|
C © updated
17062004 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti |
|
|
Nama:
Drs. Adolf Jouke Sondakh
Lahir:
Suluun, 20 Juni 1939
Agama:
Kristen Protestan
Pekerjaan/Jabatan :
Gubernur Sulawesi Utara Masa Bakti 2001-2005
Pangkat /Golongan:
Pembina Utama IV/E
NIP:
239 524 872
Ayah:
M.L. Sondakh (Alm)
Ibu:
W.R. Rawung (Alm)
Istri:
Dra. Sientje Mandey
Anak:
1. Drs. Danny Sondakh
2. Inggried Sondakh, SE
Mantu:
1 Michikita Walakandouw
2 Stanlay C. Mamanua
Pendidikan:
- SD 1953 Tompaso Kab. Minahasa
- SMP 1956 Langowan Kab. Minahasa
- SMA 1960 Manado
- Sarjana 1966 Fak. Sospol Unsrat Manado Jurusan Akademi Negeri
Riwayat Kepangkatan:
- Asisten Perguruan Tinggi E/II 01-09-1964
- Asisten Ahli F/II 01-11-1966
- Penata Muda Tkt.I III/B 01-01-1968
- Lektor Muda III/C 01-10-1970
- Lektor Madya III/D 01-10-1974
- Lektor Pembina IV/A 01-10-1976
- Pembina Tkt. I IV/B 01-03-1983
- Pembina Utama Muda IV/C 01-05-1986
- Pembina Utama Madya IV/D 01-10-1989
- Pembina Utama IV/E 01-10-1994
Pengalaman Pekerjaan:
- Pemb. Khusus PD I Fak Sospol 1964 - 1966
- Pemb. Dekan I Fisipol Unsrat 1966 - 1969
- Dekan Fisipol Unsrat 1967–1969, 1978 - 1979
- Pemb. Rektor III Unsrat 1969 - 1973
- Anggota DPRD Sulawesi Utara 1971 - 1977
- Ketua Komisi D DPRD I Sulawesi Utara 1982 - 1987
- Anggota DPR - MPR RI 1987 - 1992
- Wakil Ketua DPR RI Komisi II 1993 - 1997
- Ketua Penghubung Daerah
(HUBDA) Sulawesi Utara FKP DPR RI 1992 - 1999
- Ketua DPRD Prop Sulawesi Utara 1999 - 2000
- Gubernur Sulawesi Utara, Maret 2000-2005
Pengalaman Organisasi:
- Sekretaris KINO SOKSI Profesi, 1970-1972
- Sekretaris BAPILU Golkar Sulawesi Utara, 1971
- Wakil Ketua DPD Golkar Sulawesi Utara, 1971-1974 , 1978-1984, 1984-1989,
1993-1995
- Ketua FKP DPRD Sulawesi Utara, 1977-1982
- Ketua AMPI Sulawesi Utara, 1978-1984
- Anggota Dewan Penasehat KNPI Sulawesi Utara, 1975-1979
- Wakil Ketua Pimpinan Daerah (DEPIDAR) SOKSI Sulawesi Utara, 1986-1995
- Ketua BAPEKADA Golkar Sulawesi Utara, 1994
- Ketua DPD Golkar Sulawesi Utara, 1998- 2004 (saat tulisan ini dibuat)
Lain -Lain:
- Ketua Senat Mahasiswa Fak Sospol Unsrat, 1962-1966
- Anggota Pimpinan Dewan Mahasiswa Unsrat Manado, 1964-1966
- Direktur Penlat Kader Golkar Sulawesi Utara , 1976-1982
- Anggota PPD I Sulawesi Utara Pemilu, 1982-1987
- Sekretaris Gerakan Cendekiawan Swadiri Indonesia
(GECSI), 1990-1995
- Penataran P4 Tingkat Nasiona Angkatan VII Jakarta, 1978
- Wakil Ketua Badan Pekerja GMIM jemaat Bethesda , 1982-1986
- Badan Pekerja Sinode GMIM, 1982-1986
- Ketua Alumni UNSRAT Manado, 1970-1995
Alamat Kantor:
Bumi Beringin
Alamat Rumah:
Ranotana Lingkungan I
Jl. Bethesda Manado
|
|
|
|
|
|
|
== 1 2
3
4 5 6
7 ==
Drs. Adolf Jouke Sondakh (1)
Konsisten Membangun Sulawesi Utara
Berangkat dari dunia akademik sebagai seorang dosen Fisipol Universitas
Sam Ratulangi yang selalu aktif berorganisasi, akhirnya mengantarkan Drs.
Adolf Jouke Sondakh, ke dunia politik praktis yakni menjadi anggota DPRD
dan DPR - MPR selama beberapa periode. Ia kemudian menjadi Gubernur
Propinsi Sulawesi Utara yang dilantik Maret 2000, untuk masa periode
2000-2005.
