MTI KHUSUS 02 |
|
|
MTI-K-02 (INDEX)►
UTAMA:
01
02
03
04
05 BUPATI:
06 07
08
09
10
11
12
13 WABUP:
14 SEKKAB:
15 GERBANG DAYAKU:
16
17
18
19 KAPUR
SIRIH: 20 ==
Kutai Kartanegara (10)
Bupati dan Kabupaten Terpopuler
MTIK 02: Pimikiran dan konsep
Bupati Prof Dr H Syaukani HR, MM tentang Gerbang Dayaku bergema ke
seantero negeri. Gerakan Pengembangan dan Pemberdayaan Kutai Kartanegara
itu berhasil mengorbitkan Kutai Kartanegara pada tingkat kemajuan
spektakuler yang mengundang decak kagum berbagai kalangan, tidak hanya
masyarakat daerahnya tetapi juga masyarakat seantero negeri.
Di bawah kepemimpinan Prof Dr H Syaukani HR, MM, Kutai Kartanegara
menebar wangi harum keberhasilan ke berbagai penjuru negeri, bukan hanya
karena berita tentang kekayaan sumber daya alamnya melainkan juga oleh
kreatifitas dan kapasitas kepemimpinan bupatinya.
Dia pemimpin yang banyak dipublikasikan media cetak maupun elektronik
dan online. Seperti Majalah Berita TEMPO dan GATRA berulangkali
memublikasikan keberhasilan Bupati Kutai Kartanegara ini. Setidaknya dua
kali dalam satu tahun kedua majalah itu menerbitkan tulisan khusus
mengenai keberhasilan Bupati Syaukani HR dan Wakil Bupati Samsuri Aspar
dalam memimpin Kabupaten Kutai Kartanegara.
Demikian juga berbagai koran nasional dan daerah, sangat intens
memberitakan keampuhan program Gerbang Dayaku dalam mengakselerasi
pembangunan di Kutai Kartanegara.
Apalagi, Syaukani, seorang pemimpin modern yang sangat memahami arti
informasi, komunikasi dan publikasi. Dia sangat menyadari, suatu visi
harus disosialisasikan dengan jelas, komunikatif, menarik perhatian,
sederhana dan mudah diingat. Visi dan misinya yang digariskan dalam
Program Gerbang Dayaku, selain jelas dan menarik perhatian, juga
merefleksikan keunikan, sesuai dengan harapan dan keinginan banyak orang
(masyarakatnya), sesuai dengan nilai-nilai yang dianut sebagian besar
orang, mampu memberi makna dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari,
memotivasi, memberikan rasa bangga, membuat orang bersedia berkorban dan
diyakini oleh masyarakatnya dapat dicapai.
Slogan, siapa menguasai informasi, dia menguasai dunia, sungguh dapat
diraih dan diimplementasikan untuk menyosialisasikan dan mewujudkan visi
dan konsepnya. Secara sadar, dengan kecerdasan intelektualnya, dia
berusaha membangun image dan citra Kutai Kartanegara sebagai daerah
tujuan wisata, untuk kelak tidak hanya mengandalkan kekayaan alamnya,
terutama minyak, gas bumi dan batubara yang akan ada masa habisnya. Dia
berobsesi menjadikan Kutai Kartanegara setara dengan Bali, demi
kemakmuran masyarakatnya. Jika Indonesia dikenal dengan Bali, setidaknya
Kalimantan dikenal dengan Kutai Kartanegara,
Kutai Emas.
Itulah yang ingin dia capai dengan membangun berbagai infrastruktur
pendukungnya serta menggalang informasi, komunikasi dan publikasi itu.
Bukan semata-mata untuk mencari pupularitas pribadinya. Bahkan sangat
sulit dia diyakinkan untuk bersedia menguraikan profil perjalanan
hidupnya. “Perjalanan hidup saya biasa saja, seperti dialami semua orang.
Lebih baik Anda melihat langsung apa yang kami lakukan di Kutai
Kartanegara,” katanya saat bertemu wartawan Tokoh Indonesia di Jakarta.
Karya-karyanya, serta suara masyarakat Kutai dan para kerabatnya, memang
lebih bercerita tentang siapa H Syaukani HR. Setelah mengunjungi Kukar
selama beberapa kali, dan membaca pemberitaan di berbagai media, Tim
Wartawan Tokoh Indonesia, mengapresiasinya sebagai seorang pemimpin amat
populer. Dia pemimpin yang dicintai sebagian besar rakyatnya.
