Rubrik
Berita Utama
Bisnis & Keuangan
Humaniora
International
Jawa Barat
Jawa Tengah
Jawa Timur
Metropolitan
Nusantara
Olahraga
Opini
Panorama
Politik & Hukum
Sosok
Sumatera Bagian Selatan
Sumatera Bagian Utara
Surat Pembaca
Yogyakarta
Berita Yang lalu
Anak
Audio Visual
Bahari
Bentara
Bingkai
Dana Kemanusiaan
Didaktika
Ekonomi Internasional
Ekonomi Rakyat
Fokus
Furnitur
Ilmu Pengetahuan
Interior
Jendela
Kesehatan
Lingkungan
Lintas Timur Barat
Makanan dan Minuman
Muda
Musik
Otomotif
Otonomi
Pendidikan
Pendidikan Dalam Negeri
Pendidikan Informal
Pendidikan Luar Negeri
Perbankan
Pergelaran
Perhubungan
Piala Dunia 2006
Pixel
Properti
Pustakaloka
Rumah
Sorotan
Swara
Tanah Air
Teknologi Informasi
Telekomunikasi
Teropong
Wisata
Info Otonomi
Tentang Kompas
Kontak Redaksi
Surat Pembaca
Senin, 05 Juni 2006

Surat Pembaca
Surat Pembaca

Surat untuk Redaksi Yth. hendaknya dilengkapi fotokopi KTP/SIM/paspor yang masih berlaku. Kompas tidak mengembalikan surat-surat yang diterima.

Permata Mediterania Mengecewakan

Ketika membeli rumah di Perumahan Permata Mediterania, Pos Pengumben, Jakarta Barat, hampir dua tahun lalu, kami memimpikan sebuah rumah yang sangat nyaman. Obsesi kami rumah tersebut aman, ramah lingkungan, enak ditempati, dan dekat ke mana-mana.

Obsesi kami makin membuncah tatkala pengembang perumahan tersebut rajin memasang iklan di media massa. Bagian pemasaran pengembang ramah menyampaikan bahwa perumahan ini akan dilengkapi fasilitas umum yang menggiurkan, misalnya sentra olahraga, jogging track (areal joging), dan taman yang bagus-bagus.

Ketika berkeliling lokasi proyek, kami memang melihat sebuah lokasi di tengah perumahan cukup luas yang dipagari seng dengan gambar-gambar orang sedang berenang dan beraktivitas olahraga.

Setelah menghuni perumahan tersebut, kami mesti menelan banyak kekecewaan. Tidak ada sentra olahraga dengan kolam renangnya. Selain itu, tidak ada areal joging dan taman yang elok dengan kembangnya yang wangi. Akhir-akhir ini, tanah untuk sentra olahraga tersebut sudah dibuka tanpa seng dan ternyata akan dijual untuk perumahan baru. Jadi, fasilitas umum yang dulu "dijual" di iklan-iklan itu ternyata tipuan belaka?

Kalau begitu, bukan hanya rakyat biasa yang dibohongi Permata Mediterania, tetapi juga anggota DPR. Sebab, di dalam areal perumahan tersebut terdapat kompleks perumahan anggota Dewan yang terhormat yang tentu membutuhkan fasilitas umum, seperti sentra olahraga.

Lebih dari itu, rumahnya pun aneh. Keramik di kamar mandi, misalnya, tidak sesuai dengan spek. Kamar mandi bocor-bocor dan rembesannya ke mana-mana. Ketika kami perbaiki dengan membongkar tembok, keramik yang digunakan tidak ada cadangannya sehingga terpaksa seluruh keramik dibongkar untuk diganti yang baru. Selain itu, papan yang digunakan untuk kusen, jendela, dan pintu dari bahan berkualitas rendah.

Hal yang sangat merepotkan, rumah tersebut tanpa dapur dan tidak ada tempat jemuran. Bukan main, kami sangat kecewa dengan kenyataan yang kami hadapi. Kami tidak menyana, perumahan yang di antaranya dikerjakan oleh salah satu pengembang besar Indonesia, Grup Agung Podomoro, bisa menjadi seperti ini.

Kami tidak banyak menuntut, kecuali meminta pengembang memenuhi semua komitmen yang pernah disampaikannya.

Diana dan Fianita
Penghuni Permata Mediterania

Search :
 
 

Berita Lainnya :

·

Surat Pembaca



Design By KCM
Copyright © 2002 Harian KOMPAS