Rubrik
Olahraga
Berita Utama
Inspirasi
Finansial
Dikbud
Opini
International
Nasional
Iptek
Bisnis & Investasi
Nusantara
Naper
Metropolitan
Jawa Tengah
Berita Yang lalu
Teknologi Informasi
Rumah
Kesehatan
Audio Visual
Otonomi
Wisata
Fokus
Makanan dan Minuman
Pendidikan Luar Negeri
Pendidikan Dalam Negeri
Pendidkan
Sorotan
Teropong
Ekonomi Internasional
Investasi & Perbankan
Pengiriman & Transportasi
Telekomunikasi
Perbankan
Pergelaran
Dana Kemanusiaan
Esai Foto
Bahari
Properti
Swara
Bentara
Muda
Musik
Agroindustri
Furnitur
Otomotif
Jendela
Pustakaloka
Ekonomi Rakyat
Ilmu Pengetahuan
Info Otonomi
Tentang Kompas
Kontak Redaksi

 

 

Otonomi
Rabu, 17 September 2003

Kabupaten Tabanan

SAAT itu, 20 November 1946, pasukan Ciung Wanara pimpinan I Gusti Ngurah Rai dikepung pasukan Belanda dari seluruh sisi Desa Marga. Tak ada pilihan lain kecuali melakukan perang habis- habisan (puputan). Akibatnya, semua anggota pasukan tewas tak terkecuali pimpinan pasukan.

DELAPAN tahun kemudian, tepat di lokasi wafatnya I Gusti Ngurah Rai, dibangun sebuah tugu peringatan. Di sekitarnya dibangun Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana yang terdiri atas makam para pejuang dan museum. Monumen peringatan Perang Puputan, 10 kilometer dari Tabanan, ini dikembangkan menjadi obyek wisata.

Obyek wisata sejarah itu belum berkembang menjadi obyek wisata andalan. Dalam peta obyek wisata Tabanan, TPB Margarana tidak tercantum. Bahkan, jumlah pengunjung wisman maupun domestik pada 2002 sekitar 21.410 orang. Pengunjung obyek wisata sejarah ini kebanyakan akan merayakan peringatan Puputan Margarana tiap tanggal 20 November atau pelajar yang melakukan karya wisata.

Tabanan memiliki obyek wisata yang tercantum dalam peta obyek wisata Bali, seperti Tanah Lot, Alas Kedaton, Bedugul, Ulun Danau Beratan, dan Kebun Raya Eka Karya. Rata-rata obyek wisata itu dikunjungi 500.000 orang tiap tahun. Sarana hotel dan penginapan juga cukup berkembang, tercatat 37 buah tahun 2000. Keberadaan obyek wisata dan sarana pendukungnya ini memengaruhi pendapatan asli daerah (PAD). Total pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, retribusi tempat rekreasi dan olahraga menyumbang 40 persen total PAD. Akan tetapi, pariwisata belum bisa diandalkan sebagai urat nadi perekonomian. Pada 2002, kontribusi jasa hiburan dan rekreasi Rp 4,6 miliar.

Beruntung bagi Tabanan yang memiliki dua wilayah topografis: pegunungan dan pantai. Semua wilayahnya bisa dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Bahkan luas areal sawah 23.154 hektar, terluas di seluruh Bali. Didukung pula oleh tenaga kerja sektor pertanian tanaman pangan 39,6 persen, memberi kontribusi pada kegiatan ekonomi 2002 Rp 436 miliar. Kontribusi ini merupakan penopang kegiatan ekonomi.

Produksi padi kabupaten yang mendapat julukan lumbung padi Bali ini pada 2002 mencapai 211.594 ton, terbanyak di Bali. Produksi ini meningkat 2,9 persen dari tahun sebelumnya. Pada periode 1998-2001, produksi padi terus menurun lima persen setiap tahun. Penurunan ini tidak mengganggu perannya sebagai lumbung padi Bali, karena setiap tahun rata-rata surplus beras 40.000 ton.

