|
C © updated
16062004 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
►e-ti/rpr |
|
|
Nama:
Deddy Mizwar
Lahir:
Jakarta, 5 Maret 1955
Isteri:
Giselawaty Wiranegara
Anak:
Senandung Nacita dan Zulfikar Rakita
Prestasi:
Aktor Terbaik FFI dalam Arie Hanggara 1986
Pemeran Pembantu Terbaik FFI dalam Opera Jakarta 1986
Aktor Terbaik FFI dalam Naga Bonar 1987
Pemeran Pembantu Terbaik FFI dalam kuberikan segalanya 1987
Pemeran Pembantu Piala Terbaik Piala Vidia FSI dalam Vonis Kepagian 1996
Aktor Terbaik dan Sutradara Terbaik sekaligus Sinetron Terbaik FSI dalam
Mat Angin 1999
Unggulan FFI (12 kali):
Bukan Impian Semusim FFI 1982
Sunan Kalijaga FFI 1984
Saat-saat Kau Berbaring Di dadaku FFI 1985
Kerikil-kerikil Tajam FFI 1985
Kejarlah Daku Kau Kutangkap FFI 1986
Ayahku FFI 1988
Putihnya Duka Kelabunya Bahagia FFI 1989
Dua Dari Tiga Lelaki FFI 1990
Jangan Renggut Cintaku FFI 1990
Sinetron:
Pengembara
Lorong Waktu
Adillah
Film:
Kiamat Sudah Dekat ( VCD )
Naga Bonar
Plong ( VCD )
Hatiku Bukan Pualam
Cinta Abadi
Sunan Kalijaga & Syech Siti Jenar |
|
|
|
|
|
|
Deddy Mizwar
Spesialis Sinetron Dakwah
Sutradara, produser, sekaligus aktor kawakan, Deddy Mizwar, dikenal
aktif memproduksi film dan sinetron bernuansa dakwah dengan pesan moral
dan agama yang ringan dan menghibur. Aktor senior pemenang 4 piala Citra
(untuk film) dan 2 piala Vidya (untuk sinetron) ini sudah berpengalaman
membuat sejumlah sinetron bermuatan dakwah dari serial Pengembara, Mat
Angin sampai Lorong Waktu.
Kecintaan aktor asli Betawi ini pada dunia seni tidak terbantahkan lagi.
Buktinya, selepas sekolah, ia sempat berstatus pegawai negeri pada Dinas
Kesehatan DKI Jakarta. Namun ayah dari 2 anak ini hanya betah 2 tahun
saja sebagai pegawai karena ia lebih gandrung main teater – ia bergabung
di Teater Remaja Jakarta. Selebihnya, jalan hidupnya banyak ia baktikan
pada dunia seni, lebih tepatnya seni peran.
Darah seni itu rupanya mengalir deras dari ibunya, Ny. Sun'ah yang
pernah memimpin sangar seni Betawi. Akhirnya, ia dan ibunya kerap
mengadakan kegiatan seni di kampung sekitarnya. "Pertama kali manggung,
saat acara 17 Agustus-an di kampung. Saya bangga sekali waktu itu,
karena ditepukin orang sekampung. Saya pun jadi ketagihan berakting,"
kenang Deddy.
Kecintaannya pada dunia teater telah mengubah jalan hidupnya. Beranjak
dewasa, sekitar tahun 1973, Deddy mulai aktif di Teater Remaja Jakarta.
Dan lewat teater inilah bakat akting Deddy mulai terasah. Deddy pernah
terpilih sebagai Aktor Terbaik Festival Teater Remaja di Taman Ismail
Marzuki. Tidak sekedar mengandalkan bakat alam, Deddy kemudian kuliah di
LPKJ, tapi cuma dua tahun.