Memiliki pengalaman yang begitu banyak di dunia akademik, politik, maupun
organisasi, akhirnya sangat mendukung pekerjaannya sebagai orang nomor
satu di Sulawesi Utara tersebut. Dan dilihat dari kariernya, baik di dunia
akademik maupun politik, dia merupakan orang yang selalu konsisten dengan
apa yang sudah diputuskannya. Di dunia pendidikan, dia tetap konsisten –tidak
meninggalkannya- sampai pensiun.
Demikian halnya di dunia politik, walaupun kadang kedudukannya naik
turun seperti dari DPR-RI menjadi DPRD misalnya, namun dia tetap
menekuninya. Maka dalam memimpin Propinsi Sulawesi Utara ini pun, dengan
segala kemampuan yang ada dia bertekad mengoptimalkan otonomisasi daerah
di Bumi Nyiur Melambai itu sesuai dengan tuntutan reformasi sekaligus
mempersiapkan daerah tersebut menyongsong era globalisasi.
Di awal penugasannya, salah satu putra terbaik Sulawesi Utara ini telah
lebih dulu merencanakan tujuan dan sasaran pembangunan propinsi yang
dipimpinnya. Dengan sangat matang dan rapi dia menyusun tujuan dan sasaran
tersebut. Namun baru dua tahun awal tugasnya, terjadi berbagai hal yang
tidak diduga sebelumnya. Puluhan ribu kepala keluarga datang mengungsi
dari beberapa propinsi tetangga akibat kemelut sosial yang terjadi di sana.
Demikian juga dengan bencana alam yang terjadi pada akhir tahun 2000 di
beberapa daerah di propinsi tersebut. Serta ancaman gunung berapi yang
terjadi di Sangihe Talaud pada awal Juni 2004 sehingga mengakibatkan
banyaknya penduduk yang mengungsi untuk menghindar sebelum terjadi letusan.
Peristiwa-peristiwa tersebut cukup merepotkannya. Namun walaupun begitu,
dia berharap apa yang telah direncanakannya masih bisa diwujudkannya.
Pria kelahiran Suluun, 20 Juni 1939, ini menjadi Gubernur Sulawesi Utara
tidaklah mengherankan mengingat jenjang karier politik sudah hampir
dititinya dari bawah. Terakhir, sebelum menjabat gubernur, dia adalah
Ketua DPRD Sulawesi Utara. Dan lama sebelum itu, yakni sejak tahun 1970,
dia telah meniti langkah politiknya dari bawah yakni sebagai Sekretaris
KINO SOKSI Profesi, -salah satu Ormas Golkar saat itu. Masa itu juga, dia
sudah menjadi Pembantu Rektor III Unsrat Manado. Pada tahun 1971, dia
menjadi Sekretaris BAPILU Golkar Sulawesi Utara sekaligus menjadi Wakil
Ketua DPD Golkar Sulawesi Utara. Jabatan partai itu dipegangnya sampai
empat periode yakni pada periode tahun 1971-1974, 1978-1984, 1984-1989,
dan tahun 1993-1995.
Pada tahun 1971 itu juga, dia sudah terpilih menjadi anggota DPRD
Sulawesi Utara. Keanggotaan legislatif daerah (DPRD) itu dipegangnya
hingga tiga periode kemudian yakni sampai tahun 1987. Pada periode
berikutnya, yakni periode tahun 1987-1992, dia telah menjadi anggota DPR
RI. Jabatan ini pun dipegangnya sampai dua periode, dan pada periode
terakhir yakni tahun 1992-1997, dia menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR-RI.
Selepas dari anggota DPR-RI, dia hanya menjadi Ketua Penghubung Daerah (HUBDA)
Sulawesi Utara FKP DPR RI, tugas partai yang sudah diembannya sejak tahun
1992. Dan seiring dengan bergulirnya reformasi yang berakhir dengan
dipercepatnya Pemilu menjadi tahun 1999 dari yang seharusnya tahun 2002,
maka pada Pemilu pertama era reformasi ini, dia masuk anggota legislatif
di DPRD Sulawesi Utara yang sekaligus ketika itu terpilih menjadi Ketua
DPRD tersebut.
Jabatan legislatif yang seharusnya dijalaninya sampai tahun 2004 itu pun
tidak selesai dijalaninya sampai akhir periode sehubungan dengan
terpilihnya dirinya menjadi Gubernur Propinsi Sulawesi Utara pada tahun
2000.
Mengenal lebih dalam Drs. Adolf Jouke Sondakh putra dari sang ayah
M.L.Sondakh (Alm) dan ibu W.R. Rawung (Alm), ini boleh disebut bahwa dia
memang sangat tepat untuk jabatan tersebut. Dia merupakan putra Minahasa
yang dilahirkan dan dibesarkan di tanah leluhurnya tersebut sehingga
dirinya tidak perlu membuang banyak waktu lagi untuk belajar mengenal
watak atau sifat, potensi dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
daerah tersebut.
