelukis perempuan tanpa busana ini menggelar pameran
tunggal bertajuk Menengok Perjalanan Kehidupan. Sejumlah lukisan putri
maestro Affandi, ini merekam suasana kejiwaan dan perjalanan kehidupan
yang ia alami. Mulai dari tubuh perempuan tanpa busana, sampai
wajah yang teralingi kawat berduri dan "potret diri" berupa bunga
matahari. |
|
Norbertus Riantiarno (Nano)
Pendiri Teater Koma (1 Maret 1977)
Norbertus Riantiarno yang akrab dipanggil Nano lahir di Cirebon, 6 Juni 1949.
Suami dari aktris
Ratna Riantiarno ini seorang aktor, penulis, sutradara dan tokoh teater
Indonesia. Nano, terpilih sebagai penerima Anugerah Teater FTI 2008.
Sanusi Pane (1905-1968)
Sanusi Pane, sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru. Pria
kelahiran Muara Sipongi, Sumut, 14 November 1905, ini juga
berprofesi guru, redaktur dan
aktif dalam dunia pergerakan politik, seorang nasionalis yang ikut
menggagas berdirinya “Jong Bataks Bond.” Wafat di Jakarta, 2 Januari 1968.
Rustandi Kartakusuma (1921-2008)
Budayawan dan sastrawan angkatan 45, Mh Rustandi Kartakusuma, yang
akrab dipanggil Uyus, meninggal dunia dalam usia 87 tahun, Jumat 11
April 2008 pukul 06.15 WIB di Panti Jompo Ria Pembangunan, Cibubur. Pria
kelahiran Ciamis, 20 Juli 1921, itu tidak menikah sampai
akhir hayatnya.
Wim Umboh (1933-1996)
Sutradara film-film cinta
Indonesia kelahiran Manado,
26 Maret 1933, ini meraih 27 Piala Citra, sebagian sebagai sutradara terbaik, khususnya film cinta. Dia
merilis kl 59 film cinta. Saat menikah ketiga kalinya, dia masuk
Islam dengan nama baru, Achmad Salim. Dia meninggal di
Jakarta, 24 Januari 1996.
Ibu Soed (Saridjah Niung)
Ibu Soed
(Saridjah Niung Bintang Soedibio), kela-hiran
Sukabumi, 26 Maret 1908, seorang pencipta lagu anak-anak
legendaris. Dia mencipta 200 lebih lagu anak-anak. Tokoh musik tiga
jaman (Belanda, Jepang, Indonesia), ini pertama kali mengumandangkan
suaranya di radio NIROM Jakarta 1927.
Turino Djunaedi (1927-2008)
OBITUARI: Tokoh paripurna perfilman Indonesia, Turino Djunaedi, meninggal dunia
Sabtu 8 Maret 2008 pukul 20.55 di RS Setia Mitra,
Jakarta. Aktor film, sutradara, produser, penulis cerita dan skenario
film, kelahiran Padang Tiji, NAD, 6 Juni 1927,
itu sudah lama menderita sakit karena stroke.
Djenar Maesa Ayu
Dari segelintir perempuan penulis Indonesia saat ini, nama Djenar Maesa
Ayu terasa sangat menonjol dari yang lainnya. Pada mulanya ia menulis
cerita pendek (cerpen), lalu beringsut ke novel. Namanya semakin
melangit ketika ia melebarkan sayap ke dunia televisi dan layar lebar.
Bill Saragih (1933-2008)
Pemusik jazz serba bisa Bill Amirsyah Saragih meninggal dunia dalam
usia 75 tahun, hari Selasa 29 Januari 2008 pukul 11.15 WIB di RS Fatmawati, Jakarta Selatan,
karena stroke yang dideritanya
sejak 2001. Pria kelahiran Sindaraya, Simalungun, Sumut, 1
Januari 1933, itu secara total menggeluti musik jazz.
Maruli Sitompul
Maruli Sitompul, aktor film senior berdarah Batak kelahiran
Cilacap, 21 Desember 1937. Aktor bernama lengkap Hisar
Sahat Maruli Sitompul, ini telah membintangi puluhan film (1963 -1984) di antaranya
'Si Buta dari Gua Hantu' dan 'Laki-laki
dari Nusakambangan' yang memberinya penghargaan sebagai Aktor Terbaik
FFI 1981.
Tilhang Oberlin Gultom (1973)
Dia seniman dan pendiri Opera Batak yang dinamai
Opera Tilhang (1920-1973). Dia mencipta 360 lagu, 12
tumba dan 24 judul drama. Setelah sang pendiri meninggal (1973), Opera
Tilhang dilanjutkan para penerusnya dengan Opera
Serindo sampai 1985. Setelah itu, opera Batak tidak pernah
muncul lagi.
