|
|
|
Nama:
Prof. Chairuddin Panusunan Lubis, DTM&H.Sp.A(K)
Lahir:
Kuala Tungkal, Jambi, 18 Maret 1945
Agama:
Islam
Postur:
TB 173 cm BB 74 kg
Pendidikan:
Fakultas Kedokteran USU 1974
Program spesialis anak tahun 1980
Pekerjaan:
Rektor USU
Dosen parasitologi di FMIPA USU, waktu itu masih FIPIA
Asisten ilmu kesehatan anak (1976-80)
Sekretaris Pendidikan Mahasiswa Bagian Ilmu Kesehatan Anak di FK USU
(1976-79)
Sekretaris Program Pendidikan Spesialis Anak (1980-83),
Kepala Subbag Penyakit Infeksi (1980-90),
Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak (1983-86),
Kepala Unit Pelaksana Fungsional di RSU Pirngadi (1983-91),
Sekretaris Tim Koordinator Pelaksana Program Pendidikan Dokter Spesialis
(1990-92),
Ketua Jurusan Ilmu Kedokteran Anak (sejak 1990) dan
Perwakilan Corsorsiium Health Sciences
Organisasi:
Pengurus Bridge Cabang Sumut,
Ketua IDAI Sumut dan Aceh.
Penghargaan:
Penerima Medica Award 1992 bidang penelitian
|
|
Prof. Chairuddin Panusunan Lubis, DTM&H.Sp.A(K)
Si Abang nan Lembut, Jujur dan Tegas
Ada tiga prinsip yang dipegang dokter yang setiap hari memeriksa ratusan
anak-anak ini dalam memimpin USU. Ketiga prinsip itu ialah lemah-lembut,
jujur dan tegas. Rektor Universitas Sumatera Utara yang selalu
menyebut mahasiswa sebagai "adik-adik" ini masih terbiasa disapa dengan
kata "abang" oleh junior dan adik-adiknya itu.
Tahun 1995 merupakan tahun emas bagi bangsa Indonesia. Begitu pula bagi
Chairuddin Panusunan Lubis yang dilantik Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
RI menjadi Rektor USU akhir tahun 1995 itu. Tapi, dokter spesialis anak
yang berpraktek di Jl Abdullah Lubis ini sedikit lebih tua dari Republik
Indonesia, karena ia lahir pada tanggal 18 Maret 1945, di Kuala Tungkal,
Jambi.
Dari nama lengkapnya yang terdapat kata Panusunan (dalam bahasa Indonesia
maksudnya adalah pemimpin, pengatur, penata, atau penyusun), orang yang
mengerti tradisi dan budaya Tapanuli segera memahami bahwa Chairuddin
kecil kelak diharapkan menjadi orang yang mampu mengurus hal-hal penting
bagi masyarakatnya. Doa yang tersirat dalam nama lengkapnya itu kemudian
menjadi kenyataan. Pria berperawakan tinggi 173cm dan berat 74kg yang
ketika mahasiswa dikenal "jagoan" bola pimpong dan bridge ini adalah
mantan aktivis organisasi kemahasiswaan.
Ketika namanya muncul sebagai kandidat Rektor, banyak yang belum tahun
bahwa dosen yang pada usia 42 tahun sudah berpangkat Pembina Utama Muda
(IV/C) dan menjadi Guru Besar pada usia 45 tahun ini punya segudang
pengalaman memimpin. Agaknya, karena pria yang ketika masih mahasiswa ini
sudah terbiasa dengan "penderitaan" tergolong low profile, maka tak banyak
yang tahu bahwa perjalanan hidupnya seperti namanya yang memakai kata
Panusunan
Sejak mahasiswa, putra pensiunan perwira menengah ini sudah biasa memimpin,
menyusun dan melaksanakan rencana kerja, baik dalam skala akademik maupun
organisasi. Ketika masih duduk di akhir tingkat tiga, Prof. Chairuddin
sudah mendapat kepercayaan sebagai asisten parasitologi di almamaternya,
Fakultas Kedokteran USU. Kemudian oleh teman-temannya di Himpunan
Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat FK USU, pada tahun 1970-72 dia diberi
mandat sebagai Ketua Umum. Belum diwisuda sebagai dokter umum, tahun
1973-74 Chairuddin ditugaskan sebagai dosen parasitologi di FMIPA USU,
waktu itu masih FIPIA. Lulus dokter umum tahun 1974.
Selang dua tahun setelah dilantik sebagai dokter umum, disamping menjadi
asisten ilmu kesehatan anak (1976-80), dokter yang tamat program spesialis
anak tahun 1980 ini sudah diserahi tugas sebagai Sekretaris Pendidikan
Mahasiswa Bagian Ilmu Kesehatan Anak di FK USU (1976-79). Seterusnya
menjadi Sekretaris Program Pendidikan Spesialis Anak (1980-83), Kepala
Subbag Penyakit Infeksi (1980-90), Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak
(1983-86), Kepala Unit Pelaksana Fungsional di RSU Pirngadi (1983-91),
Sekretaris Tim Koordinator Pelaksana Program Pendidikan Dokter Spesialis
(1990-92), Ketua Jurusan Ilmu Kedokteran Anak (sejak 1990) dan Perwakilan
Corsorsiium Health Sciences
Dalam profesi dan kegiatan sosial lainnya bintang sepakbola "Lansia" (baca:
lanjut usia) USU ini, pernah dan masih menduduki sejumlah posisi kunci.
Sekadar menyebut dua contoh: Salah seorang Ketua Tim Operasi Kembar Siam,
Pengurus Bridge Cabang Sumut, dan Ketua IDAI Sumut dan Aceh. Penerima
Medica Award 1992 bidang penelitian ini juga menerima banyak penghargaan.
Misalnya, dari lembaga kemahasiswaan. Atas jasa-jasa yang diberikannya
secara ikhlas untuk menjungjung tinggi almamater USU, pada tahun 1974,
Dewan Mahasiswa USU memberinya penghargaan dan ucapan terima kasih.
Sedangkan karya ilmiahnya, tercatat ada 47 judul, ini baru untuk kategori
sebagai penulis utama saja
Dalam sebuah acara santai di Hotel Tor Sibohi, Tapanuli Selatan (SUMUT),
baru-baru ini, di sela-sela alunan suara dr. Baren Ratur Sembiring,
Prof.Chairuddin mengatakan, ada tiga prinsip yang dipegang dokter yang
setiap hari memeriksa ratusan anak-anak ini dalam memimpin USU. Ketiga
prinsip itu ialah lemah-lembut, jujur dan tegas. Ketika saya tanya lagi di
sela-sela acara temu ilmiah IDI Cabang Tapanuli Selatan bulan Agustus 1995
lalu, Rektor yang selalu menyebut mahasiswa sebagai "adik-adik" dan masih
terbiasa disapa dengan kata "abang" oleh junior dan adik-adiknya ini
mengulanginya, "lemah-lembut, jujur dan tegas"
*** Tokoh Indonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia), dari web site
www.usu.ac.id
|
|