ENSIKLOPEDI TOKOH INDONESIA
 
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
:: Beranda :: Berita :: Profesi :: Politisi :: Pejabat :: Pengusaha :: Pemuka :: Selebriti :: Aneka ::
 
  A N E K A
 ► Aneka
 ► Alumni
 ► Puteri Indonesia
 ► Sang Juara
 ► Maestro
 ► Penghargaan
 ► Ratu Dunia
 ► Tokoh Dunia
 ► Penemu
 ► Hadiah Nobel
      ► Perdamaian
      ► Ekonomi
      ► Kedokteran
      ► Fisika
      ► Kimia
      ► Sastra
 ► Pengasuh
 ► Iklan
 ► Search
 ► Poling Tokoh
 ► Selamat HUT
 ► In Memoriam
 ► Majalah
 ► Redaksi
 ► Buku Tamu
 

 


 
  C © updated 12102004  
   
  ►e-ti/prb-nobelprize.org  
  Nama:
Finn Kydland
Lahir:
1943
Kebangsaan:
SNorway
Pekerjaan:
Carnegie-Mellon University
Pittsburgh, PA, USA; University of California
Santa Barbara, CA, USA


Nama::
Edward C. Prescott
Lahir:
1940
Kebangsaan:
USA
Pekerjaan:
Arizona State University
Tempe, AZ, USA; Federal Reserve Bank of Minneapolis
Minneapolis, MN, USA


 
 
     
Finn Kydland dan Edward Prescott

Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2004

 

Juri The Bank of Sweden Prize in Economic Sciences 2004 memenang-kan Finn E Kydland (Norwegia) dan Edward Prescott (AS) meraih hadiah Nobel Ekonomi 2004. Karena kontribusi mereka terhadap dinamika ilmu ekonomi makro: Konsistensi waktu pada kebijakan ekonomi dan faktor-faktor di balik siklus bisnis

Pengumuman pemenang hadiah Nobel Ekonomi berlangsung Senin (11/10) di Stockholm. "Pekerjaan mereka telah menjadi dasar untuk sebuah riset tentang penyusunan kebijakan ekonomi yang kredibel dan secara politik layak," ujar juri. Mereka berdua akan berbagai hadiah sebesar 10 juta krona Swedia atau 1,3 juta dollar AS (lebih kurang setara dengan Rp 12 miliar).

Di zaman modern ini, penerapan kebijakan ekonomi (fiskal maupun moneter) makin sulit. Sering kali kebijakan itu berakhir dengan kegagalan atau justru membuat keadaan bertambah runyam. Karena itu, teori ekonomi yang berkembang, efektif, dan telah diterapkan pada dekade 1960-an menjadi mandul ketika diterapkan pada dekade 1970-an, misalnya.

Ingat era di penghujung dekade 1990-an? Kebijakan moneter di pemerintahan sejumlah negara Asia tak mampu meredam spekulasi mata uang. Yang muncul adalah volatilitas kurs, kekacauan harga-harga, dan bisa berujung dengan berakhirnya sebuah pemerintahan. Resep-resep ekonomi IMF dan Bank Dunia pun lumpuh total.

Mengapa semua itu bisa terjadi? Ada kekuatan atau faktor lain yang luput ditangkap oleh para pembuat kebijakan. Ada faktor-faktor yang tidak dikenali dan ada dinamika dari perubahan sikap rumah tangga dan perusahaan terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.

Kydland dan Prescott mencoba memberi jawaban, faktor apa yang kira-kira luput itu. Atas riset mereka itulah hadiah Nobel mereka raih. Atas riset itu keduanya berhasil mendorong lahirnya teori baru tentang siklus bisnis dan kebijakan ekonomi.

* * *

Kedua ekonom itu juga melakukan riset tentang berbagai kekuatan (forces) di balik terjadinya sebuah siklus bisnis. Mereka juga melakukan riset tentang bagaimana kebijakan ekonomi gagal atau sukses. Kydland dan Prescott telah memberi kontribusi mendasar di dua area itu.

Riset mereka bukan hanya penting untuk menghasilkan sebuah analisis terhadap ekonomi makro. Tetapi juga penting untuk dasar penyusunan kebijakan moneter dan fiskal di banyak negara.

Hasil riset mereka telah pula diterapkan di Inggris, Selandia Baru, Swedia, dan di seluruh zona euro (negara Uni Eropa yang menggunakan mata uang euro).

Area pertama riset mereka menyangkut konsistensi waktu di dalam peluncuran kebijakan ekonomi.

