|
C © updated 17032006 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti/dhf |
|
|
Nama:
Ramadhan KH
Nama Lengkap:
Ramadhan Kartahadimadja
Nama Panggilan:
Kang Atun
Lahir:
Bandung, 16 Maret 1927
Wafat:
Cape Town, Afrika Selatan 16 Maret 2006
Agama:
Islam
Isteri:
- Pruistin Atmadjasaputra (menikah 1958 dan wafat 1990)
- Salfrida Nasution Ramadhan (menikah 1993)
Anak:
- Gumilang Ramadhan
- Gilang Ramadhan
Ayah:
Raden Edjeh Kartahadimadja
Ibu:
Sadiah
Profesi:
Wartawan dan Penulis Biografi
Pendidikan:
- ITB Bandung
- Kuliah Jurnalistik, Belanda, 1952-1953
Karir:
- Wartawan Kantor Berita Antara
- Redaktur Majalah Kisah
Redaktur Mingguan Siasat
Redaktur Mingguan Siasat Baru
- Anggota Akademi Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta sampai 2003
Karya:
Telah menulis lebih 30 buku, di antaranya:
- Kuantar ke Gerbang, Kisah Cinta Ibu Inggit Garnasih dengan Bung Karno
(1981)
- Biografi AE Kawilarang
Biografi Soemitro
Biografi Ali Sadikin
- Biografi Hoegeng
- Biografi Mochtar Lubis
- Biografi DI Panjaitan
- Autobiografi Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya
- Priangan Si Djelita (1956)
- Ladang Perminus
- Royan Revolusi, Novel, 1958
- Antologie Bilingue de la Poesie Indonesienne Contemoraine, Novel, 1972
- Kemelut Hidup, Novel, 1976
- Keluarga Permana, Novel, 1978
- Untuk Sang Merah Putih, Novel, 1988
Penghargaan:
SEA Write Award, 1993
|
|
|
|
|
|
|
RAMADHAN KH HOME |
|
|
Ramadhan KH (1927-2006)
Wartawan & Penulis Biografi
Wartawan dan penulis biografi Ramadhan KH (Ramadhan Kartahadimadja yang
akrab dipanggil Kang Atun) meninggal dunia tepat di hari ulang tahunnya
yang ke-79, Kamis 16 Maret 2006 pukul 08.30 waktu Cape Town, Afrika
Selatan, atau pukul 13.30 WIB. Jenazah pria kelahiran Bandung 16 Maret
1927, ini akan tiba di Tanah Air Sabtu 18 Maret 2006 dan
dikebumikan di Taman Pemakaman Umum Tanah Kusir, Jakarta.
Anggota Akademi Jakarta yang sudah lama menderita kanker prostat itu
meninggalkan satu istri, dua anak (Gumilang Ramadhan dan Gilang
Ramadhan), serta lima cucu. Istrinya Salfrida Nasution Ramadhan, yang
bertugas sebagai Konsul Jenderal RI di Cape Town, Afrika Selatan adalah
istri kedua yang dinikahi 1993. Istri pertamanya, Pruistin
Atmadjasaputra, yang dinikahi 1958 telah lebih dulu wafat 1990.
Menurut isterinya, Salfrida Nasution, walaupun beberapa bulan ini
kankernya sudah sangat menjalar, bahkan hingga ke tulang sehingga
kondisi tubuhnya sudah sangat lemah, Ramadhan masih bersemangat menulis
dua buku terakhirnya. Dua buku yang belum terselesaikan tersebut adalah
kumpulan cerpen dan novel. ”Bapak juga menjanjikan akan menulis satu
sajak lagi buat saya, tetapi belum kesampaian, beliau sudah keburu
dipanggil...,” tutur Salfrida yang masih larut dalam kesedihan,
sebagaimana ditulis Kompas 17/3/2006.
Ramadhan, anak ketujuh dari sepuluh bersaudara dari pasangan Raden Edjeh
Kartahadimadja dan Sadiah, ini sejak kecil sudah akrab denga dunia
sastra dan tulis-menulis. Dia sudah mulai produktif menulis sejak masih
di SMA.
Hingga akhair hayatnya, sastrawan Angkatan '66, itu telah menulis
lebih dari 30 judul buku.
Salah satu karyanya berupa kumpulan puisi yang diterbitkan dalam buku
berjudul Priangan Si Djelita (1956), ditulis saat Ramadhan kembali ke
Indonesia dari perjalanan di Eropa 1954. Kala itu, ia menyaksikan tanah
kelahirannya (Jawa Barat) sedang bergejolak akibat berbagai peristiwa
separatis. Kekacauan sosial politik itu mengilhaminya menulis
puisi-puisi tersebut.
Sastrawan Sapardi Djoko Damono, menilai buku tersebut sebagai puncak
prestasi Ramadhan di dunia sastra Indonesia. Menurut Sapardi,
sebagaimana dirilis Kompas, buku itu adalah salah satu buku
kumpulan puisi terbaik yang pernah diterbitkan di Indonesia. "Dia adalah
segelintir, kalau tidak satu-satunya, sastrawan yang membuat puisi dalam
format tembang kinanti,” papar Sapardi.
Karya Ramadhan itu disebut Sapardi sebagai salah satu tonggak sastra
Indonesia pada periode 1950-an, bersama karya-karya WS Rendra dan Toto
Sudarto Bachtiar.
Pada tahun 1958, sesaat setelah menikah dengan Pruistin Atmadjasaputra,
Ramadhan resmi menekuni karier sebagai wartawan kantor berita Antara di
Bandung, Jawa Barat. Dia juga pernah bertugas sebagai Redaktur Majalah
Kisah, Redaktur Mingguan Siasat dan Redaktur Mingguan Siasat Baru. Tugasnya sebagai wartawan dan kiprahnya di dunia
sastra membuat Ramadhan banyak bergaul dengan para seniman Indonesia.
Menurut Kompas, perjalanan hidup kemudian membawanya sebagai salah
seorang penulis biografi terbaik di negeri ini. Diawali dengan biografi
Inggit Garnasih, Kuantar ke Gerbang (1981), dia kemudian menulis
biografi tokoh-tokoh terkenal di Indonesia, seperti AE Kawilarang,
Soemitro, Ali Sadikin, Hoegeng, Mochtar Lubis, dan DI Panjaitan.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah buku Soeharto: Pikiran,
Ucapan, dan Tindakan Saya, yang merupakan biografi mantan Presiden
Soeharto yang dibuat saat Soeharto masih berada di puncak kekuasaannya
pada tahun 1988.
Selain menulis buku-buku biografi, Ramadhan juga menulis karya
sastra: Priangan Si Djelita (1956); Ladang Perminus
- Royan Revolusi, Novel, 1958; Antologie Bilingue de la Poesie
Indonesienne Contemoraine, Novel, 1972; Kemelut Hidup, Novel, 1976;
Keluarga Permana, Novel, 1978 dan Untuk Sang Merah Putih, Novel, 1988.
Karyanya, Ladang Perminus berhasil meraih penghargaan SEA Write Award,
1993. ►e-ti/tsl, dari berbagai sumber
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
|
|