|
C © updated 08052005 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
► e-ti |
|
|
Nama:
Soekarno M Noer
Lahir:
Tebingtinggi, Sumatra Utara,
13 September 1931
Agama:
Islam
Isteri:
Lily Istiarti
Anak:
Enam orang, di antaranya Tino Karno, Rano Karno, dan Suti Karno,
mengikuti jejaknya
Karir :
- Membintangi 30 judul film sebagai pemeran figuran
- Membintangi lebih 68 judul film sebagai pemeran utama
- Membintangi 20 judul drama
Organisasi:
- Ketua I PB Parfi (1972-1974)
- Ketua Umum PB Parfi, dua periode (1974-1978)
Penghargaan:
Piala Citra sebagai aktor pemeran utama dalam beberapa film pada
beberapa Festifal Film Indonesia
|
|
|
|
|
|
|
KARNO M NOER HOME |
|
|
BIOGRAFI Soekarno M Noer Aktor Film Legendaris
Dia aktor teater dan film yang legendaris di Indonesia,
Soekarno M Noer, kelahiran Tebingtinggi, Sumatra Utara,
13 September 1931, itu
telah melakoni
lebih 68 judul film sebagai pemeran utama dan
sekitar 20 drama. Ayah dari Rano Karno ini memiliki kemampuannya
membawakan peran yang antagonistis dengan penjiwaan yang mendalam.
Aktor yang dikenal sangat disiplin dan memiliki semangat tinggi, itu juga
memiliki kemampuan menghafal dan memahami dialog dalam skenario.
Sebelum menjadi bintang film, dia sempat bekerja sebagai pegawai kantor Pos, Telepon, dan Telegraf.
Namun untuk mewujudkan cita-citanya menjadi bintang film, dia memilih berhenti dari
pegawai dengan segala risikonya.
Dia pun melamar ke sana ke mari untuk menjadi pemeran dalam
film. Sampai berkali-kali lamarannya ditolak. Sampai akhirnya dia
diterima sebagai
figuran. Dengan penuh dedikasi, dia pun melakoni peran figuran itu dalam 30 judul film.
Berkat ketekunan, dedikasi, integritas dan kapasitasnya, akhirnya dia
pun terpilih memainkan peran utama
dalam film Gambang Semarang pada 1955. Sejak itu bintangnya pun semakin
bersinar. Dia selalu
dipercayakan sebagai pemeran utama dalam berbagai lakon film dan drama, seperti Runtuhan (1952)
Monsteraat (1955), Mutiara dari Nusa Laut (1957), Caligula (1956), dan
Mak Comblang (1968).
Dalam karirnya sebagai bintang filim , dia telah meraih banyak
pengharaan. Di antaranya, pada Festifal Film Indonesia (1960),
dia terpilih sebagai aktor terbaik. Juga sebagai pemeran utama terbaik
dalam Film Anakku Sayang (1967), film Di
Balik Cahaya Gemerlapan, film Jejak
Berdarah, dan film Jembatan Merah . Juga aktor terbaik dalam film Raja Jin Penjaga Pintu
Kereta Api versi PWI pada 1974-75. Terakhir,
memperoleh Piala Citra , sebagai pemeran utama terbaik dalam film Kemelut Hidup.
Kepedulian dan pengabdian suami Lily Istiarti, ini tidak sebatas
sebagai pemeran dalam film, tetapi dia juga aktif dalam organisasi
profesi insan film. Pada tahun 1972-1974 dia pun terpilih menjabat Ketua
I PB Parfi dan terpilih sebagai Ketua Umum PB Parfi dalam dua periode
berikutnya. Lalu terpilih menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta periode
1977-1979.
Bakat dan kehandalan dalam seni peran ayah dari enam orang anak ini,
juga diwarisi paling tidak tiga orang anaknya yakni
Tino Karno, Rano Karno, dan Suti Karno. ►e-ti/tsl,
dari berbagai sumber.
*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)
|
|