|
C © updated 23062007 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti/rpr |
|
|
Nama:
Prof Dr Sujudi
Lahir:
Bogor, 9 September 1930
Meninggal:
Jakarta, 23 Juni 2007
Agama:
Islam
Jabatan Terakhir:
Menteri Kesehatan RI Kabinet Pembangunan VI (1993-1998)
Isteri:
Ny Faika Sujudi
Anak:
- dr Yupanti Sujudi SpK
- dr Yufandi SpAk
- Dra Yufiani Sujudi
Karir:
- Kepala Bagian Mikrobiologi FKUI
(1966-1979)- Koordinator Proyek Kerja Sama
Penelitian Bidang Kedokteran Indonesia-Jepang
- Koordinator Program
Beasiswa Bidang Kedokteran Takeda Science Foundation
- Pembantu Dekan
III FKUI
- Pembantu Rektor III UI
- Rektor UI
- Menteri Kesehatan RI Kabinet Pembangunan VI (1993-1998)
Kegiatan Lain:
- Sesepuh Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang
- Ketua
Transfusi Darah dan Rumah Sakit Palang Merah Indonesia
- Komisaris
utama sejumlah perusahaan di bidang kesehatan
Penghargaan, al:
- Bintang
Mahaputra Adipradana dari Pemerintah Indonesia
- Penghargaan dari Pemerintah Jepang, Perancis, Uzbekistan, Austria
dan Belanda.
|
|
|
|
|
|
|
SUJUDI HOME |
|
|
Prof Dr Sujudi (1930-2007)
Menkes Berdedikasi Tinggi
Mantan Menteri Kesehatan RI Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan
mantan Rektor UI Prof Dr Sujudi, kelahiran Bogor, 9 September 1930,
meninggal dunia di Jakarta, 23 Juni 2007 sekitar pukul 10.20 Wib. Guru
besar emeritus Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (FKUI) itu sampai kahir hayat tetap aktif sebagai sesepuh
Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang, Ketua Transfusi Darah dan
Rumah Sakit Palang Merah Indonesia serta komisaris utama sejumlah
perusahaan di bidang kesehatan.
Dia seorang ilmuwan dan guru besar yang tekun dan berdedikasi tinggi.
Juga dikenal sebagai orang yang pandai bergaul dan bersahaja. Selama
pengabdiannya, Sujudi memperoleh pelbagai penghargaan. Di antaranya,
dianugerahi Bintang Mahaputra Adipradana dari Pemerintah Indonesia. Juga
penghargaan dari Pemerintah Jepang, Perancis, Uzbekistan, Austria dan
Belanda.
Menurut Dekan FKUI Prof Dr dr Menaldi Rasmin SpTHT, Sujudi merupakan
pencetus gagasan dan cita-cita UI untuk menjadi universitas riset kelas
dunia. Hal tersebut dicanangkan saat Sujudi menjadi Rektor UI tahun
1985-1994.
Sujudi pertama kali menggugah untuk melangkah dan mulai memikirkan
ukuran-ukuran untuk menjadikan UI sebagai universitas riset berskala
dunia. Berapa banyak doktor yang harus dicetak, berapa banyak riset
dibuat. "Beliau adalah orang yang mampu melihat situasi saat ini
sekaligus berpandangan jauh ke depan," kata Menaldi kepada pers (Kompas,
24 Juni 2007).
UI menjadi universitas riset itu telah dirintis saat Sujudi menjabat
Kepala Bagian Mikrobiologi FKUI (1966-1979). Pada masa Sujudi, Bagian
Mikrobiologi FKUI menghasilkan banyak hasil penelitian serta memiliki
jejaring (network) internasional yang kuat, terutama dengan Jepang.
Saat itu Sujudi juga menjabat sebagai Koordinator Proyek Kerja Sama
Penelitian Bidang Kedokteran Indonesia-Jepang serta Koordinator Program
Beasiswa Bidang Kedokteran Takeda Science Foundation.
"Pada masa itu banyak staf mikrobiologi dari UI yang melanjutkan
pendidikan S3 di Jepang, termasuk Prof Usman Chatib Warsa yang kini
menjabat sebagai Rektor UI dan Dr Pratiwi Sudharmono. Beliau juga
membuka jalan bagi staf fakultas kedokteran universitas lain," tutur
Menaldi.
Sujudi sangat memerhatikan regenerasi di tiap jabatan yang diemban. Ia
dekat dengan orang-orang muda. Semasa menjabat sebagai Pembantu Dekan
III, Pembantu Rektor III, maupun Rektor UI, Sujudi sangat mengakomodasi
kegiatan mahasiswa.
Meninggal Saat Simposium
Sujudi terjatuh tidak sadarkan diri sesaat sebelum membuka simposium
dengan para ahli mikrobiologi yang diselenggarakan Perhimpunan
Persahabatan Indonesia-Jepang di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta.
Di acara simposium itu, Sujudi sempat bergurau dengan sejumlah peserta.
Kemudian saat menyiapkan pidato pembukaan, tiba-tiba jatuh dan tidak
lama kemudian meninggal akibat serangan jantung.
Menurut Direktur Pusat RS Pusat Pertamina Adji Suprajitno, Sujudi
mengalami kematian mendadak atau sudden death akibat sakit jantung.
Nyawanya tak tertolong kendati telah mendapatkan pertolongan pertama.
Sujudi meninggalkan seorang istri, Ny Faika Sujudi, tiga anak, yakni dr
Yupanti Sujudi SpK, dr Yufandi SpAk, dan Dra Yufiani Sujudi, serta enam
cucu. Sebelum dibawa ke rumah duka di kawasan Cipayung, jasadnya
disalatkan keluarga di Masjid Al Rahman Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP).
Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Minggu
(24/6/2007) pukul 09.00 WIB
Menkes Siti Fadilah Supari yang pernah menjadi mahasiswa Sujudi
mengatakan: "Profesor Sujudi adalah guru sejati yang tidak akan pernah
saya lupakan." Siti Fadilah menuturkan bahwa Sujudi adalah guru yang
mumpuni, sabar, dan kebapakan yang hingga akhir hayatnya masih memiliki
kepedulian besar dengan ilmu pengetahuan.
Tiga hari sebelum meninggal, Sujudi masih bertemu dengan Menkes Fadilah
untuk membicarakan simposium tentang ilmu mikrobiologi tersebut.
Mantan Presiden Soeharto datang melawat pukul 15.30 didampingi dua
putrinya, Titik dan Mamiek bersama mantan Menteri Kehakiman Ismail Saleh
dan istri. Beberapa mantan pejabat tinggi, seperti mantan Menteri
Keuangan dan Ketua PMI Mar ’ie Muhammad, dan Kepala Pelaksana Harian BNN
Komjen Pol Made Mangku Pastika, Ketua Mahkamah Konstitusi RI Jimly
Asshiddiqie. Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono mengirim karangan
bunga. ►e-ti/tsl, dari berbagai sumber
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
|
|