Tuan MH Manullang (1887-1979)

Pejuang Pers dan Kemerdekaan

Digelari Tuan Manullang, seorang jurnalis pejuang perintis pers dan kemerdekaan. Saat berusia 19 tahun telah menerbitkan koran Binsar Sinondang Batak (1906). Juga menerbitkan koran Soara Batak (1919-1930) untuk menentang penindasan Belanda. Akibat tulisannya, ia dipenjara di Cipinang.

Ir H Djuanda Kartawidjaja (1911-1963)

Pendeklarasi Negara Kepulauan

Perdana Menteri Ir H Djuanda Kartawidjaja, pada 13 Desember 1957 mendeklarasikan bahwa Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan. Maka sangat bijak ketika hari Deklarasi Djuanda itu kemudian melalui Keppres No.126/2001 dikukuhkan sebagai Hari Nusantara.

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
:: Beranda :: Berita :: Profesi :: Politisi :: Pejabat :: Pengusaha :: Pemuka :: Selebriti :: Aneka ::
  P E M U K A
 ► Pemuka
 ► Sesepuh
 ► Pahlawan
 ► Islam
 ► Kristen
 ► Katolik
 ► Hindu
 ► Buddha
 ► Agama Lain
 ► Adat-Golongan
 ► Legenda
 ► Ibu Negara
 ► Srikandi
 ► Majalah TI
 ► Nusantara
 ► Search
 ► Poling Tokoh
 ► Selamat HUT
 ► Pernikahan
 ► In Memoriam
 ► Majalah TI
 ► Redaksi
 

 


 
PEMUKA  
 

SEARCH



 
 

 

Proklamator Soekarno (1901-1970)

Berdiri di Atas Kaki Sendiri

Presiden RI 1945- 1966, ini menganut ideologi pembangunan ‘berdiri di atas kaki sendiri’. Proklamator ini dengan gagah mengejek Amerika Serikat dan negara kapitalis lainnya: "Go to hell with your aid." Pemimpin Besar Revolusi ini menggelorakan semangat revolusi bagi bangsanya.

 

Idham Chalid, KH

Ulama & Politisi Pelaku Filosofi Air

KH Idham Chalid kelahiran Satui, Kalsel, 27 Agustus 1921, seorang ulama dan politikus pelaku filosofi air. Dia tokoh Indonesia yang pernah menjabat Wakil Perdana Menteri, Ketua DPR/MPR, dan Ketua Umum PB NU. Juga pernah memimpin pada tiga parpol berbeda yaitu Masyumi, NU dan PPP.

 

St Gr Tumpak Hasiholan Simanullang (1928-2008)

Guru 45 Tahun, Tanpa Tanda Jasa

OBITUARI: Pahlawan tanpa tanda jasa. Hanya penghargaan ini juga diberikan kepada St Gr Tumpak Hasiholan, yang telah mengabdi 45 tahun aktif sebagai guru sejak berusia 18 tahun (1946). Pria yang pernah bangkit dari kematian ini juga aktif sebagai penetua dan gembala sidang di gereja selama 51 tahun.

 

Muhammad Ilyas Ruchyat, KH (1934-2007)

Ajengan Pesantren Cipasung

Mantan Rois Aam PB Nahdlatul Ulama (1994-1999) dan Pemimpin Pondok Pesantren Cipasung Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, KH Muhammad Ilyas Ruchyat meninggal dunia hari Selasa 18 Desember 2007 pukul 16.15 di kediamannya di Pondok Pesantren Cipasung karena sakit.

 

Buya Hamka (1908-1981)

Ulama, Politisi dan Sastrawan Besar

Buaya Hamka seorang ulama, politisi dan sastrawan besar yang tersohor dan dihormati di kawasan Asia. HAMKA adalah akronim namanya Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Lahir di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 dan meninggal di Jakarta 24 Juli 1981.

