|
|
|
|
|
C © updated
08032006 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti/anis |
|
|
Biodata
Nama:
LETJEN TNI (PURN.) H. BUDI HARSONO
Lahir:
Yogyakarta, 13 September 1946
Agama:
Islam
Jabatan Sekarang:
o Anggota Fraksi Partai Golkar (FPG) DPR-RI (Periode 2004-2009)
Pangkat Militer Terakhir:
Letnan Jenderal TNI
Penghargaan/Tanda Jasa:
1.Satya Lencana Penegak
2.Satya Lencana Dharma Pala
3.Satya Lencana Seroja
4. Satya Lencana Kesetiaan 8 Tahun, 16 Tahun, dan 24 Tahun
5. Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
6. Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
7.Bintang Yudha Dharma Nararya
8. Bintang Yudha Dharma Pratama
9. Bintang Dharma
Alamat Rumah:
Perum Hankam Jati Makmur Jl. Raflesia F-3 Pondok Gede, Bekasi.
|
|
|
|
|
|
|
BUDI HARSONO HOME |
|
|
BIOGRAFI:
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15 16
17 =
MAJALAH TI 31 VERSI PDF:
Cover =
Halaman 3-22 =
Halaman 23-50
=================================================
Budi Harsono
(01)
Politikus Partai Golkar dan anggota DPR-RI (2004-2009) ini memiliki latar
belakang militer dengan pangkat Letnan Jenderal (Letjen) TNI. Kendati
demikian, bila disimak dari cara bertuturnya yang lemah-lembut,
perawakannya yang mungil, serta sikapnya yang rendah hati di hadapan
orang lain, tidak tampak sama sekali sosok ‘keras’ seorang jenderal
penyandang bintang tiga.
Budi Harsono
(02)
Dulu, Fraksi TNI/Polri memiliki peranan penting dalam menjembatani setiap
konflik kepentingan politik partisan yang berkembang di DPR. Kini, tidak
ada lagi yang mampu berperan demikian.
Budi Harsono
(03)
Jalan musyawarah dalam menyelesaikan setiap masalah yang senantiasa
dikedepankan oleh Fraksi TNI/Polri seharusnya tidak hilang di dunia
parlemen Indonesia.
Budi Harsono
(04)
Tanpa bermaksud menafikan keniscayaan mekanisme voting dalam proses
pengambilan keputusan di DPR, Budi Harsono mengambil sebuah ilustrasi
untuk menggambarkan betapa pilihan dari suara terbanyak tidak identik
dengan pilihan yang terbaik. Budi Harsono
(05)
Pada akhir 2001, ketika terjadi konflik politik antara Presiden
Abdurrahman Wahid di satu pihak dan mayoritas fraksi di DPR di lain
pihak dengan menggelar Sidang Istimewa MPR, sehingga akhirnya tampuk
pemerintah diserahkan kepada (Wakil Presiden RI, saat itu) Megawati
Soekarnoputri, Fraksi TNI/Polri mampu memposisikan diri secara tepat dan
efektif.
Budi Harsono
(06)
Karena pertimbangan historis dan ideologis, Budi Harsono menerima ajakan
Akbar Tandjung bergabung ke Partai Golkar. Dia pun menyambut kepercayaan
dan tanggung jawab sebagai Sekjen Partai Golkar. Budi Harsono
(07)
Selama 35 tahun berkarier di militer, sebagian besar tugas Budi Harsono
dihabiskan di bidang teritorial (1967-2002). Tugas sebagai Kasdim,
Dandim, Kasrem, Danrem, Aster, hingga Assospol pernah dijalani Budi.