Memulai karier di film pada 1976, Deddy bekerja keras dan mencurahkan
kemampuan aktingnya, di berbagai film yang dibintangi. Pertama kali main
film, dalam Cinta Abadi (1976) yang disutradarai Wahyu Sihombing,
dosennya di LPKJ, dia langsung mendapat peran utama. Puncaknya, perannya
di film Naga Bonar kian mendekatkannya pada popularitas. Kepiawaiannya
berakting membuahkan hasil dengan meraih 4 Piala Citra sekaligus dalam
FFI 1986 dan 1987 diantaranya: Aktor Terbaik FFI dalam Arie Hanggara
(1986), Pemeran Pembantu Terbaik FFI dalam Opera Jakarta (1986), Aktor
Terbaik FFI dalam Naga Bonar (1987), dan Pemeran Pembantu Terbaik FFI
dalam Kuberikan Segalanya (1987).
Di awal tahun 90-an, karir Deddy Mizwar mencapai puncak. Melalui
kekuatan aktingnya yang mengagumkan, popularitas ada dalam genggamannya.
Meski namanya semakin populer, Deddy merasa hampa. Di tengah rasa hampa,
pikirannya membawanya kembali pada masa kecilnya. Lahir di Jakarta 5
Maret 1955, ia tumbuh di tengah nuansa religius etnis Betawi. Ia
terkenang suasana pengajian di surau yang tenang dan sejuk. Jiwanya
ingin kembali mencicipi suasana teduh di masa kecil itu.
Pergolakan batinnya akhirnya berakhir setelah ia meyakini bahwa hidup
ini semata-mata beribadah kepada Allah. Sejak itu, Deddy belajar agama
secara intens. Kini segala hal harus bernilai ibadah bagi Deddy.
Termasuk pada bidang yang digelutinya yakni dunia perfilman dan sinetron.
Suami dari Giselawati ini kemudian memutuskan untuk terjun langsung
memproduksi sinetron dan film bertemakan religius sebagai wujud
ibadahnya kepada Allah. Didirikanlah PT Demi Gisela Citra Sinema tahun
1996. Tekadnya sudah bulat kendati pada perkembangan berikutnya banyak
rintangan dan hambatan ditemui.
Ketika itu sinetron religius Islam masih menjadi barang langka dan
kurang bisa diterima pihak stasiun televisi. Kondisi ini tidak
menyurutkan langkahnya. Maka dibuatlah sinetron Hikayat Pengembara yang
tayang di bulan Ramadhan. Usahanya berbuah hasil. Rating sinetron ini
cukup menggembirakan. Setelah itu hampir semua stasiun televisi
menayangkan sinetron religius bulan Ramadhan. ''Berjuangnya sungguh
keras tapi setelah itu semua orang bisa menikmati,'' kata Deddy bangga.
Diakuinya produk sinetron yang bernafaskan religius Islam sulit
mendapatkan tempat di stasiun televisi selain di bulan Ramadhan. Hal ini
disebabkan stasiun teve terlampau under estimate di samping memang tidak
banyak sineas yang mau membuat tayangan sinetron religius di luar bulan
Ramadhan.
Dalam pandangan Deddy Mizwar, film merupakan salah satu media dakwah
yang cukup efektif untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada
masyarakat luas termasuk kalangan non-Muslim. ”Saya contohkan sinetron
‘Lorong Waktu’ yang ternyata diminati pula oleh warga non-Muslim. Bahkan,
saat ini ‘Lorong Waktu’ diputar ulang di luar bulan Ramadan hingga saya
berkesimpulan sinetron atau film dakwah tak harus identik dengan bulan
Ramadan,” katanya. Dengan kata lain, masyarakat rupanya mau menerima dan
menyambut hangat tayangan religius di luar Ramadhan.
Ke depan, Deddy akan terus berusaha konsisten memproduksi film dan
sinetron religius.
Ia juga menyarankan agar umat Islam mendirikan stasiun TV sendiri,
sehingga umat Islam memiliki alternatif dalam memilih stasiun TV maupun
acaranya. ”Sudah waktunya umat Islam mengisi dan mewarnai acara-acara
TV. Saya melihat potensi ke arah itu cukup besar terutama dari kalangan
sineas muda dan mahasiswa,” kata aktor yang telah membintangi sekitar 70
film layar lebar ini penuh optimisme. ► mlp
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
|
|