|
C © updated
01112002 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti/rnw.nl |
|
|
Nama:
Dr. Hassan Wirayuda
Lahir:
Tangerang, Banten, 9 Juli 1948
Agama:
Islam
Pendidikan:
- S1: Fakultas Hukum UI 1971
- S2: Harvard School of Law, Cambridge, Massachussetts, AS 1985
- S3: Doctor of Juridical Science in International Law, Virginia School of
Law Charlottesville, Virginia, AS 1987
Pekerjaan:
Menteri Luar Negeri Kabinet Gotong Royong 2001-2004
Dirjen Politik Departemen Luar Negeri
Alamat Kantor:
Jalan Taman Pejambon No.6, Jakarta Pusat
Telepon (021) 3456014
Alamat Rumah:
Jalan Tanah Merdeka 16/Kav.30, Kampung Rambutan, Jakarta Timur
|
|
|
|
|
|
|
HASSAN HOME |
|
|
Dr. Hassan Wirayuda
Berjanji Pulihkan Citra Indonesia
Ia berjanji memberikan prioritas pada masalah politik luar negeri yaitu, melaksanakan politik bebas
aktif, terutama dalam upaya memulihkan citra dan kepercayaan dunia luar
kepada Indonesia.
Ia terutama juga berusaha memagari disintegrasi dan tentu saja membantu
pemulihan ekonomi.
Untuk mengupayakan itu, antara lain dilakukan dengan
mengecilkan dukungan dan bantuan internasional kepada kelompok separatis,
mengecilkan dukungan internasional bagi usaha kemerdekaan salah satu
wilayah RI, serta mempersempit ruang gerak kelompok separatis.
Menlu Hassan Wirayuda dalam "Refleksi 2003 dan Proyeksi 2004" di
Jakarta, Selasa, mengatakan sebagai negara dengan penduduk muslim
terbesar di dunia, Indonesia memikul kewajiban untuk memproyeksikan
wajah Islam yang sebenarnya, yaitu Islam yang moderat.
Menurutnya, kita harus memberdayakan kelompok moderat yang merupakan
mayoritas sehingga Indonesia menjadi negara yang moderat.
Dia mengatakan, terorisme tidak bisa dan tidak boleh diidentikkan dengan
peradaban atau agama apapun. "Teroris adalah teroris yaitu orang-orang
yang menggunakan kekerasan sebagai alat, tanpa pandang bulu siapa
korbannya untuk mencapai tujuan politik mereka," katanya.
Sejak serangan AS ke Afghanistan, perhatian dunia diarahkan ke kawasan
Asia Tenggara dengan kecenderungan yang keliru, yakni mengidentikkan
terorisme dengan Islam. Sikap masyarakat Indonesia lalu menjadi
terpecah-pecah dan muncul kesan keraguan pemerintah untuk bertindak
melawan terorisme. Menurut Menlu, ada kecurigaan terhadap pemerintah,
baik yang merujuk kepada pengalaman perilaku pemerintahan otoriter
maupun yang mengasumsikan adanya tekanan pihak luar yang bermotif buruk
terhadap umat Islam.
Peristiwa bom Bali, katanya, menjadi titik balik di mana Indonesia
berhasil tidak hanya menangkap dan mengadili para pelaku terorisme itu,
tetapi juga membongkar jaringan terorisme mereka. Keberhasilan ini telah
meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dan aparat
keamanan. "Masyarakat internasional memuji keberhasilan Indonesia itu,"
katanya. ►e-ti/tsl
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
|
|