Budi Harsono
(08)
Menunaikan tugas yang diamanatkan kepada dirinya dengan sikap penuh
ikhlas, dan meyakini adanya tangan Tuhan di balik setiap tanggung jawab
yang diserahkan kepadanya, adalah etos seorang Budi Harsono dalam
mengabdikan diri di dunia ketentaraan selama 34 tahun. |
|
|
|
|
|
|
|
|
Budi Harsono
(09)
Dari berbagai pengalaman hidupnya selama 35 tahun bertugas di dunia
ketentaraan, ada banyak hikmah yang dia petik. Seringnya menghadapi
masa-masa kritis selama menjalankan tugas, kemudian sering
berpindah-pindah tempat tugas, membuat dirinya dekat dengan Tuhan, Sang
Maha Kuasa. Keyakinan spiritual bahwa hidup-mati anak manusia berada di
tangan Sang Maha Pencipta senantiasa melekat pada dirinya.
Budi Harsono (10)
Hidup ini mengalir saja seperti sifat air. Apa adanya. Keikhlasan dalam
bekerja, berbuat dan menjalankan setiap amanah yang diberikan. Bekerja
adalah ibadah.
Budi Harsono (11)
Berasal dari keluarga berekonomi pas-pasan, dan sebagai anak tertua dari
sembilan bersaudara, Budi Harsono meraih kesuksesan hidup dengan
kebersahajaan.
Budi Harsono (12)
Keteladanan sikap dan harmoni dalam keluarga adalah dua hal yang
ditonjolkan oleh Budi Harsono selaku kepala rumah tangga.
Budi Harsono (13)
Meski seorang tentara, budi tidak terlalu kaku menerapkan disiplin
militer ke tengah kehidupan keluarganya, terutama kepada anak-anaknya.
Dalam arti kata, dia tidak menerapkan disiplin yang ketat dan keras,
sebagaimana yang dia jalani di dunia militer, kepada anak-anaknya.
|
|
|
|
Budi Harsono (14)
“Pengalah dan Tidak Suka Konflik”
Banyak suka dan duka yang dialami Mut Indayah selama 34 tahun
mendampingi Budi Harsono mengarungi bahtera kehidupan. Di mata wanita
kelahiran Gombong, 14 Januari 1952, ini, Sang Suami adalah sosok pribadi
yang sabar, nrimo (menerima apa adanya), dan bahkan cenderung mengalah
hampir pada banyak hal.
Budi Harsono (15)
“Jangan tanyakan apa yang dapat negara berikan kepadamu, tetapi tanyalah
apa yang sudah Anda berikan kepada negara.” (Presiden AS John F.
Kennedy)
Budi Harsono (16)
Sebagai institusi, TNI tidak boleh terlibat dalam politik praktis.
Namun, para perwira TNI harus melek politik agar tahu keadaan dan tidak
mudah diperalat oleh pihak-pihak dari luar TNI.
WAWANCARA Budi Harsono (17)
Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak lahir secara tiba-tiba di saat
negara ini sudah mapan. Secara historis, cikal-bakal TNI adalah sebagian
rakyat bersenjata yang berjuang mengorbankan jiwa dan raganya mengusir
penjajah. Keniscayaan sejarah TNI itu yang tidak boleh hilang. Sebab,
itulah jati diri TNI.
Majalah Tokoh
Indonesia 31 TOKOH
UTAMA: Pejuang Berjiwa Ikhlas
= Fraksi TNI/Polri Jembatan Penghubung Lintaskepentingan
= Ada Spirit yang Hilang di DPR =
Terbanyak Belum Tentu Terbaik =
Pimpin F-TNI/Polri di Masa Kritis =
Mengabdi melalui Partai Golkar =
Dari Teritorial ke Pentas Politik =
Meniti Karier Militer dengan Ikhlas =
Tugas Dekatkan Diri kepada Tuhan = KISAH HIDUP:
Bekerja Ikhlas, Tuhan Menjaga Rezeki
= Masa Kecil, Remaja dan Dewasa =
Teladan bagi Keluarga =
Terapkan Disiplin Batin =
Sosok Budi di Mata Mut Indayah = PERSPEKTIF:
Kesadaran Bernegara dan Bela Negara Mulai Hilang
= Netralitas TNI = WAWANCARA:
Jangan Hilangkan Jati Diri TNI =
KAPUR SIRIH: Politisi Abdi Negara =
SURAT: Terjadi di BNI |
|
|