|
C © updated 07112007 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti/dispenal |
|
|
Nama:
Laksamana TNI Sumardjono
Lahir:
Yogyakarta, 21 Juni 1951
Agama:
Islam
Jabatan:
Kepala Staf TNI AL ke-20
Isteri:
Ny. Sri Rahayu
Anak:
- Giri Setyo Rini Kusumawardani
- Wisik Budi Nurcahyo
- Danang Budi Prasetyo
- Sigit Pramudya
Pendidikan:
- Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan XX , 1974
- Kursus Embarkasi (1978), Kursus P-4, Kursus Turpedo, Kursus Harpoon,
Kursus Pengawakan KPPK Vanspiejk, Kursus Pengawakan KPPK Parchim, Kursus
Ops School, Kursus Bahasa Inggris, Kursus P-4 Nasional, Kursus
Elektronika, Kursus Lanjutan Perwira (1983)
- Seskoal/Suko Angk-28 (1990/1991)
- Kursus Reguler Angkatan 33 Lemhannas (2000)
Karir:
- KRI Todak sebagai Perwira AKS, 1975
- Kepala Departemen Senjata Bahari di KRI Pakanbaru (1977) dan KRI Teluk
Ratai (1978)
- Perwira Navigasi pada KRI Multatuli (1980)
- Komandan KRI Kalakuang (1984)
- Kepala Departemen Operasi KTI Sam Ratulangi (1985)
- Perwira AKS KRI Ahmad Yani (1986)
- Komandan KRI Pulau Rengat (1991)
- Komandan KRI Wiratno (1994)
- Komandan KRI Slamet Riyadi (1995)
- Ajudan Presiden RI, 1995
- Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (1999)
- Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Timur (2000)
- Panglima Komando Armada RI Kawasan Barat (2001)
- Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasal (2002)
- Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI (2004)
- Inspektur Jenderal (Irjen) pada Inspektorat Jenderal dan
Perbendaharaan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (2005)
- Irjen Departemen Pertahanan RI, 10 April 2007 - 7 November 2007
- Kepala Staf TNI AL ke-20, sejak 7 November 2007
Tanda Jasa:
- Bintang Dharma, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Yudha
Dharma Nararya, Bintang Jalasena Pratama, Bintang Jalasena Nararya,
Satya Lencana GOM VII, Satya Lencana Seroja Satya Lencana Kesetiaan
XXIV, Satya Lencana Dwidya Sistha.
|
|
|
|
|
|
|
SUMARDJONO HOME |
|
|
Laksamana TNI Sumardjono
Kepala Staf TNI AL ke-20
Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan Laksamana Madya
Sumardjono dilantik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu 7 November
2007 di Istana Negara Jakarta, menjadi Kepala Staf TNI AL Ke-20. Alumni
AAL 1974 kelahiran Yogyakarta, 21 Juni 1951, ini menggantikan
Laksamana Slamet Soebijanto yang menjabat KSAL sejak 18 Februari
2005 dan diberhentikan secara hormat karena akan memasuki
masa pensiun. Serah terima jabatan dilakukan di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur,
Surabaya, Senin (12/11/07).
Sumardjono diangkat sebagai Kepala Staf TNI AL
(KSAL) dengan Keputusan Presiden Nomor 43/TNI/2007 yang
ditandatangani 31 Oktober 2007. Acara pelantikan itu dihadiri Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan
para pimpinan lembaga tinggi negara serta sejumlah menteri.
Kemudian dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44/TNI/2007
tanggal 13 November 2007, pangkat Laksamana Madya
Sumardjono dinaikkan setingkat lebih tinggi menjadi Laksamana TNI.
Sebelum dilantik dan diambil sumpahnya di hadapan Presiden, Laksdya
Sumardjono didampingi oleh Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto menghadap
Presiden Yudhoyono di Istana Negara pukul 12.30.
Sumardjono memulai
karier militernya setelah lulus dari Akademi Angkatan Laut tahun 1974.
Panglima TNI Djoko Suyanto membantah bahwa
penggantian Slamet oleh Sumardjono karena ketidakakuran dirinya dengan
Slamet perihal pengadaan alat utama sistem persenjataan. "Tidak ada
apa-apa. Kalaupun memang ada perbedaan, itu juga hal yang biasa," kata
Djoko.
Menurut dia, penggantian KSAL adalah sesuatu yang harus terjadi sesuai
dengan proses regenerasi. Ia juga membantah informasi yang menyebutkan
bahwa Slamet harus diganti walaupun masa pensiunnya masih lama.