Gordon Tobing (1925-1993)
Gordon Tobing, musisi
folk song Batak legendaris. Bersama grupnya Impola, Gordon telah
memopulerkan lagu-lagu rakyat Batak ke seantoro dunia. Kepiawaian
menyanyikan lagu rakyat Batak (Tapanuli) telah menggetarkan jutaan orang
di puluhan negara di lima benua yang telah disinggahinya.
Toto Asmuni (1932-2007)
Toto Asmuni, pria kelahiran Diwek, Jombang, Jawa Timur,
17 Juni 1932, seorang pelawak senior Srimulat. Dia seniman komedian ternama Indonesia
yang sering tampil mengenakan blangkon dan kumis kecil ala Charlie
Chaplin. Asmuni yang bergabung di Srimulat sejak 1976, seorang seniman
lawak yang tumbuh dari panggung komedi kehidupan rakyat.
Taufiq Ismail
Penyair penerima Anugerah Seni
Pemerintah RI (1970) yang menulis Malu (Aku)
Jadi Orang Indonesia (1999), ini lahir di Bukittinggi, 5 Juni 1935.
Pendiri majalah sastra
Horison (1966) dan DKJ (1968) ini berobsesi mengantarkan sastra
ke sekolah-sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Chairil Anwar (1922-1949)
Puisi-puisi
"Si Binatang Jalang" ini telah menjadi inspirasi bagi
perjuangan kemerdekaan bangsanya. Pria kelahiran Medan, 26 Juli 1922,
ini seorang penyair legendaris yang karyanya hidup dalam
batin sepanjang zaman. Buktinya, Chairil, yang
meninggal 28 April 1949, masih dianugerahi DKB Award 2007.
Nanny Anastasia Lubis (1926-1993)
Nanny Anastasia Lubis, puteri Batak kelahiran Tegal, Jawa Tengah, 24
November 1926, pendiri sekolah tari (balet dan senam),
Namarina (30 Desember 1956). Dia memimpin Namarina sampai
akhir hayat, 1993. Kemudian puterinya,
Maya Tamara, mengambilalih
tongkat estafet kepemimpinan.
Maya Tamara
Maya Tamara, generasi kedua
Namarina, sekolah balet dan senam
terkemuka di Indonesia, yang didirikan
ibunya, Nanny Anastasia Lubis, 30 Desember
1956. Untuk merayakan usia setengah abad Namarina, diadakan pertunjukan
bertema Pointe of No Return di GKJ, 30 Des 2006
dan 20-21 Jan 2007.
Nortier Simanungkalit
Nortier Simanungkalit seorang maestro Indonesia. Komponis lulusan Pedagogi
UGM itu telah mencipta lebih 150 komposisi musik yang semuanya berupa
mars dan himne. Maestro kelahiran Tarutung, 17 Desember 1929, itu
menekuni musik sejak berusia 19 tahun. Karya pertamanya Sekuntum Bunga.
Emha Ainun Nadjib
Budayawan kelahiran Jombang, 27 Mei 1953,
ini seorang pelayan. Suami Novia Kolopaking dan pimpinan Grup Musik Kyai
Kanjeng, yang dipanggil akrab Cak Nun, itu dalam berbagai kegiatan,
lebih bersifat melayani yang memadukan dinamika kesenian, agama,
pendidikan politik dan sinergi ekonomi.
Alfred Simanjuntak
Namanya
terukir sebagai pencipta lagu nasional ‘Bangun Pemudi Pemuda’. Judul
lagu itu tampaknya selalu menjadi obsesi pria suku Batak kelahiran 8
September 1920 itu. Tercermin dari Karya Paparnya berjudul
Membangun
Manusia Pembangunan, saat menerima gelar Doctor Honoris Causa, 10/2/2001.
Trisutji Djuliati Kamal
Komponis
dan pianis kenamaan kelahiran Jakarta, 28 November 1936, ini telah lebih
50 tahun berkarya dalam dunia seni musik. Trisutji Djuliati Kamal,
lulusan Conservatorio de Musica St Caecilia, Roma, itu telah menulis
sekitar 200 karya musikal. Di antaranya 130 komposisi untuk piano.
Dra Hj Tien Santoso
Pemilik
Sanggar Busana Indonesia (SBI), ini senang membagikan ilmu baik mengenai
tata rias maupun tata cara adat Jawa kepada semua orang. Perias pengantin dan pemerhati upacara adat Jawa,
kelahiran Madiun 11 November 1950, ini aktif sebagai pengajar program studi tata rias, Fakultas Teknik UNJ.