Sehingga, pantas saja masyarakat Kutai Kartanegara berdemo dan mogok
hampir dua bulan lamanya menolak penggantiannya secara mendadak oleh
Mendagri tanpa lebih dulu memberitahukan kepada DPRD dan kepadanya,
November 2004 lalu. Masyarakat Kutai Kartanegara berdemo bak lebah saat
mereka diusyik dengan mengganti pimpinan yang mereka idamkan.
Akibat perlawanan masyarakat itu, Syaukani malah dituduh mendalangi demo
itu bahkan dituduh melakukan korupsi. Tuduhan yang ternyata tidak
terbukti kala itu. Kendati akhirnya, ia diganti sesuai ketentuan
menjelang Pilkada Bupati, masyarakat Kutai Kartanegara kemudian
membuktikan pilihannya. Pada Pilkada Bupati pertama secara langsung di
Indonesia itu, pasangan Syaukani HR dengan Samsuri Aspar meraih suara
mutlak lebih 60 persen, mengungguli dua pasangan pesaingnya. Rakyat
menentukan pilihannya, kendati pada saat kampanye Syaukani dihujani
black campaign luar biasa buruk.
Suara rakyat telah bergema melalui pilihannya. Jika pada periode pertama
sebagai Bupati Kartanegara, Syaukani dipilih melalui Sidang Paripurna
DPRD, pada periode kedua, dia dipilih langsung rakyat melalui Pilkada 1
Juni 2005. Hal ini sekaligus pembuktian, bahwa apa yang dilakukannya
mendapat dukungan mutlak dari masyarakatnya. Sehingga masyarakat memberi
kesempatan melanjutkan program-program Gerbang Dayaku Tahap II yang
telah disetujui DPRD.
Sesungguhnya sudah sejak awal tahun 1990-an masyarakat Kutai
mengharapkannya menjadi bupati. Pada tahun 1992, dia sudah didaulat
berbagai elemen masyarakat dan empat fraksi DPRD Kutai untuk menjadi
bupati. Tapi karena sistem demokrasi semu kala itu, namanya dicoret dari
daftar calon untuk memenangkan calon yang diinginkan Gubernur dan Pusat.
Sejumlah anggota DPRD memboikot, tidak menghadiri sidang pemilihan,
sehingga tidak memenuhi qorum. Namun pemilihan tetap dilangsungkan,
walau kemudian dibatalkan.
Syaukani, dengan kepemimpinnya yang kala itu menjabat Kadispenda Kutai
merangkap Ketua DPD Golkar Kutai, bersedia mundur dua langkah,
menganjurkan para anggota DPRD itu bersedia menghadiri pemilihan bupati
ulang. Sejak itu, dia makin intens dalam dunia politik dan pendidikan.
Kemudian setelah reformasi, tepatnya 14 Oktober 1999, dia terpilih
menjadi Bupati Kutai Kartanegara (1999-2004), setelah sempat menjabat
Ketua DPRD Kutai Kartanegara. Masih dua tahun menjabat bupati, berbagai
elemen masyarakat Kalimantan Timur mendaulatnya untuk bersedia
dicalonkan menjadi Gubernur Kaltim. Tawaran ini tidak serta-merta
diterimanya. Dia bahkan menolak dengan alasan, dia baru saja menerima
amanah dari rakyat daerah kelahirannnya, Kukar.
Saat ini, dalam periode kedua menjabat Bupati, berbagai elemen
masyarakat sudah memintanya lagi untuk bersedia dicalonkan menjadi
Gubernur Kaltim pada Pilkada 2008 nanti. Ketua DPD Partai Golkar Kaltim
ini mensyukuri keinginan masyarakat Kaltim itu. Dia bukan pemimpin yang
munafik. Namun sekali lagi, dia harus membuktikan dulu karyanya di Kukar
sampai 2008. Jika kemajuan daerahnya signifikan dan sesuai dengan
harapan masyarakat, dia baru bersedia dicalonkan. Jika tidak, dia lebih
memilih meneruskan masa jabatannya sebagai bupati sampai 2010. ►mtik/tsl
*** Majalah Tokoh Indonesia (www.e-ti/majalah)
|