 

HR Rasuna Said (1910-1965)

Orator, Srikandi Kemerdekaan

HR Rasuna Said (Hajjah Rangkayo Rasuna Said) seorang orator, pejuang (srikandi) kemerdekaan Indonesia. Pahlawan nasional Indonesia ini lahir di Maninjau, Agam, Sumatera Barat, 15 September 1910 dan wafat di Jakarta, 2 November 1965 dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

 

Markus Daniel Wakkary

Pendeta yang Jurnalis

Ketua Majelis Pusat GPdI (Gereja Pentakosta di Indonesia) dan Gembala Sidang GPdI Maranatha, Medan, ini seorang wartawan senior. Pria kelahiran Bogor, 22 Juni 1943, ini seorang jurnalis yang pendeta dan pendeta yang jurnalis.  Mantan Ketua GAMKI Sumut ini pernah menjadi Anggota MPR (1999-2004).

 

KH Yusuf Hasyim (1929-2007)

Mustasyar Ponpes Tebuireng

Sesepuh NU dan Mustasyar Ponpes Tebuireng, Jombang, KH Yusuf Hasyim, kelahiran Jombang, 3 Agustus 1929, yang akrab dipanggil Pak Ud, meninggal dunia 14 Januari 2007 pukul 18.40 di RSUD Dr Soetomo Surabaya. Putra pendiri NU KH Hasyim Asy’ari, itu meninggal akbat radang paru-paru.

 

M Syafi'i Anwar (01)

Pluralisme, Bukan Sekadar Toleran

Wacana pluralisme kini kembali memperoleh relevansinya dengan terjadinya berbagai peristiwa yang mengganggu hubungan antarpenganut agama-agama di Indonesia. Namun, pluralisme sering dipahami secara salah dengan menganggap menyama-kan semua pandangan agama-agama yang berbeda.

 

Abu Bakar Ba’asyir

Tak Terlibat Teroris & Bom Bali

Ketua Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Abu Bakar Ba’asyir yang akrab dipanggil Ustadz Abu, divonis MA bebas dari dakwaan terkait dengan kasus terorisme dan peledakan bom di Bali. Pemimpin Pondok Pesantren Al Mu'min, Solo, kelahiran Jombang, 17 Agustus 1938, itu sebelumnya dihukum PN selama 2,5.

 

Yos Sudarso (1925-1962)

Gugur di Atas KRI Macan Tutul

Pahlawan Nasional Laksamana Madya Yosaphat Sudarso (Yos Sudarso), kelahiran Salatiga, 24 November 1925, gugur dalam pertempuran di atas KRI Macan Tutul dalam pertempuran Laut Aru 13 Januari 1962 pada masa kampanye Trikora. Namanya kini diabadikan pada sebuah KRI dan pulau.

 

Johanna Masdani (1910-2006)

Bangsa Indonesia yang Sebenarnya

"Saya menjadi bangsa Indonesia dalam arti kata yang sebenarnya," kata Jos, panggilan akrab Johanna Masdani, saat ikut aktif dalam perkumpul-an pemuda Indonesia di Gedung Indonesisch Clubhuis. Puteri bangsa kelahiran Amurang, Sulut, 29 November 1910, ini berpulang di Jakarta, 13 Mei 2006 (95 tahun).

 

Mohammad Noer

Sang Pamong Abdi Rakyat

Pada usia hampir 90 tahun, M. Noer tak pernah berhenti berpikir dan berkarya. Tujuan utamanya meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pendidikan sumber daya manusia. Sebab, tujuan kemerdekaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, membuat wong cilik biso minggo kemuyu.

 

Nurcholis Madjid (1939-2005)

Berpulang Dalam Damai

Ikon pembaruan pemikiran dan gerakan Islam di Indonesia, itu menghembuskan nafas terakhir dengan wajah damai setelah melafalkan nama Allah, Senin 29 Agustus 2005 pukul 14.05 WIB di RSPI, Jaksel. Cendekiawan kelahiran Jombang, 17 Maret 1939, itu meninggal akibat penyakit hati.

 

Prof KH Ali Yafie

Ulama Ahli Fiqh

Prof KH Ali Yafie, mantan Ketua Umum MUI, seorang ulama ahli Fiqh (hukum Islam). Dia ulama yang berpenampilan lembut, ramah dan bijak. Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, Sulsel, ini juga terbilang tegas dan konsisten dalam memegang hukum-hukum Islam.