Penurunan produksi tahun 1998-2001 lebih disebabkan faktor alih fungsi lahan pertanian dan kekeringan. Setiap tahun luas tanam turun rata-rata 500 hektar. Tahun 2001, 1.000 hektar lahan sawah di Tabanan diserang hama tikus. Pembasmian dilakukan oleh seluruh petani lewat penggeropyokan yang dilanjutkan dengan upacara adat. Bangkai tikus dikumpulkan dan dibakar. Abunya dilarung ke laut. Setahun berikutnya meski hama tikus masih merajalela, luas areal yang diserang berkurang menjadi 700 hektar.

Padi ditanam di seluruh wilayah kecamatan menggunakan sistem pengairan subak. Sistem pengairan yang mendapat air langsung dari sungai atau mata air yang dibendung, selanjutnya dialirkan ke suatu hamparan sawah yang disebut Pesedahan Yeh. Sistem pembagian air memakai ukuran ambang rata yang disebut tektekan, dari saluran primer (induk), sekunder, tersier, dan kuartier (saluran usaha tani) dari hulu ke hilir. Ini mengakibatkan pola tanam padi tiap daerah berbeda tergantung topografi wilayah masing-masing. Misalnya daerah ngulu (hulu) menanam padi periode I Desember–Januari, sedangkan daerah ngasep (hilir) menanam padi periode I Februari-Maret.

Andalan tanaman pangan lainnya, komoditas sayur-sayuran. Komoditas yang banyak dihasilkan daerah bertopografi tinggi seperti Baturiti ini untuk memenuhi kebutuhan sayurmayur hotel, restoran, dan supermarket di Bali. Tahun 2001 produksi total 133.538 ton.

Selain tanaman pangan, pertanian juga mengandalkan peternakan. Didukung oleh ketersediaan pangan dari jagung, peternakan memberi kontribusi terhadap kegiatan ekonomi Rp 153 miliar. Sayang, usaha peternakan masih belum banyak digeluti masyarakat, sekitar 2,3 persen yang bermata pencarian sebagai peternak. Bukan hanya peternak yang sedikit, populasi sapi bali selama kurun 1998- 2002 terus menurun, rata-rata dua persen tiap tahun. Ternak unggulan lainnya adalah ayam. Peternakan ayam buras, petelur, dan pedaging terpusat di Desa Udu dan Bolangan, Kecamatan Penebel. Produksi telur Tabanan pada 2002 mencapai 10.055 butir.

Hasil-hasil pertanian Tabanan yang berfungsi memenuhi kebutuhan pangan Bali hanya dipasarkan mentah. Belum ada investor yang menanam investasi pada agroindustri. Akibatnya, industri pengolahan hanya menyumbang Rp 140 miliar atau 7,5 persen dari total kegiatan ekonomi. Industri yang banyak berkembang merupakan industri kecil kerajinan rakyat, seperti industri kerajinan anyaman, bambu, kayu, keramik, gerabah, logam, dan perak. Tercatat 154 sentra industri kerajinan rakyat yang tersebar di beberapa lokasi. Meski industri pengolahan tidak berbicara banyak, komoditasnya dipasarkan ke Jepang, Amerika Serikat, Kanada, Denmark, Jerman, Korea, Spanyol, Perancis, Singapura, dan Australia. Total nilai ekspor pada 2002 mencapai 595.000 dollar AS.

Pemasaran hasil-hasil pertanian dan komoditas industri ke seluruh wilayah Bali memerlukan prasarana transportasi yang baik. Begitu juga untuk mendukung pariwisata. Namun, data 2001 berbicara lain, dari 860.467 kilometer panjang jalan, hanya 54 persen dalam kondisi baik meski 75 persen jalan sudah diaspal. Realisasi anggaran pembangunan 2002, 30 persen dialokasikan untuk sektor transportasi yang menitikberatkan pada program rehabilitasi, pemeliharaan, serta peningkatan jalan dan jembatan.

M PUTERI ROSALINA/Litbang Kompas

Search :
 
 

Berita Lainnya :

·

Kabupaten Tabanan

·

Menjaga Jineng Beras Pulau Bali



 

 

Design By KCM
Copyright © 2002 Harian KOMPAS