|
C © updated
09012008-17022005 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti/dispenau |
|
|
Nama:
Marsekal TNI Herman Prayitno, S.IP, MM.
Lahir:
Yogyakarta, 9 Januari 1951
Jabatan:
Kepala Staf AU (Dilantik 13/2/2006 - 28/12/2007)
Pendidikan Umum:
= SD, 1963
= SMP, 1966
= SMA-B, 1969
= S1 Ilmu Politik Universitas Terbuka, 1996
= Magister Manajemen, 2001
Pendidikan Militer:
= Akabri TNI AU, 1973
= Pendidikan Sekbang 1976
= Kursus Para Dasar Khusus, 1998
= Lemhannas KSA 2000
Karir:
= Gubernur Akademi Angkatan Udara, 2001-2002
= Panglima Komando Operasi AU I
= Asisten Personil Kepala Staf TNI AU, 2003
= Komandan Sekolah TNI, 2003-2004
Wakil Kepala Staf TNI AU, 2004-2006
= Kepala Staf TNI AU, 2006-2007
Sumber;
Dispenau
|
|
|
|
|
|
|
HERMAN HOME |
|
|
Marsekal TNI Herman Prayitno, S.IP, MM.
Mantan Kepala Staf TNI AU
Jakarta 13/02/06: Marsdya TNI
Herman Prayitno menjadi Kepala Staf TNI AU (Kasau) menggantikan Marsekal
TNI Djoko Suyanto, dilantik di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/2/2006). Pada
kesempatan itu
Marsekal
TNI Djoko Suyanto juga dilantik Presiden menjadi
Panglima TNI menggantikan
Jenderal TNI Endriartono Sutarto.
Kemudian, dia digantikan Marsda TNI Subandrio
yang dilantik Jumat (28/12/2007).
Upacara pelantikan Marsdya TNI
Herman Prayitno menjadi Kepala Staf TNI AU (Kasau) dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, para
menteri, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, dan Ketua DPR Agung Laksono, serta
sejumlah pejabat lainnya. Mantan Kepala Staf TNI AD (Kasad), Jenderal
TNI Ryamizard Ryacudu, tidak hadir dalam acara pelantikan ini.
Herman Prayitno, S.IP, MM,
kelahiran Yogyakarta, 9 Januari 1951, ini diterima menjadi Calon Prajurit
Taruna 1970 dan dilantik Presiden RI 1973. Selanjutnya mengikuti
Pendidikan Sekbang dilantik tahun 1976 dan Kursus Para Dasar Khusus, 1998.
Dalam pendidikan umum, dia meraih gelar S1Ilmu Politik dari Universitas
Terbuka (1996) Magister Manajemen (S2), 2001.
Sebelum menjabat Kepala Staf TNI-AU (dilantik 13 Februari 2006),
Herman menjabat Wakil Kepala Staf TNI-AU (Wakasau) sejak tanggal 24 Maret 2004.
Sebelumnya, lulusan Lemhannas KSA 2000, ini menjabat Komandan Sekolah
TNI, 2003-2004, Asisten Personil Kepala Staf TNI AU, 2003, Panglima
Komando Operasi AU I dan Gubernur Akademi Angkatan Udara, 2001-2002.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya mengingatkan agar
TNI tidak terseret kembali ke wilayah politik. Reformasi di TNI adalah
tidak terlibatnya lagi dalam wilayah politik. Apalagi sekarang masih ada
jenderal, marsekal, dan laksamana yang tergoda untuk berpolitik.
Presiden berharap roh
reformasi, yang menuntut TNI netral dan terbebas dari politik praktis,
dilaksanakan. Presiden tidak ingin TNI bermain api dalam kegiatan
politik.
Presiden menyadari dalam masa transisi ini masih ada jenderal,
marsekal atau laksamana yang tergoda untuk masuk ke wilayah politik.