 

Roeslan Abdulgani (1914-2005)

Api yang Tak Kunjung Padam

Ia dikenal sebagai tokoh penting bagi terselenggaranya Konferensi Asia - Afrika di Bandung, 1955. Jiwa nasionalismenya tak lekang dimakan usia, laksana api yang tak kunjung padam. Dia selalu memimpikan dapat melihat dunia yang benar-benar damai.

 

KH Hasan Basri

Ketua Umum MUI Pertama

Dia Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang pertama. Ulama kelahiran Muara Teweh, kota kecamatan sekitar 600 km sebelah utara Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada 20 Agustus 1920, itu adalah penggagas bank syariah di Indonesia yang ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI).

 

Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid

Ibu Negara Pejuang Hak Perempuan

Ibu Negara ke-4 ini sudah sangat terbiasa menghadapi perilaku suami yang kontroversial. Maka, ia pun tak terlalu merasa kaget ketika MPR RI tahun 1999 mengangkat suaminya, KH Abdurrahman Wahid menjadi Presiden. Ia juga tak perlu merasa kehilangan ketika lembaga yang sama, tahun 2001 menurunkan suaminya dari kursi kepresidenan.

 

Mufidah Jusuf Kalla

Penopang Karir Suami

Wanita bersuara lembut yang berusaha menjaga sikap untuk selalu tampil setenang mungkin, Mufidah Miad Saad, ini seorang ibu yang setia menopang karir suami, Wakil Presiden Jusuf Kalla. Keberhasilan JK dalam dunia usaha dan dunia politik tak terlepas dari dukungan wanita Minangkabau kelahiran Sibolga 12 Februari 1943, ini.

 

Dr Andreas Anangguru Yewangoe

Pelayan Gereja bagi Orang Lain

Ketua Umum PGI periode 2004-2009, ini punya obsesi menjadikan gereja berguna bagi orang lain. Tidak hanya pelayan bagi jemaat sendiri tetapi juga pelayan bagi orang di luar komunitas Kristen. Dia bertekad mewujudkan keyakinan itu lewat cita-cita PGI yakni Keesaaan Gereja di Indonesia yang dimplementasikan dalam keesaan in action.

 

DI Panjaitan (1925-1965)

Pembongkar Rahasia PKI - RRC

Dia membongkar rahasia kiriman senjata dari RRC untuk PKI serta menolak rencana PKI membentuk Angkatan Kelima yang terdiri atas buruh dan tani, membuat dirinya masuk daftar perwira Angkatan Darat yang dimusuhi PKI, yang lalu diculik dan dibunuh pemberontakan Gerakan 30 September 1965/PKI.

 

Kristiani Herrawati

Pendamping Sepadan Presiden

Lahir, dibesarkan dan berkeluarga di lingkungan para perwira militer, kemudian diperkaya dengan jabatan politik sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, telah memberi bekal kepada Ibu Negara (The First Lady) ini sebagai pendamping yang sepadan bagi suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono, menjalankan pengabdian sebagai Presiden RI.

 

Abdul Haris Nasution (1918-2000)

Jujur Pada Sejarah dan Nurani

Gaya hidup bersahaja dibawa Jenderal Besar A.H. Nasution sampai akhir hayatnya, 6 September 2000. Ia tak mewariskan kekayaan materi pada keluarganya, kecuali kekayaan pengalaman perjuangan dan idealisme. Rumahnya di Jalan Teuku Umar, Jakarta, tetap tampak kusam, tak pernah direnovasi.

 

Raja Si Singamangaraja XII (1849-1907)

Menolak Dinobatkan Menjadi Sultan

Dia seorang pejuang sejati, yang anti penjajahan dan perbudakan. Pejuang yang tidak mau berkompromi dengan penjajah kendati kepadanya ditawarkan menjadi Sultan Batak. Ia memilih lebih baik mati daripada tunduk pada penjajah. Ia kesatria yang tidak mau mengkhianati bangsa sendiri demi kekuasaan. Ia berjuang sampai akhir hayat.