Jika rumah tangga memperkirakan bahwa pajak atas modal akan semakin tinggi di masa datang, maka rumah tangga akan mengurangi tabungan sekarang ini dan menggenjot pengeluaran modal.

Soalnya, jika dana ditabung sekarang dan baru digunakan sebagai modal di masa datang, maka rumah tangga akan kena beban pajak yang lebih tinggi. Karena itu rumah tangga lebih suka memanfaatkan tabungan sekarang ini sebagai modal untuk menghindari beban pajak modal yang lebih tinggi.

Demikian pula jika perusahaan memperkirakan bahwa di masa datang pemerintah akan melakukan kebijakan moneter yang lebih ekspansif, maka perusahaan akan menetapkan harga-harga dan upah yang lebih tinggi sekarang ini. Mengapa? Jika harga-harga tidak dinaikkan sekarang, maka di masa datang keuntungan akan lebih kecil karena tergerogoti oleh inflasi, yang merupakan dampak ekspansi kebijakan moneter.

Kebijakan moneter yang ekspansif antara lain berupa penurunan suku bunga dan penambahan jumlah uang beredar di pasar. Karena itu pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang konsisten di masa datang. Artinya, jika pemerintah yang menjalankan kebijakan stabilisasi harga di masa sekarang, maka penting juga diperhatikan bahwa kebijakan stabilisasi harga di masa datang akan terus dipertahankan. Itulah yang dimaksudkan dengan konsistensi waktu.

Atas dasar itu, penerima Nobel tersebut secara implisit mengingatkan agar dalam meluncurkan kebijakan, ekspektasi rumah tangga dan perusahaan tentang sesuatu di masa datang harus menjadi pertimbangan. Jika tidak, kebijakan ekonomi potensial untuk menghadapi kegagalan.

Dua ekonom itu memperlihatkan betapa harapan tentang masa depan telah memberikan dampak terhadap implementasi kebijakan ekonomi di masa datang. Harapan itu bisa melahirkan persoalan dari segi konsistensi waktu.

Ironisnya, jika para pembuat kebijakan ekonomi tidak mampu menyadari faktor-faktor spesifik seperti itu, maka mereka sering kali tidak menjalankan sebuah kebijakan yang tidak diinginkan di kemudian hari. Padahal, persoalannya bukanlah pada timing dari peluncuran kebijakan tetapi pada pengetahuan atas faktor-faktor yang membuat kebijakan menjadi sukses atau gagal.

Hasil riset Kydland dan Prescott didasarkan pada fenomena dekade 1970-an, ketika perekonomian di banyak negara maju telah terjebak pada inflasi tinggi. Padahal, stabilisasi harga adalah tujuan dari kebijakan moneter pemerintah saat itu.

* * *

Area kedua riset mereka adalah tentang berbagai kekuatan di balik siklus bisnis. Dengan mengetahui faktor-faktor di balik siklus bisnis, maka sukses dari sebuah kebijakan relatif akan lebih terjamin.

Kydland dan Prescott telah menancapkan dasar pada model yang lebih dinamis dengan memerhatikan siklus bisnis. Model mereka juga meminta agar berbagai keputusan yang tak terhitung yang akan dilakukan oleh individu dan perusahaan menyangkut konsumsi, investasi, dan pasokan tenaga kerja juga harus diperhatikan.

Kydland lahir pada 1943 di Norwegia. Dia meraih gelar doktor ekonomi dari Carnegie Mellon University, Pittsburgh, pada 1973. Kini dia adalah profesor di Carnegie Mellon University dan University of California, Santa Barbara, AS.

Prescott lahir pada 1940 di Glen Falls, New York, AS (warga AS). Meraih gelar doktor juga dari Carnegie Mellon University, Pittsburgh, pada 1967. Kini dia adalah profesor di Arizona State University, Tempe, dan peneliti di Federal Reserve Bank of Minneapolis, AS.

Kedua ekonom ini dari tahun ke tahun terlibat pada urusan riset, menulis, dan mengajar. Hasil riset dan pemikiran mereka telah membawa dinamika pada teori ekonomi makro. "Dulu pemikiran Prescott ditolak, kini kita sadar bagaimana ekonomi bekerja," demikian Dr Robert, penerima hadiah Nobel Ekonomi 1995 tentang Prescott. (SIMON SARAGIH, Kompas Selasa, 12 Oktober 2004 )
*** e-ti/mlp

 
Copyright © 2004 Ensiklopedi Tokoh Indonesia. All right reserved. Design and Maintenance by Esero