A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
:: Beranda :: Berita :: Profesi :: Politisi :: Pejabat :: Pengusaha :: Pemuka :: Selebriti :: Aneka ::
  H O M E
 ► Home
 ► Biografi
 ► Versi Majalah
 ► Berita
 ► Galeri
  P R O F E S I
 ► Guru-Dosen
 ► Konsultan
 ► Peneliti-Ilmuwan
 ► Search
 ► Poling Tokoh
 ► Selamat HUT
 ► Pernikahan
 ► In Memoriam
 ► Majalah TI
 ► Redaksi
 ► Buku Tamu
 

 
  C © updated 27092005  
   
  ► e-ti/rpr  
  Nama:
Prof Dr Ihromi, MA
Lahir:
Garut, Jawa Barat, 4 April 1928
Meninggal:
Jakarta, 26 September 2005
Agama:
Kristen
Isteri:
Prof Dr Tapi Omas Simatupang
Anak:
dr Kurniati Ihromi Tanjung dan Ir Ade Satyawati

Pendidikan:
- Christelijke HIS, Garut (1942)
- Sekolah Teknik, Bandung (1945)
- SMA Perjuangan, Garut/Sumedang (1948)
- Sekolah Tinggi Teologia, Jakarta (1955)
- Fakultas Sastra Universitas Indonesia (tidak selesai, 1957)
- Universitas Harvard, Cambridge, AS (MA, dalam ilmu sejarah dan bahasa Semit, 1963)
- Johannes Gutenberg Universitat,Mainz, Jerman Barat (Doktor dengan yudisium magna cum laude, 1972)

Karir:
- Tentara Pelajar (1945-1946)
- Sekjen Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (1954-1955)
- Rektor Sekolah Tinggi Teologia (STT) Jakarta
- Guru Besar Sekolah Tinggi Teologia (1972-2005)
- Guru Besar Luar Biasa Fakultas Sastra UI (1974-2005)
- Ketua Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologia di Indonesia (1973-1978)
- Ketua Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (1980-1984)
- Wakil Ketua World Council of Churches (1975-1983)
- Anggota Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional

Alamat Rumah Keluarga:
Jalan Dempo 14, Jakarta Pusat

 
 
     
 
IHROMI HOME

 

Ihromi (1928-2005)

Pakar Bahasa Ibrani dan Semit


Mantan Rektor Sekolah Tinggi Teologia Jakarta dan Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Indonesia, ini seorang pakar bahasa Ibrani dan Semit. Prof Dr Ihromi MA, kelahiran Garut, Jawa Barat, 4 April 1928, itu meninggal dunia di usianya yang ke 77 tahun karena menderita sejumlah komplikasi di kediamannya di Jalan Dempo 14, Jakarta Pusat, Minggu 25 September 2005 pukul 01.30 WIB.
 

Tokoh gereja ini dikenal juga sebagai pembawa semangat persaudaraan lintas iman. Maklum, semangat persaudaraan itu telah mendarah daging sejak kecil dalam kehidupan keluarganya. Lahir dari buah kasih ayah suku Sunda beragama Islam dan ibu beragama Kristen. Dia memilih memeluk agama Kristen bersama enam saudara lainnya dari 13 bersaudara. Sementara yang lainnya memilih memeluk agama Islam.

 

Kendati mereka berbeda agama, dalam hubungan kekeluargaan tetap kompak. Mereka sangat memahami bahwa tiap agama mempunyai kaidah masing-masing. Sebagai seorang tokoh gereja yang berasal dari keluarga multi-agama, Ihromi menaruh perhatian tinggi terhadap kegiatan dialog antar agama baik pada tingkat lokal maupun nasional.

 

Ihromi ditahbiskan menjadi pendeta Gereja Kristen Pasundan 18 April 1955. Kemudian dia menjadi dosen dan menjadi Rektor STT Jakarta beberapa periode. Di STT Jakarta dia menjadi guru besar yang mengajar Perjanjian Lama dan bahasa Ibrani dan bahasa Semit, sejak 1972. Juga menjadi Guru Besar Luar Biasa Fakultas Sastra UI, sejak 1974.

 

Ihromi juga aktif sebagai Ketua Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologia di Indonesia (1973-1978) dan Ketua Majelis Pendidikan Kristen di Indonesia (1980-1984). Bahkan dia juga pernah menjabat Wakil Ketua World Council of Churches (1975-1983) dan Anggota Komisi Pembaharuan Pendidikan Nasional.

Sebagai pendeta GKP dia aktif memberikan kontribusi pemikiran melalui komisi teologi, badan kesejahteraan dan dalam pengembangan hubungan gereja dan lembaga oikumenis di luar negeri.

Dia menempuh pendidikan di Christelijke HIS, Garut (1942). Ketika masih di HIS, dia sudah dipanggil ''profesor'' oleh teman-temannya, gara-gara dia berkaca mata dan senang membaca. Julukan itu mendorongnya giat belajar. Dia membulatkan tekad akan benar-benar menjadi profesor.

 

Semula dia ingin menjadi insinyur mesin, maka sempat masuk sekolah teknik di Bandung (1945) -- seangkatan dengan mantan Gubernur DKI Ali Sadikin yang mengambil jurusan bangunan. Namun, kemudian ia bercita-cita jadi dokter sehingga beralih ke SMA Perjuangan, Garut/Sumedang (1948).

Nayatanya, setamat SMA di Sumedang, 1948, Ihromi bertemu dengan ipar Bung Hatta, seorang dokter bernama Sanusi. Dokter itu malah menganjurkannya masuk Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (STTJ), 1955. Kemudian, ia masuk Fakultas Sastra UI, jurusan bahasa Sunda dan Arab, namun tidak sampai selesai (1957).

 

Tahun 1963, Ihromi meraih gelar MA bidang ilmu sejarah dan bahasa Semit, dari Universitas Harvard, Cambridge, AS. Kemudian meraih gelar doktor dengan yudisium magna cum laude, 1972, dari Johannes Gutenberg Universitat, Mainz, Jerman Barat, setelah tiga tahun mendalami Kitab Perjanjian Lama. Disertasinya, 'Amm 'Ani Wadal Nach dem Propheten Zephanya. Dialah orang Indonesia pertama yang meraih keahlian bahasa Ibrani di luar negeri.

 

Ketika mahasiswa, pria penggemar musik klasik Barat dan Sunda, ini aktif di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Di situ dia berkenalan dengan gadis Tapanuli, adik bungsu Jenderal TB Simatupang bernama Tapi Omas Simatupang. Semula orang tua Tapi Omas kurang setuju atas hubungan mereka, tetapi setelah mereka sama-sama kuliah di AS, akhirnya mereka direstuai menikah. Pernikahan ini dianugerahi dua orang putri yakni dr Kurniati Ihromi Tanjung dan Ir Ade Satyawati. Isterinya yang kemudian lebih dikenal sebagai Prof Dr Ny Tapi Omas Ihromi, SH, adalah guru besar FH UI. ►e-ti/mangatur lps, dari berbagai sumber antara lain Suara Pembaruan (26/9/05), Buku Apa Siapa Orang Sunda (hlm 203).


*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)