Ramadhan KH (1927-2006)
Wartawan dan penulis biografi Ramadhan KH
wafat tepat di hari ulang tahunnya
yang ke-79, Kamis 16 Maret 2006 di Cape Town, Afrika
Selatan. Jenazah pria kelahiran Bandung 16 Maret
1927, ini akan tiba di Tanah Air Sabtu 18 Maret 2006 dan
dikebumikan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta. Retno Maruti
Retno
Maruti, seniman yang memiliki daya cipta tinggi. Dia maestro tari Jawa
klasik. Penari dan kreografer ini sangat kreatif mengembangkan tari Jawa
klasik yang dianggap 'kuno' menjadi memukau selera penonton 'modern'
dalam beberapa pagelaran monumental. Kho Ping Hoo (1926-1994)
Dia legenda pengarang cerita silat. Kho Ping Hoo, lelaki peranakan Cina
kelahiran Sragen, Jawa Tengah, 17 Agustus 1926, yang kendati tak bisa
membaca aksara Cina tapi imajinasi dan bakat menulisnya luar biasa.
Selama 30 tahun lebih berkarya, dia telah menulis sekitar 400 judul
serial berlatar Cina, dan 50 judul serial berlatar Jawa.
Soetardji Calzoum Bachri
Pria kelahiran 24 Juni
1941 ini
digelari 'presiden penyair Indonesia'. Dalam karyanya berjudul Ayo (198)
dia bertanya: Adakah yang lebih tobat dibanding airmata adakah yang lebih mengucap
dibanding airmata adakah yang lebih hakekat dibanding airmata adakah
yang lebih lembut adakah yang lebih dahsyat dibanding airmata.
Benyamin Sueb
(1939 - 1995)
Ia
menjadi figur yang melegenda di kalangan masyarakat Betawi khususnya
karena berhasil menjadikan budaya Betawi dikenal luas hingga ke
mancanegara. Celetukan ‘muke lu jauh’ atau ‘kingkong lu lawan’ pasti
mengingatkan masyarakat pada seniman Betawi serba bisa yang pernah
menyabet dua Piala Citra ini.
Sindudarsono Sudjojono (1913-1985)
Dia pionir yang mengembangkan seni lukis modern khas Indonesia. Pantas
saja komunitas seniman, menjuluki pria bernama lengkap Sindudarsono
Sudjojono yang akrab dipanggil Pak Djon iini dijuluki Bapak Seni Lukis
Indonesia Baru. Dia salah seorang pendiri Persatuan Ahli Gambar
Indonesia (Persagi) di Jakarta tahun 1937 yang merupakan awal sejarah
seni rupa modern di Indonesia. Semsar Siahaan (1952-2005)
Dia perupa yang gigih menyuarakan perlawanan terhadap ketidakadilan,
penindasan dan penghisapan manusia atas manusia lain yang termarjinalkan.
Sejumlah lukisan pria kelahiran Medan, Sumatra Utara, 11 Juni 1952, itu
menggambarkan kondisi sebuah negeri yang menderita akibat ulah dan
penindasan tersistem oleh manusia yang berkuasa.
Basuki Abdullah (1915 - 1993)
Kegemaran melukis dimulai Basuki sejak usia enam tahun. Suatu kali pria
kelahiran Sriwedari, Solo, 27 Januari 1915, ini terbaring sakit, iseng
menyontek lukisan Yesus Kristus. Sembari melukis, ia merasakan sakitnya
berangsur sembuh. Lantas Basuki beralih dari muslim menjadi nasrani (Katolik).
Teguh Karya (1937-2001)
Terlahir dengan nama Liem Tjoan Hok, di Pandeglang, Jawa Barat, 22
September 1937, Teguh Karya yang akrab dipanggil Om
Steve, adalah sutradara film pelanggan piala citra. Dia layak disebut suhu
teater Indonesia yang banyak melahirkan sineas-sineas terkemuka. Mereka
menganggapnya sebagai bapak, guru, sekaligus teman.
Ida Bagus Tilem
Masa kanak-kanak dan remaja Ida Bagus Tilem terbelenggu di antara
dinding-dinding kemelaratan. Lahir di desa Mas, Bali, 13 Desember 1939,
Tilem berada di lingkungan keluarga pematung yang hidup serba kekurangan.
Di masa kecilnya ia sudah berminat pada seni patung, yang akhirnya
mendominasi seluruh kehidupannya.
|
|