"Mari kita ukir sejarah, jangan sampai itu terjadi dan terulang kembali.
Ada masa-masa yang memerlukan ketegaran dan netralitas segenap pimpinan
TNI untuk tidak terseret kembali atau main-main api dalam kegiatan
politik. Tetaplah netral. Selamatkan prajurit dan satuan TNI yang kita
cintai," kata Presiden
Selain itu Presiden meminta pimpinan TNI untuk memperhatikan
kesejahteraan prajurit yang menjadi prioritas agar kesejahteraan mereka
layak sesuai kemampuan negara. Presiden meminta dilakukan pembinaan
prajurit TNI dan dimodernisasi peralatan persenjataan (alutsista).
Dalam pengadaan peralatan dan modernisasi persenjataan, Presiden meminta
dilakukan sesuai dengan kemampuan negara dan kebutuhan. Dalam hal
pengadaannya sudah ada mekanisme dan prosedur sesuai aturan yang
semuanya melalui Departemen Pertahanan. Karena itu Presiden meminta
semuanya dilakukan secara transparan dan mengutamakan produksi dalam
negeri.
Prioritas:Tingkatkan Kesiapan Alutsista
Marsekal Madya Herman Prayitno seusai upacara serah terima jabatan
Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (KSAU) dari
Marsekal Djoko Suyanto kepada dirinya, Rabu (15/2/2006) di Pangkalan TNI
AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, menyatakan akan memprioritaskan
peningkatan kesiapan peralatan utama sistem persenjataan atau alutsista
TNI AU dari sebelumnya sekitar 50 persen menjadi 60 persen pada tahun
2006.
Upacara serah terima jabatan Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Udara itu dipimpin Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto
yang pada 20 Februari 2006 akan menyerahterimakan jabatan kepada
Marsekal Djoko Suyanto.
Menurut Herman, memang kalau dilihat dari segi anggaran tidak akan
cukup. Akan tetapi, dari anggaran yang ada dan ditambah rencana
strategis yang telah kami susun lima tahun ke depan, TNI AU mencoba
menaikkan kesiapan alutsista, khususnya pesawat, dari sebelumnya sebesar
40-50 persen menjadi 60 persen.
Saat ini tingkat kesiapan alutsista TNI, khususnya TNI AU, berada dalam
kondisi yang memprihatinkan. Menurut data Departemen Pertahanan, dari
sekitar 258 pesawat berbagai jenis, hanya 130 unit (50,38 persen) yang
siap dioperasikan.
Sedangkan dari 19 radar yang terpasang, sebanyak 17 radar (89,47 persen)
siap dioperasikan, rata-rata sembilan sampai 24 jam sehari. Jumlah itu
terbilang kurang jika dibandingkan dari kebutuhan sebanyak 33 unit.
Sepanjang tahun 2005 Indonesia hanya berhasil mendeteksi tujuh pesawat
tidak dikenal yang terbang melintasi wilayah udara RI.
Selain akibat minimnya alokasi anggaran dari pemerintah, banyak juga
alutsista yang sampai sekarang masih digunakan, sudah berusia tua dan
membutuhkan biaya perawatan yang lumayan tinggi. Belum lagi Indonesia
pernah mengalami embargo senjata dari sejumlah negara maju, seperti
Amerika Serikat.
Sementara mengenai personel, Herman menyatakan akan meningkatkan
kualitas dengan jalan menerapkan secara konsisten sistem penilaian jasa
sehingga mereka yang akan menduduki jabatan puncak benar-benar orang
yang terpilih dan terseleksi dengan baik.
Menurutnya, semakin ke atas, struktur organisasi akan semakin mengecil.
Akibatnya, orang yang bisa menduduki suatu jabatan memang benar-benar
harus diseleksi dengan baik. Ditegaskannya, secanggih apa pun
persenjataan yang kita punya, semua akan tergantung pada the man
behind the gun. ►e-ti/tsl
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
|
|