 

KH Achmad Mustofa Bisri

Sang Kiyai Pembelajar

Kiyai, penyair, novelis, pelukis, budayawan dan cendekiawan muslim, ini memberi warna baru pada peta perjalanan kehidupan sosial dan politik para ulama. Ia kiyai pembelajar bagi para ulama dan umat. Pengasuh Ponpes Roudlatut Thalibin, Rembang, Jateng, ini enggan dicalonkan menjadi Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama dalam Muktamar NU ke-3.

 

KH Muhammad Achmad Sahal Mahfudz

Pendobrak Pemikiran Tradisional NU

Sosoknya sangat bersahaja. Bicaranya tenang, lugas, tidak berpretensi mengajari. Padahal KH Muhammad Achmad Sahal Mahfudz sangat disegani. Pada Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) di Donohudan, Boyolali, Jateng., Minggu (28/11-2/12/2004), dia dipilih untuk periode kedua 2004-2009 menjadi Rais Aam Syuriah PB NU.

 

Abdul Muis (1883-1959)

Tak Gentar Melawan Belanda

Abdul MuisPerlawanan terhadap penjajahan Belanda dilakukannya tanpa putus-putus dengan berbagai cara. Dengan ‘pena’-nya yang tajam, partai politik, komite perlawanan orang pribumi, bahkan memimpin mogok kerja. Sebagai seorang wartawan, tulisan Abdul Muis merupakan tulisan perlawanan terhadap Belanda.

 

Wage Rudolf Supratman (1903–1938)

Penggubah Lagu Indonesia Raya

Tingginya jiwa kebangsaan menuntunnya membuahkan karya bernilai tinggi yang telah menjadi pembangkit semangat perjuangan pergerakan nasional. Semangat kebangsaan dan kehendak untuk merdeka dalam jiwanya dituangkan dalam lagu gubahannya Indonesia Raya, yang kemudian menjadi lagu kebangsaan negeri ini.

 

Kapitan Pattimura (1783 -1817)

Pahlawan Nasional dari Maluku

Kapitan Pattimura yang bernama asli Thomas Matulessy, ini lahir di Negeri Haria, Saparua, Maluku tahun 1783. Perlawanannya terhadap penjajahan Belanda pada tahun 1817 sempat merebut benteng Belanda di Saparua selama tiga bulan setelah sebelumnya melumpuhkan semua tentara Belanda di benteng tersebut.

 

Pangeran Diponegoro (1785-1855)

Pejuang Berhati Bersih

Dilahirkan dari keluarga Kesultanan Yogyakarta, memiliki jiwa kepemimpinan dan kepahlawanan. Hatinya yang bersih dan sebagai seorang pangeran akhirnya menuntunnya menjadi seorang yang harus tampil di depan guna membela kehormatan keluarga, kerajaan, rakyat dan bangsanya dari penjajahan Belanda.

 

Paku Buwono XII (1925-2004)

Sinuhun Hamardika Wafat

Sri Susuhunan Paku Buwono (PB) XII, meninggal dunia Jumat 11 Juni 2004 pukul 08.15 WIB di Rumah Sakit Dr Oen, Surakarta. Raja Keraton Kasunanan Surakarta yang sebelumnya bernama Raden Mas Gusti Suryo Guritno dinobatkan menjadi raja tanggal 12 Juli 1945, pada usia 20 tahun. Ia raja terlama dalam Dinasti Mataram.

 

Try Sutrisno

Sang Negarawan Berpendirian Teguh

Mantan Wakil Presiden ini dikenal sebagai seorang negarawan yang jujur, bersahaja, loyal, berdedikasi tinggi dan berpendirian teguh. Putra terbaik bangsa ini bukanlah seorang ambisius yang mau menghalalkan segala cara untuk meraih jabatan tertentu. Ia selalu bijak dan bajik mengambil posisi sesuai kepantasan tanggung jawabnya.

   

Tahi Bonar Simatupang (1920-1990)

Sang Jenderal yang Berutang

Mantan Wakil KASAP RI (1948-1949) dan KASAP RI (1950-1954), ini pensiun dini dari dinas militer karena prinsip yang berbeda dengan Presiden Soekarno. Lalu orang yang  selalu merasa berutang ini pun mengisi hari-harinya menjadi aktivis gereja. Sampai kemudian menjadi Ketua  Dewan Gereja-Gereja Indonesia, se-Asia dan se-Dunia.