Dia mengawali pendidikan sekolah dasar dan sekolah menengah pertamanya di
Kabupaten Minahasa. Pada tahun 1953 dia lulus Sekolah Dasar dari Tompaso,
Minahasa, kemudian melanjut ke Sekolah Menengah Tingkat Pertama di
Langowan Minahasa yang diselesaikannya pada tahun 1956. Barulah setelah
masuk ke Sekolah Menengah Tingkat Atas, dia ke ibukota propinsi, Manado.
Lulus dari SMA pada tahun 1960, dia kemudian melanjut ke perguruan tinggi
dan memilih Fakultas Sosial Politik Jurusan Akademi Negeri di Universitas
Sam Ratulangi, Manado. Gelar Doktorandus-pun diperolehnya pada tahun 1966.
Sementara berkarier sebagai seorang profesional diawalinya sebagai
Pembantu Khusus PD I Fak Sospol. Dan jenjang kepangkatannya sebagai
pegawai negeri dimulai dari pangkat Asisten Perguruan Tinggi (E/II) pada
tahun 1964. Kemudian berturut-turut hingga terakhir dengan pangkat Pembina
Utama (IV/E).
Melihat data kepegawaian dari Gubernur bermarga Sondakh ini ada satu hal
menarik namun mungkin pada zaman itu hal demikian masih lumrah. Ketika
masih kuliah (antara tahun 1960-1966) persisnya pada tahun 1964, saat itu
dia sudah menjadi pegawai negeri yang sudah berpangkat E/II. Dan yang
lebih menarik lagi adalah bahwa dia bekerja di Universitas Sam Ratulangi
yang sekaligus merupakan tempat kuliahnya juga. Saat itu, dia sudah
menjabat sebagai Pembantu Khusus PD I Fakultas Sospol. Suatu pengalaman
yang mungkin sangat jarang dialami orang lain.
Dalam hal berorganisasi, mantan Ketua AMPI Sulawesi Utara, ini sudah aktif
sejak remaja sampai mahasiswa bahkan sering memimpin berbagai organisasi
politik maupun sosial. Organisasi baginya sudah merupakan hal yang tak
terpisahkan dari perjalanan hidupnya. Sejak tahun 1962 sampai 1966 atau
satu tahun sejak masuk kuliah hingga selesai, dia adalah Ketua Senat
Mahasiswa Fakultas Sospol Unsrat. Setelah tahun 1964, dia juga terpilih
menjadi anggota Pimpinan Dewan Mahasiswa Unsrat Manado. Dan sejak tahun
1970, dia kemudian terpilih menjadi Ketua Alumni UNSRAT Manado sampai
tahun 1995. Dan sebagaimana disebutkan di atas, sejak tahun 1970, dia juga
sudah terjun ke organisasi politik.
Tidak hanya organisasi kemahasiswaan, organisasi kepemudaan, maupun
organisasi politik yang digelutinya, tapi begitu juga dengan organisasi
profesi dan keagamaan. Gerakan Cendekiawan Swadiri Indonesia (GECSI)
merupakan salah satu organisasi profesi yang pernah diikutinya. Pada
periode 1990-1995, dia terpilih menjabat Sekretaris di sana. Demikian juga
halnya pada organisasi keagamaan, dia aktif dan terpilih menjadi Wakil
Ketua Badan Pekerja GMIM jemaat Bethesda dan menjadi Badan Pekerja Sinode
GMIM sejak tahun 1982 sampai tahun 1986.
Nama seorang Drs. Adolf Jouke Sondakh mungkin lebih sering dikenal karena
jabatan politisnya. Namun kalau boleh dikatakan, keluarga Sondakh ini
sebenarnya adalah keluarga pendidik atau keluarga guru. Adolf Jouke
sendiri tidak bisa dipungkiri sebenarnya berangkat dari dunia pendidikan
juga. Istrinya, Dra. Sientje Mandey wanita kelahiran 28 Nov 1947, itu juga
adalah seorang pendidik yang bekerja sebagai Dosen Luar Biasa ASMI Kampus
Ungu Pulomas, Jakarta. Bahkan satu dari dua anaknya yakni putrinya pun
adalah seorang dosen di Fakultas Ekonomi Unsrat Manado.
Kedua anaknya sebagai buah perkawinannya dengan Sientje Mandey,
masing-masing sudah menikah. Anak pertama mereka, Drs. Danny Sondakh yang
memilih bekerja sebagai wiraswasta dan kini menjabat Manajer DS Production
mengambil istri bernama Michikita Walakandouw seorang karyawan PT Allstate
Asuransi dengan jabatan Areal Sales Manajer PT Allstate. Sedangkan anak
kedua mereka yakni Inggried Sondakh, SE, yang bekerja sebagai Dosen
Fakultas Ekonomi Unsrat itu bersuamikan, Stanlay C. Mamanua seorang
karyawan BCA CAR dengan jabatan Manajer CAR Manado.► juka-atur =>Lanjut
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia) |
|