Riwayat Hidup
Laksamana Madya TNI Sumardjono dilahirkan di Yogyakarta 21 Juni
1951, bersuku Jawa dan beragama Islam. Perwira yang menamatkan
pendidikan militernya di Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan XX pada
tahun 1974 ini sejak dilantik sebagai Perwira TNI AL dengan pangkat
Letnan Dua telah mengalami berbagai penugasan yang dijalaninya dengan
dedikasi yang tinggi dan penuh rasa tanggung jawab.
Penugasan pertamanya di KRI Todak sebagai Perwira AKS, 1975. Kepala
Departemen Senjata Bahari di KRI Pakanbaru (1977) dan KRI Teluk Ratai
(1978). Perwira Navigasi pada KRI Multatuli (1980). Selanjutnya menjabat
sebagai Komandan KRI Kalakuang (1984), Kepala Departemen Operasi KTI Sam
Ratulangi (1985), Perwira AKS KRI Ahmad Yani (1986), dan Komandan KRI
Pulau Rengat (1991), Komandan KRI Wiratno (1994), Komandan KRI Slamet
Riyadi (1995).
Kemudian pada tahun 1995 dipercaya sebagai Ajudan Presiden RI,
Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (1999),
Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Timur (2000), Panglima Komando
Armada RI Kawasan Barat (2001), Asisten Perencanaan dan Anggaran Kasal
(2002), Komandan Sekolah Staf dan Komando TNI (2004).
Kemudian menjabat sebagai Inspektur Jenderal (Irjen) pada Inspektorat
Jenderal dan Perbendaharaan Markas Besar Tentara Nasional Indonesia
(2005) dan terhitung mulai tanggal 10 April 2007 menjabat sebagai Irjen
Departemen Pertahanan RI.
Pendidikan yang pernah diikuti selain AAL adalah Kursus Embarkasi
(1978), Kursus P-4, Kursus Turpedo, Kursus Harpoon, Kursus Pengawakan
KPPK Vanspiejk Kursus Pengawakan KPPK Parchim, Kursus Ops School, Kursus
Bahasa Inggris, Kursus P-4 Nasional, Kursus Elektronika, Kursus Lanjutan
Perwira (1983), Seskoal/Suko Angk-28 (1990/1991), Kursus Reguler
Angkatan 33 Lemhannas (2000).
Tanda jasa yang dimiliki antara lain: Bintang Dharma, Bintang Yudha
Dharma Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Jalasena Pratama,
Bintang Jalasena Nararya, Satya Lencana GOM VII, Satya Lencana Seroja
Satya Lencana Kesetiaan XXIV, Satya Lencana Dwidya Sistha.
Dalam mengarungi bahtera rumah tangga, Laksamana Madya TNI Sumardjono
didampingi seorang istri Ny. Sri Rahayu, telah dikaruniai 3 orang putra
dan 1 orang putri, yaitu Giri Setyo Rini Kusumawardani, Wisik Budi
Nurcahyo, Danang Budi Prasetyo dan Sigit Pramudya. (Sumber: Dinas
Penerangan Angkatan Laut) ►tsl
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
*** Serah Terima
Surabaya 13/11/07: Panglima TNI Marsekal TNI Djoko Suyanto
mengatakan program desentralisasi armada dan pembentukan tiga komando
wilayah laut atau kowila akan dilanjutkan. Namun realisasinya akan
disesuaikan anggaran yang tersedia.
Panglima menegaskan hal itu seusai memimpin serah terima jabatan Kepala
Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) dari Laksamana Slamet Soebijanto kepada
Laksamana Madya Sumardjono di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur,
Surabaya, Senin (12/11/07).
Menurut Marsekal TNI Djoko Suyanto program itu bagus tetapi tidak bisa
diwujudkan dalam satu atau dua tahun sehingga harus disesuaikan dengan
prioritas-prioritas. "Tugas KSAL yang baru dan jajarannya untuk
menentukan prioritas itu," kata Djoko lagi.
"Anggaran untuk TNI AL dari pemerintah pusat sangat terbatas. Fokus
pembangunan lebih diarahkan pada pendidikan, kesehatan, dan penyediaan
lapangan kerja," jelas Panglima.
Penegasan itu dikemukakan Marsekal TNI Djoko Suyanto di
tengah beredarnya isu tentang ketidaksetujuan beberapa petinggi TNI atas
program desentralisasi armada, pembentukan tiga kowila, dan penataan
sepuluh pangkalan utama TNI AL ke wilayah perbatasan.
Sementara itu, KSAL Laksamana Madya Sumardjono menegaskan akan meruskan
konsep pendahulunya dengan selalu menyesuaikan dengan rencana strategi
TNI. ►bmi |
|