 

Umar Wirahadikusumah

Banyak Bekerja dan Sedikit Bicara

Mantan Wakil Presi-den RI ke-4 (1983-1988) Umar Wirahadikusumah menghembuskan napas terakhir, sekitar pukul 07.53 WIB, Jumat 21 Maret 2003. Ia seorang putera terbaik bangsa yang jujur, rendah hati, taat pada aturan main dan lebih banyak bekerja daripada berbicara. Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan ini juga dinilai relatif bersih dari KKN. Ia juga orang yang legowo, tidak ambisius, menerima apa adanya.

 

 

Julius Kardinal Darmaatmadja

Sang Nelayan Penjaring

Kardinal Indonesia yang juga Anggota Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama ini terpanggil dan terpilih sebagai nelayan penja-ring: "Atas perintahMu, kutebarkan jalaku." Ia juga melayani sebagai Uskup Agung Jakarta. Pastor kelahiran Jagang, Muntilan, 20 Desember 1934, ini menyukai warna serba biru yang melambangkan warna damai.

 

M Hatta (1902-1980)

Sang Proklamator

Mohammad Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 di Bukittinggi. Di kota kecil yang indah inilah Bung Hatta dibesarkan di lingkungan keluarga ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya.

 

Adam Malik (1917-1984)

Si Kancil Pengubah Sejarah

Ia merupakan personifikasi utuh dari kedekatan antara diplomasi dan media massa. Pria otodidak yang secara formal hanya tamatan SD (HIS) ini pernah menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York dan merupakan salah satu pendiri LKBN Antara. Ia berpengalaman sebagai duta besar, menteri, hingga menjadi wakil presiden.

 

HM Soeharto (1)

Dikhianati Pembantu Dekatnya

HM Soeharto, sosok nama besar yang me-mimpin RI, selama 32 tahun. Suatu kepemim-pinan luar biasa yang harus diakui oleh teman dan lawan politiknya. Sempat mendapat penghargaan dari FAO atas keberhasilan menggapai swasembada pangan (1985). Namun, akhirnya ia harus meletakkan jabatan secara tragis (1998), akibat pengkhianatan para pembantu dekatnya.

 

Kristoforus Sindhunata

Tokoh Pembauran Bangsa

Aktivitasnya semasa menjabat Ketua Umum Bakom-PKB, menempatkannya sebagai salah seorang tokoh pembauran bangsa. Kristoforus Sindhunata yang terlahir di Jakarta 20 Maret 1933 dengan nama Ong Tjong Hay, meninggal dunia Selasa 16 Agustus 2005, pukul 09.00, di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta.

 

Dokter Sutomo (1888-1938)

Pendiri Budi Utomo

Dokter Sutomo yang bernama asli Subroto ini lahir di desa Ngepeh, Jawa Timur, 30 Juli 1888. Ketika belajar di STOVIA, ia bersama rekan-rekannya, atas saran dr. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo (BU), organisasi modern pertama di Indonesia, pada 20 Mei 1908, yang kemudian diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

 

Ki Hajar Dewantara (1889-1959)

Bapak Pendidikan Nasional

Pendiri Taman Siswa ini adalah Bapak Pendidikan Nasional. Lahir di Yogyakarta 2 Mei 1889. Hari lahirnya, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Ajarannya yang terkenal ialah tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sungtulada. Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 28 April 1959 dan dimakamkan di sana.

 

Yusman Roy

Inti Agama Adalah Akhlak Mulia

Yusman Roy, pria kelahiran Surabaya 25 Februari 1955, dipenjara gara-gara mengajarkan salat dua bahasa. Tetapi, apa pandangan dia tentang akhlak dan keberagamaan? Berikut perbincangan Kajian Utan Kayu (KIUK) dengan Pengasuh Pondok Iktikaf Ngaji Lelaku, Malang itu, di Kantor Berita Radio 68H Jakarta, beberapa waktu lalu.